Ngobrol Seru dan Inspiratif Bersama Filmmaker Dunia di Mola Living Live

Pernah enggak sih dengar kalimat, “Inspirasi tuh bisa datang dari mana dan di mana saja?”. Saya rasa pasti banyak yang sudah mendengarnya, dan juga setuju akan hal tersebut. Bahkan tak sedikit yang pernah merasakannya sendiri, termasuk saya. Yang paling unik dan sering, mungkin ketika berada di kamar mandi, inspirasi seakan masuk ke otak dengan sangat mulus, tapi ketika keluar, buyarrrrr semua, haha.


  Cukup aneh ketika otak saya bilang, “bingung deh mau nonton apa lagi?”, karena faktanya masih banyak film dan series bagus yang bisa saya tonton, salah satunya Series Younger yang ada di Mola TV. Seingat saya, baru sampai season 2, dan masih ada 4 season lagi, haha. Mungkin saya hanya sedang bosan, dan ingin asupan tontonan yang lebih dari sekedar meghibur. Ingin yang inspiratif mungkin? 

 

Beruntungnya saya karena sudah berlangganan Mola TV selama sebulan. Murah banget pula, hanya Rp 12,500 sudah bisa nonton film-film kelas dunia dan series-series bagus. Ditambah, ketika saya explorelebih layanan streaming tersebut, saya menemukan ada sajian Mola Living Live, yang membuat saya kepo dan langsung mencoba menontonnya. Dan ternyata….. bisa dibilang ini salah satu layanan dari Mola TV yang saya sukai, dan cukup menarik untuk menambah asupan gizi otak!

 

Mengenal Lebih Dekat ‘Mereka’ Melalui Mola Living Live! 

Episode yang saya tonton pertama kali di Mola Living adalah Episode DARREN ARONOFSKY. Jari saya seakan langsung ngeklik, ketika otak saya bilang “Lo suka film Black Swan, kan? Nah itu dia sutradaranya”. Black Swan adalah salah satu film favorit saya, film dengan drama psikologi yang sempat membuat mimpi-mimpi saya beralih ke dark modeOh iya, selain Darren, saat itu saya juga melihat sudah ada beberapa tokoh inspiratif lainnya seperti Mike Tyson, Luc Besson, Sharon Stone, dan juga Spike Lee.

 

Mola Living Live adalah acara diskusi yang mengundang tokoh-tokoh dunia dalam berbagi cerita dan pengalaman yang bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi penontonnya. Dan yang lebih seru lagi, ternyata saat Live, kita sebagai penonton juga bisa berinteraksi/bertanya langsung melalui WhatsAppSimple dan asik banget.



Okay, kita kembali ke fokus utama, Darren Aronofsky! Saat masih muda, ia sangat tertarik dengan keilmuan, sehingga dirinya memutuskan untuk ikut dalam sebuah program di Amerika yaitu Sekolah Untuk Belajar Lapangan. Darren mendapat jatah untuk menuntut ilmu ke Kenya, belajar tentang strategi perairan dan ungulater (hewan yang berdiri menggunakan kukunya), dan ia juga berkesempatan ke Alaska untuk mempelajari anjing laut dan peraturan suhu. Sampai diperbincangan itu, saya langsung terbayang kenapa film-film yang ia ciptakan terbilang punya sisi science yang menarik.

 

Ada hal menarik yang saya lihat di program Mola Living Live ini. Selain pemilihan narasumber yang keren-keren, pemilihan pembawa acaranya pun saya suka sekali, bukan ‘kaleng-kaleng’ atau sekedar pemandu acara yang melakukan observasi narsum sebelum acara dimulai saja, tetapi benar-benar orang yang paham dan terjun di dunia yang memang akan dibicarakan. Saat episode Darren, Rayya Makarim dan Timo Tjahjanto menjadi pemandu acaranya, saya merasa ada benang merah dalam point of view film yang mereka geluti. Terlebih saat membicarakan part kekerasan, saya suka sekali bagaimana mereka bertukar pikiran. Salut sama Mola TV

 

“Saya selalu tertarik dengan alam, karena alam bukanlah sesuatu bagian dari ketika saya tumbuh” kata Darren. Sutradara yang memulai karirnya sejak lama, mulai dari film indie hingga hollywod, begitu asik dan lepas dalam program Mola Living Live. Saat ia bilang “Di alam liar, saya rasa penting bagi orang untuk meluangkan waktu dan terkoneksi dengan alam”, rasanya saya ingin traveling yang lama, haha.

 

Kalian penasaran tidak bagaiamna ia bisa sukses seperti sekarang? Faktanya, itu bermula dari hal yang ia sukai, ia fokus akan hal tersebut, dan ia kejar. “Saya mulai memikirkannya (hal yang saya mulai sukai), fokus tentang itu, dan kemudian saya mendalaminya. Mengikuti banyak kelas menggambar dan ikut kelas film” ujarnya. Hal yang patut kita contoh banget.



Darren bercerita kalau dirinya adalah salah satu sutradara yang mengedepankan kualitas karya dan tak terlalu mengikuti arus serta hal-hal komersial. Tapi kita semua tahu kalau film adalah sebuah kolaborasi, lantas bagaimana Darren mengalahkan egonya?

 

“Jika hanya memikirkan materi, saya merasa banyak film bisa hilang arah dan hanya menjadi tentang mengiklankan saja” kata Darren. Ia menyiasatinya dengan bekerja bersama orang-orang yang punya visi yang sama. “Pastikan mereka adalah orang yang melakukannya dengan alasan yang benar” tambahnya. Baginya, itu bukan hal yang mudah tapi bukan berarti ia harus berhenti berjuang. Darren pun menambahkan “Untuk bisa lakukan pekerjaan yang bagus, kamus secara terus-menerus harus hadapi orang yang berkata tidak kepadamu”

 

Mola Living Live memiliki durasi sekitar 60 menit. Dan saya merasa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan bukan hal yang sepele, cukup dalam, dan membuka mata penontonk akan peristiwa di balik sebuah film dan emosi mereka yang terlibat saat pembuatannya. Pertanyaannya memang tertuju pada satu orang, tapi semakin bergulir, hal tersebut menjadi universal.

 

“Apa sih yang menginspirasi Darren membuat karya yang bagus?”, ternyata jawabannya adalah film-film bagus lainnya yang ia tonton. Darren juga memberikan pesan kepada para sineas yang sempat ragu membuat karya, sesimpleceritakan apa yang bisa kalian ceritakanLihat sekeliling, dunia di mana kalian dibesarkan, lihat mereka yang menginspirasi. mereka yang membuatmu tertawa, menangis, bahkan yang membuatmu menjadi ‘manusia’. 



“Sinarkan lensa ke mereka, ceritakan cerita mereka yang merupakan cerita kamu sendiri karena itu adalah komunitasmu. Kemudian carilah cara untuk bisa menggambarkan yang kamu bisa komunikasikan kepada seluruh orang di dunia. Tidak peduli sespesifik atau sekecil apa cerita tersebut, jika itu adalah manusiawi dan emosi manusiawi, itu akan tersambung dan terhubung dengan semua orang di planet ini, karena kita semua manusia” – Darren Aronofsky

 

Bukan candu, tapi rasa ingin tahu yang semakin besar membuat saya langsung beranjak ke episode selanjutnya, dan saya memilih Episode Spike Lee, yang dipandu oleh Reza Rahadian dan Dino Patti Djalal. “Film bagi saya, sinema adalah salah satu seni yang terhebat yang kita miliki” kata Spike, sutradara yang film-filmnya punya isu-isu penting seperti humanism, HAM, hingga politik.



Ia menceritakan bagaimana dirinya dulu berjuang membuat film, tapi sekarang, ia merasa tak ada alasan untuk sineas-sineas muda tak berkarya, “Teknologi telah membawa demokrasi dalam membuat film saat ini”, dengan smartphone saja kita sudah bisa merekam sebuah moment. Saat menonton edisi ini pun, banyak banget quote yang Spike ucapkan, dan itu mengsinspirasi sekali, salah satunya “Jika kamu memiliki profesi yang membangun keluarga kamu, dam kamu mencintai apa yang kamu lakukan, itu adalah sebuah kemenangan”.

 

Robert De Niro adalah bintang tamu di episode terbaru dari Mola Living Live. Salah satu aktor terbaik di perfilman dunia. Reza Rahadian dan Dino Patti Djalal kembali mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk berbincang dengan tokoh seperti ini. Jujur, iri akutuh, tapi aku bisa apah, haha.



Setelah menyaksikan obrolan seru bersama Darren Aronofsky, Spike Lee, dan juga Robert De Niro, saya jadi semakin tertarik untuk melihat episode yang lalu, pasalnya Mola Living Live ternyata sudah ada sejak awal Oktober 2020, ada episode Sharon Stone, Luc Besson, dan juga Mike Tyson yang belum saya saksikan. Okay, fix nambah waiting list tontonan lagi… semangat! 


Buat kalian yang mau nonton program Mola Living Live, jangan lupa deh download aplikasi layanan streaming Mola TV GRATIS sekarang juga di smartphone kalian! Selain program Mola Living live, ada juga film-film berkualitas dan juga series bagus! Dan semua special hanya di Mola TV loh…..

No comments