"Habis liburan terbitlah angka menarik pada timbangan”, bener gak
sih? Atau hanya saya yang mengalami hal tersebut. Awalnya sih senang, menambah
berat badan adalah salah satu resolusi 2018 yang tak ingin saya umbar
sebenarnya, takut gak kesampean, hehe.
Tapi saat bertemu dr. Cindi, kemarin, saya berpikir kembali untuk senang. “Sudah
benar belum sih kenaikan berat badan dan membulatnya wajah ini?”
“Gaya hidup saat ini tak dibarengi dengan aktivitas fisik”
kalimat pembuka acara dari PT Kalbe Farma Tbk ini seakan menyindir saya, jika saya dengar 3 bulan lalu sih. Belakangan
memang saya sadar untuk lebih memilih berjalan kaki atau menaiki tangga,
rasanya kesadaran saya untuk hidup sehat meningkat ketika mulai fokus di dunia
blogging. Bisa dibilang, waktu cukup mudah untuk dikendalikan, lyfe
after resign.
Sebenarnya yang sulit untuk saya
atur adalah pola makan serta kandungan makanan yang saya konsumsi setiap hari,
banyak yang mengandung gula, rasa manis
memang bagus untuk hati tapi kurang bagus untuk tubuh kita jika berlebihan.
Dan ketika kita lupa akan hal itu, bersiaplah terkena resiko diabetes atau penyakit
tidak menular lainnya. “Diabetes timbul
karena faktor gaya hidup dan pola makan kita”, kata dr. Cindiawaty Josito,
MARS, MS, SpGK selaku Ahli Gizi Klinis. Makanan yang dimaksud terutama yang
banyak mengandung gula, terlalu manis
seperti kenangan bersama mantan, dan biasanya ketika gejala penyakit
diabetes itu datang, maka ‘teman-temannya’ seperti penyakit jantung, kolestrol,
stroke dan penyakit tidak menular lainnya juga ikut ngekos ditubuh kita.
Pada awalnya saya berpikir kalau
penyakit diabetes itu keturunan, makanya saya tak khawatir, tapi ternyata gaya
hidup lebih dominan mempengaruhi dari pada faktor keturunan. Bahkan nasi, jenis
makanan yang kita konsumsi setiap hari bisa jadi transportasi diabetes untuk
masuk ke tubuh kita, pantas ya dari dulu diajarkan 4 sehat 5 sempurna, karena
faktanya tubuh butuh penyeimbang. Apalagi untuk orang Indonesia kalau belum
kena nasi belum makan namanya, gak salah sih, tapi komposisinya yang harus
diperhatikan.
Tepung Kelapa, Solusi Nutrisi dari Kalbe
Permasalahannya adalah
meningkatnya penyakit tidak menular, bahkan diabetes berada di peringkat ketiga
yang mematikan, sangat tak terkontrol mengingat makanan di luar rumah enak-enak
semua tapi belum tentu sehat. Dan dari sinilah peran si kapten dapur, bisa ibu,
ayah atau kita yang biasa masak mulai memilih komponen masakan yang tepat. PT
Kalbe Farma Tbk melalui brand H2 Health and Happiness dengan bangga memberikan
salah satu alternatif sebagai solusi penyeimbang makanan, terutama nasi yaitu
H2 Tepung Kelapa.
Hayo siapa yang pernah ikut pramuka?
Pasti tahu deh kenapa pohon kelapa selalu dijunjung tinggi? Itu karena from head to toe semua berfungsi, dan
Kalbe melihat hal ini dengan mengkombinasikan sebuah fakta bahwa Indonesia
menempati urutan kedua penghasil kelapa di dunia, dan dalam segi bisnis sayang
sekali untuk tak dimanfaatkan. Meskipun demikian Kalbe tak mengambil semuanya,
karena yang digunakan hanya daging kelapanya saja, dihaluskan kemudian
dikeringkan.
H2 Health & Happiness ingin menjadi solusi yang mudah untuk
seseorang menjaga kesehatan dengan menghadirkan produk yang simple, seperti tepung kelapa ini,
cara penggunaanya mudah sekali, cukup masukan bersama dengan beras kemudian
masak hingga menjadi nasi. Simple,
tapi khasiatnya cukup membanggakan. Tepung ini memliki kandungan serat yang
tinggi, rendah karbohidrat, bebas gluten dan rendah indeks glikemik, terbilang
cocok banget untuk penderita diabetes, membantu mngontrol berat badan,
menurunkan kolestrol total dalam darah, mencegah konstipasi dan menjadikan
sistem pencernaan lebih sehat. Nasi yang dicampur tepung ini pun terbilang
lebih gurih, rasanya khas dan dijamin banyak yang suka.
Tepung Kelapa |
Menurut Deputy Director Corporate
Business Development PT Kalbe Farma Tbk, Pak FX Widiyatmo, produk terbaru ini
merupakan langkah nyata konsep sehat yang dibuat oleh Kalbe, yaitu FENUS (Food, Excercise, Nutraceuticals, dan
Stress Reduction), di mana ketika seseorang ingin merubah gaya hidupnya
mulailah dari makanan yang dimakan, kemudian seimbangkan komponen makanan
tersebut dan kelola stress, karena menurutnya juga “Semua penyakit yang
disebabkan oleh gaya hidup itu gak ada obatnya. Kecuali ubah gaya hidup itu
sendiri”, dan semua dimulai dari makanan pokok.
Sisi lain yang saya lihat dan
cukup membanggakan dari brand H2 Health & Happiness Kalbe ini adalah bagaimana
mereka sejalan dengan program Kemenkes, CERDIK yang beberapa waktu lalu pernahsaya bahas. Kemenkes mengajak masyarakat untuk menerapkan cara CERDIK, yang
dianggap sebagai metode pencegahannya yang mampu mengendalikan faktor resiko
bersama, salah satunya diet sehat, artinya memperhatikan proporsi nutrisi makanan,
seperti kandungan gula, garam dan lemak, kemudian aktifitas fisik yang harus ditingkatkan
juga, serta kesadaran merokok dan posisi kita saat terpapar asap rokok. Semua
kembali kepada diri kita masing-masing.
Melalui ucapan drg. Diah Erti
Mustikawati, MPH selaku Kepala Subdirektorat Diabetes Melitus dan Gangguan
Metabolisme, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Kementrian kesehatan, siang itu saya merasa belum masuk dalam kategori
terlambat untuk memperhatikan tubuh dan lebih memulai hidup sehat. “Yang
masih sehat tetap sehat, yang beresiko didorong utnuk memodifikasi perilaku
beresikonya, yang sudah berpotensi sakit cepat dirujuk ke pelayanan kesehatan”
tegasnya.
Dr. Didah Nur Faridah - FX Widiyatmo |
Yang juga membuat saya senang
mengenal produk terbaru Kalbe ini adalah orang-orang dibaliknya, saya sedikit
tertawa ketika beliau mempertanyakan ke mana perginya sarjana pertanian, kalau
boleh saya jawab, mungkin mereka jadi teller bank, hehe. Berbeda dengan kesempatan yang didapat Dr. Didah Nur Faridah
selaku Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan, Institut Pertanian Bogor,
beliaulah salah satu orang yang melakukan penelitian nasi dengan tepung kelapa
ini, dan hasil sangat berguna, kombinasi yang seimbang karena hasil indeks
glikemiknya turun karena penyerapan glukosa yang masuk ke dalam darah melambat,
jadi ketika makan nasi dengan komposisi lainnya yang seimbang kita akan tetap
kenyang dan sehat. Gak perlu takut lagi.
Oh iya, selain Tepung Kelapa, H2
Health and Happiness juga punya beberapa produk solusi nutrisi kesehatan yang
wajib kalian coba juga, seperti Gula Kelapa yang bisa digunakan sebagai pemanis
serta menjaga imun tubuh, Kakao Instan yang memiliki khasiat sebagai stress
reliever dan menangkal radikal bebas, dan Biji Chia yang mengandung Omega-3
yang dapat mengurangi inflamasi serta meningkatkan kinerja kognitif dan
menurunkan kolestrol total.
Produk H2 Health & Happiness |
Pengen deh coba biji chia nya juga
ReplyDeleteUlasannya makin cetar
ReplyDeletecetar membahana infonya :D
ReplyDeleteInfonya sangat bermanfaat,saya jd suka mengkomsumsi tepung kelapa ini
ReplyDeleteEnak tepung kelapanya aku udah cobain pake nasi sama roti.
ReplyDeleteWah jadi dgn tepung kelapa ini angka glikemik pada nasi bisa turun nih. Jadi aman ya dikonsumsi untuk mencegah diabetes. Mantab mantab. Thank ulasannya.
ReplyDeleteAku banget deh kalau masalah timbangan,jadi pengen coba tepung kelapanya
ReplyDeleteYang masih kurus badannya jg belum tentu bebas diabetes ya.
ReplyDeleteCiyeee malah pengen gemukin badan ya? Mungkin bukan dr makanan kali ya, tapi dr olahraga gtu :D
ReplyDeleteBTW kemarin pas nyobain nasinya jd keinget gurihnya nasi uduk :D
Aku belum nyoba nih menambahkan tepung kelapa di nasi. Tapi katanya emang lebih enak dan juga gurih ya mas
ReplyDeleteSetuju banget penyakit datang itu karena gaya hidup dan prilaku keseharian kita sendiri ya. Makanya kudhu dijaga baik2 apa yang kita konsumsi dan diperhatikan dengan seksama jangan sampai penyakit itu datang tanpa dicegah ya. Btw kita pun yg tidak terkena diabetes bisa juga kan ya konsumsi H2 tepung kelapa ini
ReplyDeleteAku punya resolusi kebalikan dari kamu ris, nurunin berat badan. Dan dr kemarrn udh mulain nerapin gaya hidup sehat.
ReplyDeleteHati-hati adipan saat traveling, Ris. Tetap waspadalah glekemik tinggi dimana-mana
ReplyDeletepas banget ini, tepung kelapanya bisa kusarankan ke ibuku, semoga beliau mau..
ReplyDeleteHahaha... habis liburan terbitlah angka timbangan. Eike banget tuh. Iya saya pikir diabetes tuh penyakit turunan. Ternyata bukan ya. Udah cobain H2 dicampur nasi di rumah. Nasi rasa kelapa. ^_^
ReplyDeleteet dah... rasa manis bagai kenangan bersama mantan. Coba deh taburi mantan dengan H2 tepung kelapa supaya lebih bergizi *eh
ReplyDeleteMemang harus diperhatikan neh timbangan, diabetes itu memang mengerikan
ReplyDeleteTimbangan aku geser kanan mulu nih, sebelll. Apalagi kalo gula deh, hobi banget nyemil gula. Takut diabet jadinya.
ReplyDeleteBanyak bergerak, atur pola makan biaf timbangan balik ke kiri yak, Aris. Baiklah kita coba...
ReplyDeleteLiburan itu emang godaan banget yang kadang menghancurkan pola hidup sehat, hahaha. Tapi buat tetap menjaganya, biasanya aku sedikit atau nggak makan nasi pas liburan biar nggak terlalu merasa bersalah.
ReplyDeleteIya nih peer bgt utk mengurangi yg manis manis. Seneng ngemil soale Mak. Apalagi pas liburan, sering ngga ngontrol makanan
ReplyDeletePaling susah itu merealisasikan niat hehe mesti jaga pola makan dan gaya hidup sehingga nutrisi dan asupan gizi kita benar. Semoga kita terhindar dari diabetes ya, Aris ��
ReplyDelete