Green Jobs, Are We Ready For It?

“Pernah mikir gak sih, apa jadinya dunia tanpa saya”

 

Work from home (WFH), rasanya seperti liburan panjang waktu sekolah dulu. Hari pertama dijamin senang sekali, sampai akhirnya rasa bosan hadir memasuki minggu kedua. Kangen teman sekelas, guru yang nyebelin, jajanan kantin, dan momen seru lainnya saat pelajaran kosong. Ketika mulai ‘longgar’ dan boleh masuk kantor lagi secara bergilir, rasanya bahagia sekali, ditambah langit Jakarta yang semakin indah, karena WFH secara tak langsung mengurangi polusi udara. Terima kasih buat kalian….



   Hari itu Transjakarta tak seramai biasanya. Tapi saya suka, seperti biasa kursi paling belakang dekat jendela adalah spot favorit untuk saya, sesekali melihat langit dan bumbu khayalan di otak berpacu menciptakan kebahagiaan, tak ada macet pagi itu, mungkin karena masih banyak yang work from home. Udara pun segar sekali, sebelum ke kantor, rasanya wajib nyobain suasana taman yang nyaman banget! Entah sampai kapan pandemi ini akan berlangsung, sisi positifnya mungkin pencemaran udara menurun. Dan tentunya semua senang, terbukti ketika fyp TikTok dipenuhi langit biru berpadu dengan tatanan pedestrian Jakarta yang semakin nyaman diiringi OST Start Up berjudul RunningVibes Koreanya berasa banget! 


Hi, Green Jobs!

Mungkin sudah menjadi habit semasa pandemi bagi orang-orang yang ingin tetap produktif dengan mengikuti webinar, saya salah satunya, dan tema yang diangkat oleh Koaksi Indonesia bersama Komunitas Indonesian Social Blogpreneur (ISB) dalam #SelasaSharing sangatlah menarik di pikiran saya, Memahami Green Jobs & Peluangnya di Indonesia, awalnya saya pikir Green Jobs semacam kegiatan yang beberapa kali saya ikuti, seperti CSR perusahaan kemudian tanam-menanam, ternyata itu hanyalah sebagian kecil dari penjabaran Green Jobs



“Terjun ke Green Jobs, tak hanya terjun ke bidang ekonomi saja, tak hanya mengurangi, tapi menjadi salah satu langkah dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim” kata Mba Siti Koiromah yang menjadi narasumber di webinar kala itu. Isu ‘Perubahan Iklim’ pun kembali keras terdengar. Sebelum memahami detail Green Jobs, saya rasa isu ini wajib kita ingat kembali. Kerusakan serta kebakaran hutan dan lahan, banjir, hingga longsor. Belum lagi masalah pengolaan sampah serta limbah. Solusi terkait masalah tersebut adalah cara kita beradaptasi menyambut Green Jobs

 

Green Jobs adalah pekerjaan dengan kontribusi terhadap pemulihan lingkungan, pelestarian lingkungan dalam sektor tradisional atau sektor ‘hijau’ saat ini, yang dalam pengaplikasianya mengurangi limbah, emisi, dan mendukung adaptasi perubahan iklim. Baru di tahap penjelasan saja otak saya mulai berasap mencari titik temu kegiatan yang belakangan saya lakukan dengan hadirnya istilah Green Jobs yang mulai tersimpan di hipokampusYang kemudian hati membalas “Kontribusi lo sudah ada?”



“Green jobs itu merupakan salah satu peluang bagi kita semua, kalau kita mau. Dari hal kecil saja dulu, menggunakan transportasi umum misalnya” lanjut Mba Siti. Ibarat hari valentine, terus pas liat meja kerja ada yang ngasih cokelat tanpa nama gitu, rasanya seneng banget! Kalau udah dimention transportasi umum, rasanya hal kecil yang saya lakukan hari itu berharga banget, setidaknya saya berkontribusi



Istilah Green Jobs sendiri diberikan oleh International Labor Organization (ILO), wadah para pekerja yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan, untuk jenis pekerjaan yang terkait dengan agenda pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi. Dan ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas karbonnya pada 2025 mendatang. Tapi kalau kita bisa berkontribusi dari hal-hal kecil dalam prosesnya, seperti mulai menggunakan transportasi umum, hemat listrik, tak membuang sampah sembarang dan mulai memilahnya, hingga hemat dalam penggunaan kertas, kenapa tidak dilakukan?

 

Potensi Green Jobs di Indonesia?

Perkembangan teknologi dan bonus demografi sosial ekonomi menjadi keuntungan tersendiri untuk Indonesia ketika berhadapan dengan Green Jobs sebagai sektor pekerjaan baru. Tapi harus diingat, ada satu syarat utama yang harus dimiliki ketika suatu pekerjaan ingin dikatakan Green Jobs, “Syarat utamanya, harus layak” tegas Mab Siti. Tentunya buka semata-mata kerja untuk pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan ini-itu yang berujung kerjanya jadi tak produktif dan tak nyaman. Dan harus digarisbawahi kalau Green Jobs bukan hanya soal volunteer, atau bersifat sukarela. 



Green Jobs ‘mungkin’ bisa jadi budaya dengan kontribusi yang sejalan terhadap pelestarian lingkungan, serta mengurangi dampak perubahan iklim. Terlebih ketika berbicara dari sisi bisnis, yang sejatinya tak boleh dilupakan untuk kata ‘jobs’ yang ditunjukkan. Info dari webinar, ada tiga negara yang sudah memproyeksikan Green Jobs sebagai bagian dari bisnis yang menjanjikan untuk saat ini. Baik dari sisi cuan dan juga pelestarian.

 

Korea Selatan yang pada Juli tahun lalu berstrategi untuk menciptakan 659.000 pekerjaan serta membantu dalam mengatasi krisis ekonomi plus menghadapi tantangan iklim dan lingkungan yang akan menghabiskan dana investasi US $ 61 M dalam lima tahun mendatang. Dan kalian tahu itu wujudnya? Hal ini dilakukan dalam upaya peningkatan kapasitas energi terbarukan serta memperluas armada mobilitas ramah lingkungan bertenaga listrik dan hydrogen. Tahu serial Start Up? Nam Do-San? Soe Dal-Mi? Nah, mungkin seperti itulah…. Hehe..



Inggris dan Jerman pun demikian, dengan biaya yang tak sedikit mereka juga mendorong terciptanya lingkungan hijau di negaranya masing-masing. Inggris dengan target nol emisi gas rumah kaca bersih pada 2050, dan Jerman dengan budget 130 miliar euronya untuk menstimulasi green recovery serta mendorong ekonomi rendah karbon di negaranya. WawKadang tuh saya berpikir, kalau liat dari Instagram dan vlog tentang inggris dan jerman, kurang hijau dan nyaman apa coba merekaaaa….

  

Indonesia bagaimana? Secara garis besar kita punya banyak ‘menu’ di dalamnya. Ada yang sadar enggak sih kalau mobil listrik mulai terlihat di jalan belakang ini? Terus, kalian lihat enggak area pedestrian hingga fasilitas transportasi publik yang sudah semakin nyaman dan menunjang bahkan untuk buat konten di sosmed. Saya merasa banyak pihak yang sudah mulai serius untuk menaikan Green Jobs ke permukaan. Atau kalian mau tahu yang lebih serius lagi? Yaitu energi terbarukan.


energi terbarukan riyardiarisman

Bicara soal energi terbarukan di Indonesia membuat otak saya traveling. Membayangkan saya berada di bawah kincir angin besar, atau merasakan cipratan air dari hydropower. Indonesia punya banyak sekali sumber untuk energi terbarukan, mulai dari tenaga air, tenaga matahari, hingga energi angin.  Sayangnya hingga saat ini pemanfaatan energi terbarukan masih sangat jauh dari target. Masih didominasi bahan bakar fosil gitu, hiks

 

Meskipun demikian saya yakin kita akan berada pada posisi yang diharapkan dalam pemanfaatan energi terbarukan. Karena tentunya semua butuh proses dalam mencapai investasi yang diinginkan. Ada banyak faktor dan skenario yang harus diperhatikan, terutama kesiapan sistem. Tapi coba bayangkan, ketika banyak investasi masuk, pemanfaatnnya sudah berjalan, dan yang terpenting Indonesia sudah punya banyak sumbernya, pastinya Green Jobs terasa banget manfaatnya! apalagi pas sektor transportasi sudah banyak yang pakai hidrogen, kendaraan listrik, dan biodisel! duhhhh masa depan banget gak sih..... 


Indonesia juga pasti punya banyak energi-energi muda dengan wawasan dan kemauan yang mumpuni. Baik yang sudah lahir ke permukaan maupun yang belum. Seperti yang saya bilang tadi, keuntungan demografi yang kita miliki jika dimanfaatkan dengan sangat baik pasti tepat sasaran. Kaliankah salah satunya?


Green Jobs, Peluang Kerjanya Anak Muda untuk Indonesia Lebih Bersih!

Indikator baterai laptop sudah menunjukan 100%, saya pun langsung mencabut chargernya agar tak boros. Dan juga, kalian tahukan kalau masih terpasang akan tetap menyedot listrik. Webinar juga berakhir, bersamaan dengan saya yang langsung mengambil botol minum untuk melepas dahaga. Perbincangan yang bergizi sekali hari itu, dengan jalan panjang yang masih kita buat untuk mencapai Green Jobs yang diinginkan. 

 

Kalian tertarik menjadi bagian dari Green Jobs? Jika “Iya”. Kalian bisa mencoba terjun ke dalam bidang-bidang yang menjawab masalah perubahan iklim dan lingkungan, seperti pemulihan stok dan konstruksi hijau, pengolaan limbah dan daur ulang, pertanian dan produksi pangan berkelanjutan, kehutanan, serta pelestarian biodiversitas dan ekosistem. Atau mau yang lebih ‘kekinian’ gitu? Bisa deh mencoba urbang farming sebagai Langkah awalnya.



“Akh, ribet ris… dan juga pasti ada persyaratan kualifikasi dan sebagainya”. Tentu ada persyaratanya karen aini juga menyangkut dengan uang. Tapi kalau kalian ingin berkontribusi dalam Green Jobs versi simplenya, kalian bisa mulai dari diri sendiri, dengan menggunakan transportasi umum, mencabut colokan listrik yang tidak terpakai, menggunakan AC secukupnya, mengurangi penggunaan kantong plastik, hemat air, bawa botol minum sendiri dan sedotan sendiri biar enggak nambah sampah, serta menanam pohon. Kita semua bisa membuat Indonesia lebih bersih kalau kita mau, dan lebih baik kita lakukan saat ini juga.



#EnergiMuda #KolaborAksi

No comments