Seketika saya seperti bisa
membaca pikiran orang lain, ini hari ketiga dalam seminggu saat saya memberikan
reward kepada diri sendiri setelah
berhasil menunaikan tugas. “Dia lagi, dia
lagi” mungkin itu yang diucapkan pak security di pikirannya saat membukakan
pintu bioskop untuk saya, penjaga tiket juga mungkin berpikiran sama, bagaimana
tidak, sudah tiga hari dan di jam yang sama saya selalu membeli tiket nonton
untuk sekedar menghilangkan stres, ya, selain sebagai motivasi untuk menyelesaikan
tugas, menonton film adalah hal yang saya pilih untuk mengelola stres yang saat
ini sering muncul, karena faktanya stres
itu tak bisa dihilangkan tapi harus dikelola dengan baik. Mau tahu
bagaimana cara mengelola stres? Apalagi di tempat kerja, wajib tahu nih!
Ruang kaca, salah satu ruang
penting di Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan, Jakarta menambah
stres saya pagi itu setelah berhadapan dengan jalan ibu kota yang ‘wajar’
katanya kalau macet, “memang ada kaca
tapi tembok yang paling mendominasi ruangan ini, lantas mengapa disebut ruang
kaca?”, tak perlu dipikirkan, yang saya tahu ruang kaca diperuntukan bagi
para tamu penting, dan saya hadir di ruang tersebut. Saya pun tersadar, selain
orang-orang penting yang hadir pasti yang dibicarakan penting juga, “Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja” kurang
penting apa coba!
Kesehatan jiwa yang ingin saya
bahas pada tulisan kali ini bukanlah ‘sakit jiwa’, berbeda tingkatan untuk
kedua hal tadi, ketika kesehatan jiwa tak bisa kita kelola maka kita mungkin
akan terkena sakit jiwa, begitulah kira-kira. Kesehatan jiwa sama berharganya
dengan kesehatan fisik, karena menurut UU Kesehatan No 36 Tahun 2009, keadaan sehat yang paripurna adalah sehat
dari semua aspek diantaranya fisik, mental, spiritual maupun sosial,
seperti lagu Indonesia Raya, “Bangunlah
jiwanya, Bangunlah Raganya....” karena tidak ada kesehatan tanpa kesehatan
jiwa.
Isu kesehatan jiwa adalah salah
satu concern dari dunia saat ini,
terutama di tempat kerja, WHO untuk tahun ini memfokuskan pada ruang lingkup
kerja terlebih dahulu karena beberapa penelitian yang mereka lakukan
membuktikan bahwa ‘tempat kerja’ adalah tempat banyak orang menghabiskan waktu
dan rentan menimbulkan situasi yang berdampak pada kejenuhan hidup, kemudian
stres, tak terkontrol, dan bisa berakibat hal yang negatif. Tahun ini pun
dianggap moment yang tepat bagi Kemenkes, tanggal 10 Oktober yang diperingati sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan jiwa,
juga untuk stigma masyarakat yang selalu negatif terhadap seseorang yang pergi
ke Pskiater atau Dokter Jiwa, karena tak semua yang pergi ke sana adalah orang
gila.
CARA MENJAGA KESEHATAN JIWA DI TEMPAT KERJA
Seperti yang saya sebutkan tadi,
ratusan situasi bisa terjadi di tempat kerja, tuntuan target, lingkungan kerja
yang tak sehat, pekerjaan yang ‘itu-itu ajah’ dan membuat jenuh, tentunya akan
berlabuh pada keadaan STRES, sebuah pola reaksi yang terjadi saat manusia beradaptasi
dengan ketidakseimbangan, dan itu sulit untuk dilewati. “Pola kerja saat ini
berubah, lebih terstruktur sehingga ‘kerja’ memiliki peran amat penting untuk
menuju perubahan, baik seseorang, keluarga, maupun pemerintah” kata Dr. dr.
Fidiansjah, Sp. KJ, MPH selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah
Kesehatan Jiwa dan Napza yang bersedia hadir memberikan saya pencerahan kala
itu.
dr. Fidiansjah - dr. Eka Viola |
“Depresi sangat mudah diatasi jika tradisi curhat terjadi di tengah
masyarakat” adalah ucapan yang paling saya ingat dari beliau, karena memang
benar adanya ketika kita curhat atau sekedar bercerita masalah yang kita hadapi
(meskipun biasanya berlanjut pada gosip/gibah, wkwkw) pikiran, hati, dan tenggorokan
rasanya plong, lega banget dan ringan
kepala jadinya. Kenapa depresi? Karena stres kalau ditumpuk pasti jadinya
depresi, coba deh, haha. Oh iya,
kalian pernah tidak mumet terus bawaannya ingin marah dan nonjok tembok, atau
orang yang kalian benci? Itu hanya tinggal menunggu waktu loh, karena stres
juga punya tingkatan, dan ketika sudah berada di puncak stres maka kalian akan
seperti meledak, marah-marah gak jelas, yang ‘biasanya’ terjadi bagi para
pekerja adalah pelampiasan di rumah dan itu sangat mengkhawatirkan.
Sejujurnya saya tak terlalu
sering menghadapi stres di tempat kerja, saya bebas kerja di manapun yang saya
mau, tapi saya stres saat menghadapi jalanan macet, sinyal susah, lupa bawa
charger atau powerbank, hal sepele memang tapi perlu diingat kalau setiap orang punya jatah stres masing-masing.
Kesehatan jiwa agar terhindar dari stres di tempat kerja bisa kita buat loh,
apalagi kalau kita sering menjaga kesehatan fisik, tak perlu repot ngegym atau marathon cukup lakukan saja program
Kemenkes GERMAS yang simple dan
praktis. Tapi kalian pasti mau tahu caranya? cekidot!
1. SADAR DAN BUAT TEMPAT KERJA YANG MENYENANGKAN
Alasan seseorang kerja pasti
untuk urusan ekonomi, jika jawabannya untuk ‘mengisi waktu’ mungkin saya salah
objek bertanya. Kita bisa membuat ruang kerja yang nyaman tapi pelu diingat untuk
setiap orang tentu berbeda karena jenis pekerjaannya pun berbeda-beda. Banyak
orang yang tak bisa memilih pekerjaan yang mereka sukai dengan alasan ekonomi,
tapi justru itu yang harus disadari! Kita memilih karena memang kita butuh. “Pada akhirnya, hanya kita yang akan berada
di jalan yang kita pilih” seperti itulah kira-kira kalimat yang bisa saya
rangkai saat saya memutuskan jadi freelancer, banyak resiko dan kesedihan yang
jarang saya posting di sosmed karena gak bagus untuk di posting, hehe.
Setelah itu, mulailah untuk
membuat tempat kerja yang kita pilih menjadi nyaman, dulu saya pernah bekerja
sebagai call center, kalau kalian tahu pekerjaan tersebut menyenangkan sekali
meskipun tingkat diomelin dan boringnya tinggi banget, saya ingat saat itu saya
menguasai sekali produk (wajib sih) yang saya jadikan sebagai amunisi jika ada
yang menyampaikan keluhan, kalian tahu apa yang saya lakukan? Saya jawab
telepon sambil tiduran, muter-muter kursi, mata merem, gunting kuku dan hal-hal
‘manusia malam’ lakukan asal tak menggangu, dan ketika ucapan “Terima kasih”
yang dilanjutkan dengan berakhirnya call,
itu kebahagiaan seorang call center. Saya berhasil menemukan celah yang bisa
saya banggakan untuk pekerjaan saya.
2. MANAGEMEN STRES
Menurut dr. Eka Viola, Sp. KJ
selaku Ketua Umum Pengurus Pusat-Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa “Stres itu adalah hal yang wajar, tak bisa
dihindari tapi harus dikelola dengan baik”, saya setuju sekali! Kalau tidak
stres pasti hidup kalian membosankan banget, gak ada tantangan untuk membuat
sesuatu yang memorable. Perlu
diingat, stress bisa menyerang setiap orang tanpa terkecuali, yang membedakan
justru dari orang tersebut ‘menjadikan stress’ itu sebagai apa, motivasi atau
lawan.
Stress bisa menjadi motivasi
untuk hidup dengan mengubahnya ke arah yang positif. Jangan yang negatif ya,
untuk tahu kita mulai stres biasnaya di awali dengan pegal-pegal, ngantuk,
puisng karena kelamaan kerja dan berada di depan komputer, nah kalau yang ini
saya juga sering mengalaminya biasanya saya langusng minum air putih dan rehat
sejenak kemudian lakukan peregangan. Ingat! “Penting untuk bisa memahami gejala tubuh kita, apakah hal tersebut
berpengaruh pada kesehatan kita atau hanya emosi kita”.
3. BUAT PRIORITAS KERJA
Boleh banget loh jadi karyawan
yang ‘serba bisa atau cekatan’, tapi hati-hati, selain bisa gak disukai
beberapa orang, tipe karyawan yang seperti itu juga mudah terkena stres, kadang
karena sifat perfeksionisnya gitu
deh, untuk itu harus pinter-pinter membuat prioritas kejaan mana yang harus
diselesaikan terlebih dahulu agar semua situasi terkontrol dengan baik.
4. LAKUKAN HAL YANG MENYENANGKAN, ME TIME!
Mungkin ini yang sering saya
lakukan, setiap selesai mengerjakan tugas/kerjaan pasti saya langsung
memberikan hadiah kepada diri saya sendiri, sesuatu yang menyenangkan atau
sekedar me time gitu, saya memilih
untuk nonton film, tiap orang berbeda-beda, ada temen saya yang kalau stres
dandan kemudian dia seneng lagi, ada yang lari sore, ada yang main PS, atau
karawkean dan hal lainnya. Seru, wajib deh kalian lakukan hal ini. Dan kalau di
tempat kerja mungkin kalau sudah kerja baru kalian boleh main games di HP, atau
nonton film di HP, atau megang HP, yang jelas tantang diri kalian untuk
mendapatkan hal yang kita inginkan, namun yang fun ya agar tak tertekan, dan
jangan dipaksakan.
5. INGAT ORANG TERSAYANG
Seperti saat saya menjadi call
center, ucapan terima kasih saja sudah membuat saya bahagia, apalagi peluk dan
cium dari orang tersayang ketika kita membahagiakan mereka, ouch... Selain me
time, pasti saya akan menghabiskan waktu bersama sahabat, sekedar ngobrol atau
yang menjurus ke curhat kami lakukan untuk melepas penat, dan itu ampuh banget,
persis seperti yang dokter Fidi katakan. Mungkin gak sih di jaman sekarang ada
yang gak punya temen/sahabat? Jika iya, yuks akh cari teman, atau sekedar
gabung deh di organisasi atau komunitas-komunitas baik di dalam lingkungan
kerja atau luar kantor, biar kita bisa melihat ‘dunia lain’ dan para
penghuninya.
Ingat, ada 4 faktor keseimbangan hidup yang sebenarnya mudah kita
temui, keluarga, karir, teman, dan kesehatan, mereka ada meskipun mahal
mendapatkanya.
Sebenarnya, Kemenkes RI juga
memberikan satu solusi yang keren menurut saya, “setiap instansi pemerintah ataupun perusahaan harusnya memiliki workplace counselling”, semacam guru
bimbingan konseling kalau di sekolah dulu, tempat cerita masalah dan tempat
guru-guru kepo masalah siswa namun tujuannya baik, hehe. Seru pasti, kalau ada masalah setidaknya ada tempat yang bisa
kita datangi saat istirahat kerja ataupun pulang kerja. Meskipun tulisan ini
berakhir, saya sadar saya gak bisa menyarankan banyak hal yang harus saya dan
kalian lakukan, karena masalah yang
kalian hadapai dan yang saya lihat berbeda, saya gak merasakan apa yang kalian
rasakan begitu juga sebaliknya, yang sama-sama kita tahu adalah semua orang
punya masalah. “Telling stories and
laughing with friends is precious moments you’ll never forget”
Saya Oky, Ris.
ReplyDeletesalam kenal!
DeleteSetuju banget.
ReplyDelete"Stress bisa menjadi motivasi untuk hidup dengan mengubahnya ke arah yang positif"
yap, kita harus melihat ke depan, selalu ya kak.. hehehe
DeleteGue stres kalau lagi bokek, Ris! Wkwkwk betewe ngeblog juga salah satu solusi dalam mengatasi stres loh
ReplyDelete