Review Series Two Weeks to Live

 "LOL!!! Lagi fokus-fokusnya, dia ngelawak. Sial!" pikiran saya berkata demikian karena insiden kacamata. Setelah adegan pembuka dengan musik yang cukup asik, series ini semakin membuat mata saya 'melek'. Dan untungnya, ketika saya nonton di Mola TV, season 1 series ini sudah tersedia 5 episode, sehingga durasi 20 menitan per episode tak membuat saya merasa kurang. Bisa marathon nonton jadinya, hehe.


   Meskipun hanya lelucon, pertanyaan “Apa yang akan kita lakukan jika dunia berakhir dalam 2 minggu lagi?” jelas membuat otak manusia lekas berpikir untuk mewujudkan hal-hal yang selama hidupnya ditunda. Atau bisa jadi mimpi-mimpi yang awalnya disepelekan, menjadi mimpi yang disertai ambisi penuh untuk mewujudkannya. Mengapa demikian? Karena kita sadar waktu di dunia akan segera berakhir.

 

Serial Two Weeks to Live, nyatanya sempat membuat saya memikirkan hal di atas. Walau hanya sebatas khayalan, yang jika dilakukan sambil menatap langit, kemudian memejamkan mata akan nyaman sekali. Oh iya, dengan hembusan angin juga tak boleh terlewatkan. Dan ketika membuka mata, jangan salahkan jika diri kita merasa sangat bodoh, seakan berkata “Masih banyak hal berguna yang bisa saya kejakan”. Tapi bukan manusia jika tak punya sisi bahagia ketika tenggelam dalam khyalannya, iya kan?

 


Untuk tujuan menghibur, Two Weeks to Live bagi saya berhasil banget! Saya suka sekali bagaimana Al Champbell selaku sutradara mengemas genre thriller comedy ini menjadi ‘tak berat dan tak ringan juga’, komposisinya terbilang pas, mengingat di dalamnya banyak dark jokes yang diselipkan. Yaa, mungkin butuh sepersekian detik untuk mengerti kemudian membuat kita tertawa.

 

Maisie Williams yang memerankan tokoh utama dalam series ini, bernama Kim Noakes, menjadi magnet tersendiri untuk saya ketika memutuskan menonton series ekslusif yang tayang di Mola TV ini. Buat yang belum tahu, atau lupa, Maisie Williams adalah pemeran Arya Strak dalam serial Game of Thrones, karakter yang sangat saya sukai. Dan terkadang saat melihat gesture Kim pun, saya masih terbayang Arya, mungkin karena kedua karakter sama-sama lincah dan jago berkelahi. 



Misi yang dilakukan Kim pun sama! Yaitu balas dendam atas kematian ayahnya. Namun dalam Two Weeks to Live misi ini tak berlangsung lama, cepat sekali dieksekusinya, karena kematian tersebut bak pintu gerbang yang mengajak penonton untuk masuk dan mulai berpetualang bersama. Misi yang ia selesaikan nyatanya menjadi sumber hadirnya masalah-masalah baru. "Aku bukan gadis kecil lagi. Aku bisa jaga diriku sendiri", saat Kim berkata demikian, saya memutuskan untuk lanjut ber-streaming ria, yeay

 

Petualangan Kim menjadi semakin tak terduga ketika Ibunya, Tina Noakes yang diperankan oleh Sian Clifford, muncul. Ditambah ia semakin menemukan potongan-potongan kebenaran dalam hidupnya. Saya rasa, akan banyak fakta-fakta menarik di episode-episode selanjutnya. Kim memiliki sebuah buku dalam menjalankan misinya, di dalamnya berisi hal-hal yang harus ia lakukan, bisa dibilang itu juga bagian dari misinya. ‘Things to do on the real world’ tertulis di covern. Sebagian dari kita pasti tahu salah satunya, percintaan, terlalu klise memang untuk proses pendewasaan. Tapi rasanya tak lengkap jika sebuah karya tanpa unsur percintaan. 

 

"Ciri khas kemanusiaan adalah ketidaksadaran", sepenggal dialog yang saya kagumi dalam series ini. Gaby Hull dan Phoebe Eclair-Power sebagai penulis patut bangga dengan karyanya yang berhasil disampikan oleh para pemeran Two Weeks to Live. Terutama bagi karakter kakak-adik, Nicky yang diperankan oleh Mawaan Rizman dan Jay yang diperankan oleh Taheen Modak, dengan perdebatan yang sering mereka lakukan menjadikan serial ini punya value tersendiri untuk membuka mata penonton akan persaudaraan dalam keluarga.



Sepanjang streaming, saya juga menemukan hal-hal lain yang membuat jatuh cinta pada Two Weeks to Live, yaitu sinematografinya! Seneng banget sama point of view yang serial ini kasih, apalagi pas pakai drone, jadi indah banget landscape Inggris Utara dari atas. Good job deh buat Sam Short sebagai drone pilot. Musiknya juga begitu, jelas punya nyawa tersendiri dan membuat Two Weeks to Live semakin mendebarkan dan berkelas, selamat buat composer Todyrum atas kerja kerasnya! Oh iya, detail sound effectnya juga bikin merinding, apalagi pas adegan berantem, jadi semakin berasa pas lagi pukul-pukulan dan patahin tulang, haha. Jack Gilles selaku sound effect editor juga juara sekali…..



Buat kalian yang penasaran sama serial ini, bisa deh langsung download dan berlangganan layanan streaming Mola TV, biayanya pun murah banget, mulai dari Rp 12,500 ajah sudah bisa menyakisikan tontonan kelas dunia yang ekslusif. Selain Two Weeks to Live juga ada Jackie Brown, Locked Down, There Will Be Blood, dan masih banyak lagi.

No comments