A Day in My Life: Edisi Pandemi!

Saya masih ingat, pulang dari Lombok 1,5 tahun lalu semua mulai berubah. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia hadir, yang ternyata membuka 3 juta lebih kasus positif lainnya (data per-tanggal 15/8 dari Kemenkes RI). Waktu benar-benar berlalu dengan cepat. “Udah ngapain aja gue selama ini?” pertanyaan yang kadang hadir pas bangun tidur sambil ngepoin update kasus harian. “Masih waras aja udah untung, Ris” seketika otak merespon demikian.

   Memasuki PPKM ber-Level untuk kesekian kalinya. Saya pribadi merasa seperti ada di acara survilal. Dan beruntung menjadi bagian dari yang masih selamat. Sejak tulisan dibuat, otak saya masih mencerna sampai kapan pandemi ini, mau berapa banyak lagi yang meninggal terlepas dari angka kesembuhan yang juga tinggi. Dan, “sampai kapan sih masyarakat di-PHP-in sama yang namanya PPKM ini???”

 

Sampailah saya di titik, “yaudahlah ya”, sambil terus membangun keyakinan kalau sisi baik dari pandemi ini cukup banyak, dan bermanfaat. Kapan lagi kita bisa semakin aware akan kesehatan? Kapan lagi melihat langit Jakarta yang cerah kalau pagi? Kapan lagi bisa melihat lumba-lumba pink? Dan masih banyak pertanyaan kapan-kapan-dan kapan. Bumi seakan me-refresh dirinya. 

 

Setidaknya ada 3 babak yang saya rasakan sejak corona mengubah pola hidup saya. Ia seakan bilang “kan, manusia hanya bisa merencakan” sambil merobek-robek tiket promo pesawat yang sudah setahun sebelumnya saya beli. “Untuk sementara di rumah aja dulu” lanjutnya.

 

Mengenang Masa Lalu! 

Mencoba produktif dengan menggali ‘harta karun’ di hardisk untuk konten intagram hingga blog post menjadi part yang paling saya suka ketika di rumah aja. Eat-sleep-repeat yang awalnya too much, saya ganti dengan lebih banyak di depan laptop. Susah memang awalnya, apalagi untuk seorang freelancer seperti saya yang biasa kerja di luar. Tapi demi kesehatan yang mahal harganya, saya harus berjuang.


update yang mana dulu ya....

Saat pagi, saya langsung membuka laptop dan mencari-cari foto yang akan diupload. Dan ternyata masih banyak banget stok. Tak terasa banget, tahun demi tahun banyak tempat yang saya kunjungi. Kalian pasti juga gitu deh, hehe. Tak bohong, berandai-andai di depan foto-foto jadul membuat saya semakin benci dengan Covid-19. Positifnya, saya melihat banyak orang-orang yang kembali berkumpul dengan keluarganya, melepas kesibukan yang dahulu membelenggu. 

 

Menikmati Saat Ini....


Seperti yang saya bilang di awal, pandemi membuat kita semakin peduli akan kesehatan. Dan bukan hanya sekedar peduli, tapi kita juga dituntut untuk melakukannya sembari beradaptasi, sehingga menjadi kebiasaan baru. Fase ini menjadikan saya semakin mengenal diri sendiri dari segi kesehatan, baik fisik maupun mental yang pada awalnya memang terasa tak siap. Saya yakin kita semua begitu.


Selain bertahan, saat ini kita juga harus menikmati moment-moment yang ada. Kita tak bisa menyanggah berita buruk hadir, tapi kita bisa membuat respon untuk diri kita menjadi lebih perhatian. Seperti bercermin. Kita mencoba melihat apa yang kita butuhkan dan pantas. 

 

Siang menuju malam, atau bahkan hingga malam hari. Saya berkutat di depan laptop dengan beberapa pekerjaan yang masih saya syukuri, di sela-selanya, mungkin berberes kamar, dan tentunya tak lupa makan dan ibadah. Jujurly, pandemi mendekatkan saya kepada Allah SWT loh, alhamdulillah, hehe. Bagi seorang freelancer, saya merasa beruntung bisa kerja di mana saja, dan untuk mereka yang bisa berkerja dari rumah juga harus sangat diapresiasi banget!

 

Namun, buat mereka yang kerja di sektor kritikal dan esensial? Tantangan banget buat mereka karena harus tetap keluar, kadang kepikiran ajah…..hiks…

 

Berdamai dengan Pandemi?

Sampailah saya, atau kita, ditahap “sudahkan seharusnya kita berdamai dengan situasi ini?”, 3M hingga 6 M sudah dilakukan, vaksin pun di kota-kota besar juga sudah banyak. Dan ujung-ujungnya, semua kembali ke diri masing-masing, di mana kita punya pilihan. Tapi jangan salah, orang-orag yang kerja di sector kritikal dan esensial belum tentu bebas memilih untuk meninggalkan pekerjaanya. Staf medis, transportasi, keuangan, pasar modal, industri ekspor, nyatanya harus lebih kuat dari kita yang bisa kerja di rumah aja. 

 

Menurut saya, yang bisa mereka andalkan adalah perusahaan tempat mereka bernaung, yang harus menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja di tengah situasi pandemi ini. Di tempat kerja, saya yakin semua aman terkendali dengan perawatan yang sangat intensif. Pemasalahannya adalah kecemasan yang hadir saat menggunakan transportasi, karena standar kesehatannya berbeda-beda. Apalagi kalau ada yang ngeyel di trasportasi umum, ckckck.

 

Antar jemput karyawan mungkin bisa menjadi solusi terbaik saat ini, dari segi kesehatan dan kepedualian perusahaan. Tapi kan enggak semua kantor ada fasilitas ini? Yap, bener banget! Tapi tak perlu khawatir karena ada perusahaan di bidang transportasi yang menyediakan jasa tersbeut. 

 

Seperti yang dilakukan TRAC, anak perusahaan PT Serasi Autoraya yang merupakan bagian dari Astra, dengan menghadirkan Program Promo Sewa Bus yang menurut saya sangat membantu sekali bagi para pekerja sektor esensial dan kritikal yang dituntut WFO saat PPKM Darurat. Mengapa demikian?



Saat ini, sewa bus dari TRAC menghadirkan layanan shuttle service untuk korporasi, dengan fokus antar jemput karyawan, shuttle residen, antar jemput sekolah, hingga transportasi MICE. Sehingga para pekerja bisa merasa aman dan nyaman dengan fasilitas yang diberikan, mulai dari kebersihan yang selalu dijaga hingga bus yang selalu dirawat dengan baik

 

Oh iya, bus yang disediakan TRAC ini juga memiliki fasilitas WiFi, LCD TV, toilet, perangkat karaoke serta pantry loh…. Soal kebersihan? Pastinya sudah tersedian hand sanitizer serta protokol kesehatan lainnya. Dan tentunya, tak lupa dari segi keamanannya juga terbilang lengkap, mulai dari palu pemecah kaca, pintu darurat, dan tabung pemadam kebakaran.



Ada beberapa poin yang wajib diketahui ketika ingin menggunakan Promo Sewa Bus dari TRAC, diantaranya promo ini hanya berlaku untuk mereka yang bekerja di sektor esensial dan kritikal sesuai dengan peraturan yang berlaku selama PPKM Darurat, dan pengguna promo ini juga wajib melampirkan surat izin bekerja pada jadwal yang sama dengan penjemputan, serta dalam keadaan sehat tentunya.

 

Untuk informasi lebih lanjut, promo lainnya dan tentunya pemesanan bisa langsung melalui aplikasi TRAC To Go yang saat ini sudah bisa didownload di Play Store dan juga App Store sekarang juga.

2 comments

  1. Naaah setuju mas. Daripada ngeluh ga abis2, malah bikin stress, bagusan mikirin dampak positif dari pandemi ini. Krn banyak ternyata. Setidaknya aku yg dulu boro2 mau olahraga, sekarang jadi rutin. Malah jadi berasa ga enak kalo sampe skip jadwal. Makan jadi lebih dijaga. Vitamin apalagi, jadi tiap hari. Intinya, yg dulu ga aware Ama kesehatan sendiri jadi peduli banget demi imun yg kuat.

    So, skr ini aku ditahap udh bisa Nerima dan berdamai dgn pandemi ini. Memang msh blm diizinin traveling tp setidaknya aku bisa nabung lebih banyak, supaya nanti kalo Border negara2 udah dibuka, tinggal cuuuus dan bisa lebih lama cuti nya :D.

    Naaah aku bersyukur karna kantorku nyediain mobil antar jemput gini buat staff nya. Walopun jumlah terbatas Yaa, tapi setidaknya ada. Walopun aku ttp LBH tenang naik mobil pribadi sih. Tapi kalo memang ga ada, Trac bener2 jadi pilihan terpercaya kalo pengen sewa mobil. Nama besar Astra dibaliknya udh bikin aku yakin Ama kualitas dan service mereka :), juga kendaraannya yg pasti terpelihara

    ReplyDelete
  2. The article offers a personal account of a blogger's experience during the pandemic, highlighting the emotional impact of staying at home, reflecting on the past, enjoying the present, and making peace with the pandemic. It also discusses personal growth, health, and a solution-oriented approach, such as TRAC's Promo Sewa Bus. motorcycle accidents yesterday

    ReplyDelete