Snorkeling Di Pahawang - Basah, Kering, Hingga Basah Yang Disengaja !

Kembali, kasur bermotif polkadot hostel FlipLop ini seakan tak mau ditinggal, sulit rasanya beranjak bahkan untuk ke kamar mandi yang jaraknya tak sampai 2 meter. Pilihannya, mau ikut apa tidak ? seperti yang saya bilang di artikel sebelumnya, buat apa jauh-jauh ke Lampung kalau hanya untuk tidur !


   Jam 6 lewat 25 menit, mobil kami mulai melintasi sepi nya jalan kota Bandar lampung menuju Dermaga Ketapang, tempat kami akan melintasi lautan, untuk ke pulang yang saya tak tahu apa namanya, Pahawang ? saya pikir itu gugusan kepulauannya. Hampir 2 jam perjalanan kami penuh, tanpa macet, "saya suka kota ini" ujar hati saya, dan kami pun sampai di hadapan kapal-kapal yang sedang parkir menanti penumpang. deretan pegunungan nampaknya masih berselimut kabut, hanya manusia yang ribet dengan perlengkapan snorkeling dan foto-foto yang membuat ramai pagi itu, kami. Sejujurnya, saya tak pernah membayangkan hal ini, akhirnya saya main air di laut, bukan kolam renang setelah hampir belasan tahun hanya tahunya Ancol doank. hehe.


"Kalau buang sampah, kalian harus ambil sampahnya sendiri" ujar Ibu Mayang memberikan pengarahan sebelum kami memulai perjalanan melintasi laut pagi itu. Dan duduk lah kami dengan manis di dalam perahu, mirip seperti film salwaku yang bulan depan akan keluar, perahu nelayan mungkin namanya. Jujur, saya bosan ! untunya tak mabok laut karena sejauh mata memandang hanya laut, dan ketika mas-mas pemandu kami memegang sebuah kamera, saya mulai mengisi foto pertama saya di memorinya, sayang donk jika tidak mengabadikan 'setiap' momen yang saya lewati, belum tentu bisa balik lagi, meskipun berharap akan balik lagi, tapi seperti kata orang-orang, yang pertama rasanya lebih nikmat.

Foto ala-ala instagram, what do you think ?

i love this view !
Tibalah saya di tempat pemberhentian pertama, sejujurnya saya bingung ketika guide kami bilang "ini pemberhentian pertama" sudah hampir satu jam di laut, dan ini baru yang pertama, berapa lama lagi ? berapa tempat lagi ? riyardi lelah. Live fest sudah saya kencangkan, saya bisa berenang, tapi sebatas kolam renang, dan dalam keadaan terkendali, nah ini di laut, baru ngeliat saya ada di tengah-tengah saja sudah panik, dan fix saya gak mau mengambil resiko, memakai life fest adalah pilihan tepat dan wajib yang harus saya lakukan. Snorkel done ! Kaki katak Done ! dan saya siap 'nyebur'.

Buram ! saya tak melihat apa-apa, ternyata saya salah target, masih harus berenang sedikit ketengah untuk menyaksikan indahnya karang dan ikan-ikan lucu, semacam di film finding nemo gitu. Dan untuk pertama kalinya saya merasakan asik yang asin banget ! air laut woy ! wajar lah ya.. tapi ini paket banget, pokonya wajib ngerasain deh. Sesampainya di tengah, taraaaa!!!.... suka banget bawah laut. seperti saya pertama kali melihat Pevita di film Lost in Paris, jatuh cinta.

Tak lupa foto, untuk eksis ? bener banget, tapi lebih dari itu, untuk kenang-kenangan.
Pahawang memang terkenal dengan tempat buat snorkeling, saya sudah mendengar dan melihat foto-foto nya di instagram, tak pernah terpikirkan pada akhirnya saya akan mencoba olahraga air ini, tapi ingat ya, jika kalian ingin snorkeling, usahakan olah raga sedikit sebelum hari H, saat saya datang, arus cukup kencang, dan saya harus berusaha melawan arus, berat rasanya hati ini, loh. Rasanya sudah berenang dengan sekuat tenaga, tetap tak sampai-sampai. 

Karena sudah terkenal, Pahawang tentunya memiliki spot-spot khusus foto yang disediakan, oleh siapa? mereka yang mengelola objek wisata laut ini, dan saya sangat mengapresiasi mereka yang melakukan ini, apalagi saya juga melihat beberapa dari mereka memunguti sampah, mereka sadar, kalau bukan mereka yang menjaga, siapa lagi ? saya berharap saya, kalian dan kita juga menjadi bagian dari 'mereka'.

salah satu objek wajib foto yang disediakan 

Yang ini juga ! gak usah takut, tuh liat banyak penjaganya di belakang saya..wkwkw

RASANYA GAK MAU SELESAI !!

   JUJUR ! pernah gak sih kalian udah nyaman karena terlalu menikmati, kemudian harus dipisahkan karena waktu kalian habis, sedih rasanya kan ? mungkin itu yang saya rasakan saat saya dan part of Blogger Cihuy lainnya harus meninggalkan 'main-main' air kami siang itu, yahhh, kata yang keluar dari mulut saya saat mesin perahu mulai dinyalahkan dan mendorong, perahu melaju menuju lokasi selanjutnya.

"Selamat Datang Pulau Pahawang" ! jelas saya membaca tulisan yang berada tepat di gapura saat perahu kami selesai parkir, makan, adalah tujuan utama kami, dan itu tak bisa disangkal, saya pribadi sangat lapar.


Satu hal lagi keberuntungan saya main bareng bersama Blogger Cihuy, Ibu Mayang yang tadi saya sempat sebut diawal, yang memberikan kami pengarahan nantinya akan Diving loh, katanya sih kami boleh ngintili mereka yang akan melihat spot baru di beberapa titik, seru banget kan kedengarannya. Meskipun baju, celana, dan badan saya sudah kering karena cuaca yang cukup panas siang itu, tapi saya bersedia basah lagi jika harus menikmati pengalaman tersebut, berenang bersama DIVE LAMPUNG CLUB, pernah dengar ?

Dive Lampung Club adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh Ibu Mayang Djausal yang juga merupakan owner dari resort di Pulau Pahawang, mimpi apa bisa bertemu orang seperti beliau. Tak hanya dirinya, sang adik Ari Nanda Djausal juga menjadi bagian dari Dive Lampung Club ini, bahkan bertindak sebagai ketua. Tentunya tak hanya mereka berdua saja, teman-teman mereka juga turut andil dalam pembentukan komunitas ini.

Eh, kalian tahu tidak, ternyata Dive Lampung Club ini terbentu karena sebuah 'hobi' loh !, fokusnya adalah untuk mencari diver - diver baru, bukan driver grab yak, tapi orang-orang yang suka diving, disebutnya diver, ingat gak pakai huruf 'r'. Saat ini, member nya sudah berjumlah 26 orang, dan pasti akan bertambah terus seiring dengan olahraga diving yang mulai dikenal dan digeluti banyak orang, tertarik ? langsung deh cek di akun instagram mereka di @LampungDiveClub

Ibu Mayang saat asik mengobrol bersama kami
Untuk diving, tak sembarangan ya, tak seperti snorkeling yang semua orang bisa lakukan asal mau. Diving membutuhkan waktu sekurangnya 4 hari untuk melakukan sebuah persiapan dan mendapatkan lisensi, 1 hari untuk pelatihan teori, 2 hari di kolam dan 1 hari di laut, barulah kalian dinyatakan siap dan berlisensi untuk melakukan diving yang sah ! nantinya kalian akan mendapatkan sertifikasi diver yang diakui oleh POSI (Persatuan Olah Raga Indonesia) 

"Jangan salahkan turis, terkadang mereka dan kita memang bukan smart traveler, tapi yang membawa mereka yang harus selalu mengingatkan" ujar Pak Sinek, Sang Master Diving yang sudah 37 tahun menyelam. waw.

Itulah yang diinginkan Lampung Dive Club, melahirkan bibit-bibit baru yang bisa mengajarkan cara menjaga laut yang benar, contoh simple, jangan berdiri diatas terumbu karang, karena mereka bisa rusak, jangan membuang sampah, just it. Tak hanya mereka, seharusnya, semua orang harus terlibat soal pariwisata tanah air, khususnya memang kemetrian pariwisata yang harus menetapkan sertifikasi kelayakan mulai dari kapal, pemandu, bahkan agen pariwisata. Jika dijalankan, hal tesebut akan sangat membantu peletarian alam bawah laut, hal inilah yang harus diperhatikan. 

Pak Sinek Kurniawan, Sang Master Driver
Obrolan seru kami nampaknya harus berakhir seperti kisah kami sebelumnya saat di zona snorkeling, keterbataan waktu membuat kami melaju ke tempat berikutnya, perjalanan yang cukup panjang, perjalanan pulang yang mungkin akan membuat saya tertidur di perahu. Tapi ternyata......


Sebelum pulang, foto-foto dulu...

Lagi tapi rame-rame.... maklum nunggu yang pada ganti baju, hehe

Mesin kembali dinyalahkan, mungkin beberapa dari kami berkata "da da Pahawang". Oh iya, seharusnya bukan Pahawang, kami memang di gugusan kepulawan Pahawang, tapi pulau yang kami singgahi tadi namanya Jelarangan, hanya pulau itu yang airnya fresh, sehingga ada pemukiman disana, tapi kalian tahu tidak, Pahawang itu sebenarnya nama aslinya Puhawang, tempat pelarian masyarakat Lampung atas serangan Belanda pada masa penjajahan, pulau ini dipilih karena dinilai sangat aman, katanya.


Dan, ditengah perjalanan, kereta kami berhenti, benar ternayat kami diperbolehkan melihat para member Dive Lampung Club untuk diving melihat spot baru, satu orang dari kami, mas Fauzi langsung ikut nyebur, dan saya, yang sat itu tak memiliki pakaian dalam lagi rasanya ingin menangis dalam hati, apalagi pas dia bilang "yang ini lebih gokil" sambil menunjukan jempolnya. 

"Udah buka ris, nanti malah nyesel loh" ujar Bunca, ketua rombongan kami, a.k.a Mba Elisa yang cukup memaksa, saya menolak, hingga akhirnya saya memutuskan untuk ikut nyebur ! meskipun saya tahu resiko yang harus saya tanggung, memakai celana dalam basah hingga sampai di hostel. JUARA ! terumbu karang warna merah menyalah langsung terlihat jelas saat saya memasukan kepala kedalam air, saya tak membayangkan jika tak melakukannya, dan saya sadar, saya suka snorkeling !! aaahhh makasih pokonya buat Blogger Cihuy, awal tahun dimulai dengan traveling, semoga bisa jalan-jalan lagi.... dan terussss


Akhirnya saya duduk nyaman, lagi, meskipun pantat sedikit gatal. Di pikiran saya, terngiang lagu cakra khan, harus berpisah, ditemani suara mesin, rasa lelah, ngantuk, dan mata yang tak bisa menutup kelopaknya karena sunset terlalu indah untuk tak dinikmati. Kemudian saya lapar kembali...

Melanjutkan perjalanan lagi, kemana?


6 comments