Prudential: Mencari Yang 'Cocok' Untuk Timur Indonesia

Maumere kembali disebut, bahkan kali ini saya bisa melihat secara langsung kekayaan dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur tersebut. Kain asal Maumere yang disulap menjadi dress cantik, yang dikenakan oleh Ibu Nini Sumohandoyo, dan seketika mengingatkan saya akan keindahkan yang dipersembahkan bagian Timur Tanah Air dalam film Ini Kisah Tiga Dara, yang rilis 2016 lalu. Jika membicarakan, atau bahkan mendengar kalimat ‘Timur Indonesia’ pikiran saya langsung fokus pada keindahannya, enggak salah sih tapi enggak bener juga, karena faktanya timur Indonesia perlu perhatian lebih, bahkan pendampingan. Setuju gak?



   Seperti yang dilakukan traveler sejati, tak hanya menikmati sebuah destinasi tapi juga menjaganya. Setidaknya itu hal pertama yang saya rasakan ketika sampai di Soehana Hall, Energy Building, SCBD, Jakarta, 13 Agustus lalu. Musiknya memastikan saya menjelajah tanpa membawa koper atau ransel, bahkan saya terlalu rapih untuk panas-panasan. Bubur sagu, papeda, berhasil mencuri perhatian dan menenangkan perut siang itu. Aroma Indonesia Timur semakin terasa, bahkan semakin nyaman terasa ketika lirik lagu Gemu Fa Mi Re, khas Maumere terdengar. “Putar ke kiri e, nona manis putarlah ke kiri ke kiri ke kiri.....” dan seketika semua wanita merasa dirinya manis.

Prudential Indonesia Community Investment featuring East Indonesia Empowerment Programme, adalah acara yang saya maksud. Sebuah perhatian khusus yang diberikan PT Prudential Life Assurance, Prudential Indonesia, yang ingin menjadikan ‘Matahari Timur Indonesia’ nyata, dengan beberapa langkah yang akan dilakukan selama 3 tahun ke depan. Community Investment adalah salah satu fokus utama dari Prudential untuk mendukung masa depan masyarakat Indonesia yang lebih baik. Dan perusahaan yang sudah hadir di Indonesia sejak 22 tahun ini memilih 4 bidang untuk mewujudkan hal tersebut, diantaranya pendidikan, kesehatan, kesehatan dan keselamatan, serta kewirausahaan.

Ibu Nini Sumohandoyo
“Hari ini tak hanya penting untuk kami, tapi juga mendekatkan hati kita semua” kata Ibu Nini Sumohandoyo, selaku Coorporate Communication and Syariah Director Prudential Indonesia. Saya setuju sekali, saya bangga hadir di acara tersebut, dan mengenal banyak mitra terdekat dari Prudential yang selama ini tak hanya bekerja namun membangun sebuah sistem untuk kemajuan bangsa.  Menjadi ‘hari yang penting’ maksudnya adalah hari tersebut menjadi momen penandatanganan kesepakatan antara Prudential Indonesia dan Prestasi Junior Indonesia untuk perwujudan pilar ke empat yaitu kewirausahaan, yang nantinya akan berfokus pada daerah Papua.

Prestasi Junior adalah lembaga yang sudah menyentuh lebih dari 117 negara dalam hal membangun kewirausahaan, hadir sejak tahun 2006, 12 tahun di Indonesia dan menyatakan tanah air kita memiliki banyak potensi baru dalam hal enterpreneurship, setidaknya itu yang saya tangkap dari Mr. Robert, perwakilan dari Prestasi Junior Indonesia.

KENAPA HARUS COMMUNITY INVESTMENT?

Community Investment tentunya menyajikan sebuah dukungan solusi atas tantangan sosial yang hadir di masyarakat. Dan Prudential melihat tantangan yang dihadapi bukan sebagai ‘tantangan’ semestinya tapi sebuah tembok yang harus diruntuhkan, dilalui, dijadikan sebagai motivasi untuk menjadi dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat.

Pertama Finansial Literasi & Finansial Inklusi. Kedua hal itu masih rendah sekali di Indonesia, padahal kesejahteraan sangat dekat jika kesadaran akan keuangan dan sistemnya sudah kita mengerti, cara bagaimana kita mengatur, menghabiskan, dan memperdayakan harta yang kita miliki. Kesadaran yang rendah itu menjadi tantangan tersendiri untuk Prudential melakukan pendekatan yang lebih intens kepada masyarakat melalui kerjasama dengan banyak pihak.

Tantang kedua adalah profesional Aktuari yang masih kurang di Indonesia, padahal Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengeluarkan peraturan utnuk tiap perusahaan jasa keuangan dan asuransi harus memiliki 1 aktuari yang terdaftar. Aktuari sebenarnya banyak, namun yang memilih bekerja di perusahaan jasa keuangan yang sedikit, kesadaran akan ilmu yang dimiliki masih rendah. Unutuk hal ini, Prudential telah bekerjasama adengan OJK dan Univrsitas Indonesia untuk melahirkan 1000 profesional aktuari.

Tantang ketiga adalah masalah kesehatan di Indonesia, di mana prudential berfokus pada kanker anak. Prudential sadar kalau penderita kanker pada anak butuh perawatan yang lebih daripada dewasa, karena treatmentnya berbeda, bahakn pembentukan kepercayaan dirinya pun harus lebih keras lagi. Masalah kesehatan ini, Prudential Indonesia sudah bekerja sama dengan Yayasan Okologi Anak Indonesia (YOAI) selama 15 tahun, menyediakan bangsal-bangsal anak, seperti yang bisa dilihat di lantai 4 Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, yaitu Ruang Rawat Anak Prudential.

Ibu Nini bersama Perwakilan dari YOAI
Tantangan keempat, adalah bencana alam dan kecelakaan yang belakangan sering terjadi. Untuk masalah yang satu ini, Prudential memiliki ‘bala tentaranya’ sendiri, yang dinamakan Prudential Volunteer yang hingg asaat ini sudah ada 400 orang yang bersedia menjadi volunters yang membantu tidak hanya di Indonesia, tapi juga negara tetangga.

Tantangan kelima, mengenai daerah tertinggal, yang menurut data dari Badan Pusat Statistik ada 122 daerah yang masih masuk dalam kategori tertinggal dan 85% ada di Indonesia bagian timur. Didasari hal ini, Prudential memutuskan untuk bekerjasama dengan Prestasi Junior Indonesia untuk melihat lebih jauh lagi apa masalah yang dihadapi di Indonesia Timur, khususnya Papua.


Lima tantangan dan solusi di atas adalah hal yang mendasari lahirnya Community Investment Prudential. Tentunya Prudential tak akan bisa jika bekerja sendirian, perlu adanya dukungan dan kerjasama dengan banyak pihak untuk mencapai misi dan komitmennya yang tak hanya memberikan perlindungan jangka panjang tapi juga memberikan kontribusi berkelnajutan kepada masyarakat sekitar. “Atas semua yang sudah saya sampaikan, impact yang kami inginkan adalah agar kami dapat menjangkau lebih banyak lagi saudara-saudara kita di Indonesia, lebih efektif” tegas Ibu Nini.

EAST INDONESIA EMPOWERMENT PROGRAME

“Terus, apa sih yang dilakukan dalam East Indonesia Empowerment ini?” Jika kalian bertanya saat ini, maka jawabannya “Belum ada!”, karena Pemberdayaan Indonesia Timur ini memiliki beberapa tahap yang harus dilakukan. Jangka waktunya 3 tahun, dan untuk proses pengenalan lebih dekat pihak Prudential dan Prestasi Junior Indonesia mentargetkan 60-90 hari. Tapi bukan berarti program ini tak memiliki ‘acuan’ sama sekali, bahkan petunjuknya langsung diberikan oleh Pak Bambang Brojonegoro selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, yang hadir di acara tersebut.

“Apa yang dilakukan tentunya akan sangat membantu kami, di pemerintah”, tegasnya. Program Pemberdayaan Indonesia Timur ini dinilai akan memperkuat kerjasama pemerintah dan Prudential, terutama di Bapenas, yang menjadikan Papua sebagai target percepatan pembangunannya. Dalam Sustainable Develompment Goals (SDG) yang merupakan komitmen global hingga tahun 2030, ada 17 goal dengan 169 target yang diwadahi 141 indikator, dan Prudential sangat dekat dengan ebberapa indikator tersebut.


Dalam SDG, fokus pertama pemertintahan adalah fokus pendidikan, yang kemudian bergerak pada fokus kewirausahaan atau enterpreneurship, serta fokus kesehatan yang akan dikembangkan menjadi kesehatan  jarak jauh semacam teleconference, dan terakhir pengembangan ekonomi papua dengan melakukan pengembangan pada potensi lokal sehingga papua tak hanya berkembang dari segi investasi dari luar saja. See, kalian lihatkan banyak kecocoakn yang pada program pemerintah dan Prudentian?

Dari studi pembangunan, ketika kita membicarakan pemberdayaan masyarakat, menurut Pak Bambang sebenarnya papua hanya membutuhkan satu hal, yaitu pendampingan secara menyeluruh. Misalnya dalam hal pertanian, tak hanya sampai pada proses jualnya saja, namun harus ada upaya value edit dari produk unggulan yang mereka miliki, pengembangan produk turunan yang dilakukan di daerah asalnya. “Ketika melakukan pengembangan pertanian di Papua, jangan hanya fokus pada produksi dan cara penanamannya saja, atau bahkan hasilnya saja, namun juga melihat after panen dan strategi pemasaran juga” ujarnya.


Perputaran ekonomi tak akan terjadi jika tak ada pergerakan, dan pergerakan tak akan terjadi jika tak ada penggerak. Prudential Indonesia menjadi hal ini sebagai fokus utama dalam program East Indonesia Empowerment, menjadikan warga Papua sebagai penggerak ekonominya sendiri, menjadi usahawan, wiraswasta, hingga enterpreneur. “Fokus kewiraswastaan yang akan  dibentuk adalah bagi anak-anak remaja, namun bikin program itu gampang, eksekusimya yang susah, makanya perlu adanya pendampingan” kata Pak Rinaldi Mudahar, Country CEO, Community Investment Prudential Indonesia.

Dengan kata lain Prudential akan mencari hal yang cocok dan tepat untuk diterapkan di Papua, meskipun sudah mendapatkan ‘clue’ tersendiri namun Prudential yakin bisa mendapatkan data yang lebih banyak dan akurat. Terlebih ketika melihat Prudential bekerjasama dengan pihak yang tepat. Yang pasti, tujuan pertamanya tentu membangkitkan minat kewirausahaan di antara kaum muda di Papua, yang kemudian Prudential akan membekali mereka dengan pendampinagn lebih lanjut. Seperti mendampingi agen baru, hehe.

Mr Robert
3 tahun kita akan benar-benar bekerja dengan mereka, kita cari 100 orang asli papua, yang nantinya akan menciptakan 100 bisnis baru, 100 keluarga lebih sehat. Tapi tak hanya 100 orang saja, akan lebih nantinya” Tambah Mr Robert.


#PRUCommunityInvestment #EastIndonesiaEmpowerment


2 comments

  1. Nama yang makin besar, bermanfaat bagi banyak orang patut kita apresiasi ya kayak Prudential Indonesia ini.

    ReplyDelete
  2. Waaah yang diingat makanannya. Tapi CSR Prudential ini emang keren sih, apalagi menyasar Papua yang selama ini cenderung ditinggalkan.

    ReplyDelete