“Irasshaimase.....”, Keramahan
itu mulai terasa di tengah paduan suara pelayan HokBen. Hari itu berbeda,
kebingungan menyertai langkah pertama saya melewati Taro dan Hanako yang selalu
saya goyangkan kepalanya, “Ini HokBen, kan? Bukan Rumah Makan Padang?”,
tanya saya ketika melihat tanjak (kalau tak salah sebutan untuk topi segitiga khas Padang, ampuni aku jika salah, hehe) hadir di nuansa
‘jejepangan’ yang sudah dibangun 33 tahun lamanya. Tapi, ornamen khas kayu yang
membuat store menjadi nyaman, aroma
salad dan kuah sup yang membuat perjalanan ke kasir begitu menyiksa perut,
serta suara ‘bantingan’ dan ‘gesekan’ tray
hitam HokBen, membuktikan saya tak salah tempat. Belum terjawab soal tanjak
tadi, pertanyaan baru hadir di tengah kegalauan saya memilih menu, Makan Hokben Pakai Sambal Indonesia? Sensasi Pedasnya
Dahsyat! Wajib Coba!, dan rangkaian kata itu membuat saya kepo.
Memasuki minggu kedua di bulan Februari, saat banyak restoran sibuk dan
fokus pada promo ‘hari kasih sayang’, restoran
‘khas’ Jepang yang ternyata asli Indonesia ini justru sibuk dengan inovasi
terbarunya, sambal. Tepatnya di tanggal 12 Februari 2018, HokBen mencoba menyandingkan kebudayaan lokal melalui sambal dengan
makanan Jepang andalannya, seperti Chicken Katsu, Ebi Furai, dan Yakitori,
juga menu makanan lainnya. Awalnya akan terasa aneh, bahkan saya sempat ngeyel
untuk mencicipi akulturasi tersebut, tapi
mencium harum sambalnya bak api yang membakar sumbu pertempuran antara lidah
dan pikiran. Saya pasrah, dan kita
semua tahu siapa yang menang.
Ibarat sepasang rel kereta,
HokBen dan Japanese food adalah dua
bilah yang membentang berdampingan, erat
banget, terlebih untuk segala jenis kantong masyarakat. Saya pribadi terbiasa dengan menu Favorite
Set dan Value Set, lengkap sesuai kebutuhan perut dan mengerti kondisi dompet
saya, hehe. Ketika ada menu baru,
tentunya saya sedikit was-was, bisa jadi menu yang lama hilang, dan saya
kembali bingung mau beli apa nantinya. Tak hanya baru, bahkan sempat
terpikirkan oleh saya kalau ‘dipilihnya sambal’ bisa menjadi bumerang untuk
HokBen sendiri setelah susah payah membangun cita rasa jepang. Tapi ternyata
saya salah, saya lupa bagaimana orang Indonesia suka sekali pedas, bahkan
ucapan ibu mertua pun disebut ‘pedas’.
“Orang Indonesia menyukai pedas”,
kata Ibu Kartika Mangisi, selaku Communication Division Head HokBen. Hal yang
sama juga diutarakan oleh Pak Jasata, Brand Activation Division Head, “Dari
Sabang sampai Merauke pasti orang suka pedas, dan itu yang menyambungkan kita
semua, sambalnya”. Bagaimana saya bertemu mereka? Auto universe, takdir mungkin. Dan sebagai peraih Brand Of The Year
2017-2018 untuk kategori Quick Service Restaurant Indonesia, serta Top 3 Most
Powerful Restaurant Brand In Indonesia, saya rasa sudah sepantasnya untuk
HokBen memiliki banyak ide baru yang out
of the box. Sambal, memang nampak biasa saja dan sudah umum di lidah kita,
tapi ini dipadukan dengan makanan Jepang. Bayangkan!
Jangan, berat, bisa membuat lapar, tonton vlog ini saja.....
3 Sambal Pilihan HokBen
yang Menggoyang Lidah
Lagu berjudul Homesick yang dinyanyikan Dua Lipa
menemani saya siang itu, kangen Bali tiba-tiba, mungkin juga karena Pak Jasata
menggunakan udeng di hadapan saya siang itu, haha. Untungnya, HokBen memiliki 3 sambal pilihan nusantara yang
bisa kita dapatkan dengan harga terjangkau, 5k saja untuk satu pilihan.
Kangen Bali, tapi saya memilih sambal bawang, wanginya itu loh, aku tak kuasa....
Dan berikut 3 sambal pilihan yang pasti
menggoyang lidah kita, atau bahkan pinggul, yang bisa kita dapatkan di store HokBen manapun sekarang juga. Cekidot!
Entah betapa bangganya sambal ini
ketika saya pilih terlebih dahulu dibandingkan rivalnya, hehe, wanginya menggoda banget, lidah ini tak sabar ini
mencicipinya. Pedas, adalah hal pertama
yang ingin lidah ini sampaikan, semakin dicecap rasa gurih bercampur manis
(dikit) mulai terasa dan semakin menggoda, uniknya aroma terasi nampak timbul
tenggelam, warna merah yang semakin membuat panas terbilang berhasil membuat saya beberapa kali mengusap keringat di kening. Bayangkan jika Ekado, Egg Chicken Roll,
Kaniroll, atau Tori Ball, dicocol dengan sambal bawang ini, beuhhhhh...... dipastikan saya akan duduk di
bawah AC, mengkhayal sedang traveling ke Jogja.....
Setelah merah kemudian hijau, seperti lampu lalu lintas ya. Sambal
kedua adalah sambal hijau, khas Pulau Sumatera yang tentunya sering kita temukan di
rumah makan padang. Tapi ini beda pasangannya, coba deh kalau kalian datang ke
HokBen, beli sambal ini terus padukan dengan Supnya, Chicken Tofu, Sukiyaki,
Shrimp Ball, Shrim Dumpling, bayangkan kuahnya yang berubah menjadi hijau
dengan harum yang semakin khas nan menggoda. Pertama
kali mencoba sambal hijau khas HokBen ini, lidah saya masih santai kaya di
pantai, gak terlalu pedas tapi terbilang berhasil membuat rasa yang berkesan, saya juga cukup tertarik dengan harumnya,
mungkin jika saya orang Sumatera saya seakan bernostalgia dengan kampung
halaman.
Saat tiba-tiba kangen Bali karena lagu Dua Lipa, seharusnya saya pilih sambal yang satu ini, khas Pulau Dewata. Tapi Sambal Matah keluaran HokBen ini sedikit
beda dari biasanya, saya tak melihat bawang yang terlalu ‘heboh’ seperti di
sambal matah biasanya, ini lebih halus, dan dari segi rasa ternyata ini lebih
pedas dari sambal bawang, gak ada rasa manis selain kenangan di Bali, huhu. Harumnya ‘gak terlalu matah’ sama
seperti wujudnya. Coba deh kalian bayangkan sambal ini dipadukan dengan Tori no
Teba, Ebi Furai, atau Tokyo Skewer. Duhhhh,
udah akh, mau ke HokBen dulu, atau kita Delivery aja kali ya di 1-500-505.
Tuh, 3 sambal nusantara yang udah
bisa kita temui di restoran ala Jepang, HokBen, sekarang juga! Harganya murah
dan pas banget buat penggoyang lidah bersama menu-menu Jepang, dan kalian harus tahu juga nih kalau sambal ternyata juga baik loh buat kesehatan, seperti menurunkan berat badan karena rasa pedas mampu membakar kalori, menjaga kesehatan jantung karena sambal mengandung senyawa capsaicin yang dapat mengurangi penumpukan kolestrol, hingga mencegah penyakit kanker, dan juga bagus untuk orang yang punya tekanan darah tinggi. Inovasi seperti
ini rasanya tepat banget, di saat banyak resto yang ke barat-baratan, HokBen
justru semakin bangga budaya lokal tanpa menutup mata akan segi kesehatannya. Kuterharu,
ikut bangga jadinya, huhuhu....
Menu Baru HokBen yang Wajib Dicoba!
Selain sambal, restoran yang
lahir tanggal 18 April 1985 ini juga mengeluarkan menu baru, yang sempat membuat saya khawatir bakal
menggeser menu lama itu loh. Unik
dan yang bikin gemes itu adalah ketika saya tahu kalau ada Kering Kentang dan
Acar di menu tersebut. Namanya HOKA SUKA. And i like it! Oh iya, kalau kita memilih menu ini pas main ke
HokBen, kita sudah mendapatkan satu sambal gratis yang bisa kita pilih, tapi belum dapet minum, hiks.
HOKA SUKA 1
Ini menu yang saya pilih, saya
jatuh cinta saat pertama kali melihat ada Yakitori Grilled di menu tersebut.
Untuk kalian yang belum tahu, Yakitori adalah sate khas jepang yang menggunakan daging ayam, tapi kalau memilih Hoka Suka 1 ini, agak bersabar ya,
karena pasti Yakitorinya di grilled terlebih
dahulu, dan hasilnya gak akan mengecewakan. Dagingnya empuk banget, berpadu dengan nasi HokBen yang udah juaranya
dalam membuat kenyang, terus jangan lupa cocol Yakitorinya terlebih dahulu ke
sambal yang kita pilih, waktu itu saya pilih sambal bawang untuk melengkapi
menu ini, semua menyatu di mulut, dan sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Yakitori Grilled |
Harganya 49k, saya merasa sepadan dengan apa yang didapatkan, tapi
sekedar informasi nih ya, biar gak kaget nantinya, Hoka Suka tidak include
salad, saya pribadi merasa kehilangan, tapi bisa dong pastinya beli saladnya
aja seharga 8k. Meskipun demikian, paket menu terbaru ini menggantinya dengan
Kering Kentang dan Acar, kriuk...kriuk...
pastinya kan terdengar ketika kita makan kering kentangnya, berasa banget pas
ngunyah. Terus acarnya itu aromanya harum dan rasa asamnya gak terlalu berasa,
saya pribadi sih suka, apalagi wotelnya enak, hehe.
HOKA SUKA 2
Menu selanjutnya adalah Hoka Suka
2, terdiri dari Nasi, Acar, Kering Kentang dan Sambal, sama seperti Hoka Suka
lainnya. Tapi jika kalian memilih Hoka Suka 2, kalian gak akan mendapatkan
Yakitori, melainkan Ebi Furai, Tempura (kalau
gak salah) untuk kalian yang belum tahu. Sesuai selera saya, menu ini pas banget deh jika disandingkan dengan
sambal matah, gurihnya tepung maizena menjadikan rasa kasar yang ada di sambal
matah naik satu level, biar sekaligus berasa di mulut gitu. Rasa udangnya
samar digigitan pertama, tapi pas dikunyah mulai berasa dan lumayan enak. Harganya
58k ajah!
Ebi Furai |
HOKA SUKA 3
Terakhir Hoka Suka 3, kompisisnya
sama, Nasi, Acar, Kering Kentang, dan Sambal, serta dilengkapi lauk utamanya,
yaitu Chicken Katsu. Sejujurnya, saya
gak terlalu suka katsu, rasanya terlalu biasa menurut saya, tapi pas nyobain
pakai sambal hijau tastenya mulai
berubah, dari harumnya juga makin bikin lapar. Tekstutre yang sebelumnya biasa aja, ketutup sama sambal hijaunya,
entah perasaan saya aja atau kelebayan saya, tapi itu yang saya rasakan. Gak percaya? Cobain dong makanya! Harganya 49k ajah!
Chicken Katsu |
Hadirnya ketiga menu baru ini
sangat saya hargai, usaha yang keras dari HokBen untuk menyatukan dua budaya,
bahkan tak hanya mengawinsilangkan Indonesia dan Jepang, HokBen juga bisa
dikatakan secara tak langsung mengajarkan para customer setianya untuk berkreasi dan menaikan kepekaan terhadap
rasa. “HokBen mengerti bahwa experiance saat ini begitu berharga, dan banyak
orang saat ini suka dengan pengalaman unik dan berkesan”
Melihat perkembangannya, restoran yang saat ini tak main-main dalam
menyajikan makanan cepat saji bermutu seakan terus ingin membuktikan bahwa
dirinya layak dipilih, ketika makan pagi, siang, sore dan malam, dengan
berbagai menu pilihan serta inovasi-inovasi baru, dan cabang-cabang baru yang
sudah hadir di kota-kota besar di Indonesia. Kemudian HokBen juga ingin menjadi
pilihan tempat hangout dan kumpul seru bersama sahabat dengan menghadirkan Hocafe
di tahun 2012 yang saat ini sudah tersedia 150 gerai di Jawa dan Bali. Tak
sampai di situ saja, 2013, restoran yang berada di bawah lisensi PT Eka
Bogainti ini mengganti namanya yang sebelumnya Hoka-Hoka Bento menjadi HokBen,
bisa dibilang semakin mudah diingat. Serta diikuti logo yang berubah juga, lebih simple namun tetap berarti dan mudah diingat, tapi maskotnya tetap
sama, Taro dan Hanako.
Dari segi hukum halal, yang
sering diperdebatkan dalam bisnis makanan juga menjadi concern tersendiri bagi HokBen. 2008, HokBen dengan bangga menggantung sertifikat halalnya di setiap
dinding store untuk membuat pelanggan
yakin kalau setiap makanan hokben layak dikonsumsi, mulai dari anak-anak
dengan menu pilihan Kidzu Bento yang bonus mainan seru dan pasti dicintai,
hingga dewasa. Kehalalan tersebut semakin diperkuatnya lagi dengan sertifikasi
sistem jaminan halal, sistemnya loh ya,
secara keseluruhan, yang pengujiannya dilakukan berkesinambungan, 4 tahun
sekali, dan HokBen selalu lolos untuk sidak tersebut. Good Job!
Bayangin deh, kalau Yakitori ini enaknya pakai sambal apa ya??? |
Jalan masih panjang, setidaknya
HokBen sadar akan hal itu. Dan mengikuti perkembangan zaman adalah hal yang
wajib dilakukan, dari segi makanan dan harga saya melihat HokBen sudah
menjangkau semua kalangan, bahkan millenial, apalagi dengan hadirnya Hocafe.
Tapi sayangnya, gak semua tempat ada Hocafe, eitssss! Tentu HokBen gsudah memikirkan hal itu. Jika kita
perhatikan, seluruh store HokBen semakin seru untuk kumpul, meskipun bukan Hocafe,
tapi tempatnya yang bersih, musiknya yang asik, bahkan jika beruntung kita bisa
mendapatkan store yang ada akses wifinya, waw,
betah gak tuh millenial di situ.
Untuk dunia digital, HokBen jugagak mau kalah eksis, semakin kekinian dengan menghadirkan Call Center untuk HokBen Delivery di hotline 1-500-505, ini
sebagai awalan dan juga solusi lapar mendadak kala mager, haha. Selanjutnya
HokBen menghadirnya websitenya sendiri di tahun 2008, www.hokben.co.id, serta semakin aktif di
social media seperti Twitter @HokBen,
Instagram @HokBen_Id, Facebook @HokBenID, serta Youtube Channel ‘HokBen’. Kepoin deh, banyak kejutan menarik loh di sana!
Traktir menu baru HokBen yang ini donk kak ��
ReplyDeleteKak, jaga kesehatan ih, baru pulih, kannnnnn...... Tapi makan ini gpp sih, HokBen sehat kok, wkwkwkw
DeleteMenu baru hokben ini belum nyoba nih..kuat ga ya nyobain sambalnya? Secara gue ga suka pedes...
ReplyDeleteFix, pilih yang Sambal Hijau aja, lumayan memberikan sensasi hangan kok di lidah, gak pedas.
DeleteFavorit aku sambal bawang, lebih pedes dari 2 sambal yang lain klo menurut aku sih. Paling enak dimakan sama egg roll atau ebi furai kali yaa. Crunchy pedes gitu jadinya
ReplyDeleteSamaaaaa, kujuga suka Sambal Bawang, harum pula
DeleteYuks traktir aku d HokBen vocher masih adakan, dr 3 samal suka sama sambal bawangnya pas,,
ReplyDeleteIsh, pocernya udah abis, minta traktir sam ayang itu aja gih.... huft
DeleteSambalnya bikin nambah dan pesen Hokben lagi mantap
ReplyDeleteEh, aku kmren nyoba salad pakai sambal bawang, beuhhhh, enak beuddddd
Deleteawalnya underestimate sm kualitas sambal tradisional di resto kayak gini. ehhh ternyata enak. ketagihan sambel matah dan kering kentangnya nih.. yakitori grilled juga paraahh enaknya: empuk, manis, juicy gitu. gokil dah
ReplyDeleteIsh, bener sangat kakanya.... ku aja kmren mam salad pakai sambalnya juga loh....
DeleteLama lama Hokben kli gini jadi warung padang, wkwkwkwkwkwk
ReplyDeletehahahaha, iya, aku aja berpikir awalnya gtu, wkwkwk
DeleteWaaah penggemar sambel bawang berkumpul di sini...kan paling pedes itu...
ReplyDeleteiya, sambal yang kusukak... heheh
DeleteSalfok sama foto kering kentang. Kalau diperhatiin banget, bentuknya mirip stick kentang yang jadi menu wajib setiap makan di warteg! Tapi memang betul tuh, kebanyakan orang Indonesia suka sama makanan pedes!
ReplyDeleteBikin laper ya.... Hehehe
DeleteVarian sambalnya komplit juga,ya ..
ReplyDeleteJunkfood ala Jepang dipadu sambal khas Indo ☺
Yap, bahkan nanti bakal ada sambal2 baru katanya...
DeleteUdah pernah nyoba yg sambal matah.. lumayan sih.. Tapi enakan gw bikin sendiri..hahahha..
ReplyDeleteYakh, kak Vik, aku aja masuk dapur jarang, wkwkwk
Delete