Cara Memilih Pangan Sehat Ala Milenial!

Banyaknya promo cashback belakangan ini membuat berat badan saya naik! Awalnya sih bahagia, karena dulu saya pernah kurus dan ingin sekali lebih berisi. Tapi lama-lama saya berpikir, selain untuk dompet, apakah hal ini baik untuk kesehatan saya?


   Yang mulai luput dari pikiran saya adalah soal kesehatan makanannya. Apalagi kalau lagi traveling, semua makanan dan minuman (pangan) yang khas dan terlihat ‘aneh’ langsung dicoba. Beruntung saya bisa hadir di acara Ngobrol Ayik Millenial Bersama Badan POM pada 9 November 2019 kemarin, yang merupakan rangkaian kegiatan dalam memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober setiap tahunnya, sehingga saya jadi tahu cara memilih pangan yang sehat, dan bisa terhindar dari ‘sakit perut’ kalau lagi traveling. Hal yang paling saya tidak suka.

Pangan sehat adalah pangan yang aman. Makanan dan minuman yang sejatinya saling melengkapi, sehingga kebutuhan gizi dalam tubuh kita terpenuhi. Cara pertama saat menentukan keamanan pangan adalah dengan melihat tempat pembeliannya dan sosok penjualnya, bersih atau tidak. Kriteria pangan sehat pun seharusnya dapat kita terima mellaui panca indra kita dengan melihat bentuknya, baunya, teksturnya, dan warnanya.


Sayangnya cara tersebut tak semudah yang dipikirkan. Saat ini, semua bersembunyi dibalik istilah ‘jajanan kekinian’, promo-promo, dan penjualan online. Wujud makanan cantik nan instagramble rasanya sulit sekali ditolak. Tugas Badan POM selaku pengawas obat dan makanan nampak semakin berat, dan terlepas dari itu kita juga harus semakin cerdas memilih untuk tetap menjaga kesehatan tubuh.

Cara Memilih Pangan sehat!

Terlalu banyak informasi di dunia digital tentang makanan sehat kadang membuat saya bingung. Rasanya aneh jika sediki-sedikit buka google untuk menilai sebuah makanan sehat atau tidaknya. Dan melalui acara ini, Kepala Badan POM, Dr. Ir. Penny K. Lukito memberikan beberapa tips untuk kita para milenial dan yang berjiwa muda untuk menilai pangan sehat dari diri sendiri. Karena sejatinya Badan POM sudah mengawasi dan menetukan standart yang pas untuk kesehatan kita.

Prof. Dr. Purwiyanto - Dr. Ir. Penny K Lukito, MCP

1. Cobalah Berpikir Kritis
Tahap awal, memilih pangan aman artinya melihat semua aspeknya, 5W + 1H (What, Where, When, Who, Why, and How). Seperti yang saya bilang di awal, kita bisa lihat di mana kita membeli, bagaimana tekturenya, baunya, warnanya, hingga sosok penjualnya apakah sehat atau tidak.

2. Pikirkan Dampaknya!
Mulailah untuk menyampingkan alasan “mumpung lagi promo”. Sebenarnya boleh-boleh saja jajan promo, asalkan tak belebihan. Dalam menjaga kesehatan, salah satu kuncinya adalah keseimbangan, artinya semua gizi terpenuhi, namun jika kebanyakan/berlebih GGL (Gula, Garam, Lemak) dalam makanan yang kita konsumsi sehari-hari tentunya akan berakibat tak baik bagi kesehatan tubuh.

3. Cek KLIK
Pastikan kita cek Kemasannya, harus dalam konsisi bagus dan baik, tidak bocor, sobek, penyek, dan masih terlihat layak untuk dibeli, dan difoto tentunya, hehe. Selanjutnya perhatikan Labelnya, yang berisi informasi gizi sehingga kita tahu apakah sesuai atau berlebihan. Kemudian kita cek Izin Edarnya juga, pastikan sudah ada nomor izin edarnya. Dan yang terakhir jangan lupa cek Kedaluwarsanya, ini yang kadang kita lupa karena terlalu sennag mendapatkan harga murah, huft. Cek KLIK juga bisa kita lakukan melalui Aplikasi BPOM Mobile yang sudah ada di smartphone.

Sehat itu adalah keputusan saat ini yang langsung dimulai
Mudah sekali bukan cara menentukan pangan tersebut sehat atau tidak. Dan pada akhirnya memang semua kembali pada diri masing-masing. Pemerintah melalui Badan POM sudah banyak melakukan cara untuk membantu generasi milenial dalam mempermudah mendapatkan informasi yang aman dan terpercaya, mulai dari pengadaan aplikasi, web portal kesehatan, hingga call center BPOM di 1500-533 yang siap menjawab pertanyaan milenial yang semakin dinamis.

No comments