Berkenalan Dengan ‘Hearo’ di BSD City, Aplikasi Terbaru Apple yang Siap Membantu Saya & Teman Tuli

“Terkesan seperti manusia, padahal Hearo adalah sebuah aplikasi. Tapi mungkin, setelah membaca tulisan tulisan kalian bisa berubah pikiran”

Selalu senang ketika bisa main ke Green Office Park, BSD City. Berharapnya sih bisa ngantor di sana, tapi nampaknya agak sulit, hehe. Jadi sekedar datang untuk melihat acara Apple Graduation Academy adalah kesempatan yang membahagiakan untuk saya. Apalagi, rasa kangen saya main scooter listrik pun terbayarkan di tempat ini, maklum di Jakarta sudah tidak ada karena beberapa alasan.


Buat kalian yang belum tahu, bisa dibilang saat ini BSD City merupakan pusat IT yang berfokus pada pengembangan talenta pemuda Indonesia di bidang teknologi digital dengan terus membangun ekosistem Digital Hub, yang juga ditujukan untuk para Komunitas Digital mulai dari startup company, intitusi pendidikan yang bergerak di bidang IT, hingga perusahaan multinasional berbasis teknologi pun dapat hadir di area seluas 25,86 Ha di bagian selatan Green Office Park, BSD City ini.

Salah satunya adalah Apple Developer Academy, setelah Brazil dan Italia, pada 2018 Apple Developer Academy Indonesia pun hadir di BSD City, yang merupakan lokasi ketiga di dunia. Sebuah kebanggaan tentunya. Setelah sukses di tahun tersebut, Apple Developer Academy pun membuka batch kedua di tahun 2019. Ini beasiswa loh. Dan kemudian melahirkan 194 wisudawan yang telah mengikuti program pelatihan dan pembelajaran selama sepuluh bulan dari April 2019.

Tepatnya di tanggal 14 Januari 2020 para anak muda bertalenta didikan Apple Developer Academy dinyatakan lulus, Apple Graduation yang kedua kalinya pun diadakan, dan disaksikan oleh Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bapak Bambang Permadi Soematri Brodjonegoro.


  

Say “Hi” to Hearo!

Sebagai wadah pengembangan talenta digital yang dibangun oleh Apple Inc dan didukung oleh Sinar Mas Land, sekolah coding dengan tigak fokus kemampuan yang meliputi teknikal, bisnis, dan desaign ini pun mengajak para wisudawan Apple Graduation untuk mempresentasikan hasil selama 10 bulan mereka mengikuti program. Kerennya, aplikasi/karya yang mereka buat bukan semata aplikasi biasa saja, namun ada visi di dalamnya, yaitu memecahkan permasalahan sosial dengan operating system dari Apple. Saat itu, saya merasa bangga sekali melihatnya, dan rasanya tak sabar untuk segera mendownload aplikasi tersebut jika sudah hadir di App Store.

Ada 5 aplikasi yang dipresentasikan saat itu. Pertama adalah Qiroah, yang merupakan aplikasi mobile untuk membantu kita dalam belajar membaca Al-Qur’an. Qiroah memberikan sebuah fitur feedback voice yang bisa mengkoreksi pembelajaran penggunanya, terutama dalam artikulasi dan penempatan huruf dalam bahasa arab.

Selanjutnya, ada aplikasi yang namanya Teman Netra yang membantu teman-teman disabel dalam membedakan bentuk dan teks sebuah produk. Jadi ketika mereka belanja menggunakan aplikasi ini, mereka bisa dibantu dalam membedakan produk-produk yang ingin mereka beli dan tak akan tertukar lagi hanya dengan scan saja. Uniknya lagi, aplikasi ini juga mampu menyimpan hasil dari scan-nan sebelumnya, dan juga mencari kebutuhan teman-teman disabel melalui kata kunci.

Ada lagi aplikasi Leastric, yang saya rasa wajib diinstal di setiap rumah tangga, karena mampu memberikan informasi terkat besaran listrik yang digunakan di tiap alat-alat rumah tangga, sehingga penggunanya bisa melihat dengan detail besaran penggunaan listriknya. Kemudian ada aplikasi namanya Canting, yang bisa diposisikan sebagai studio membatik digital. Dengan aplikasi ini, kita bisa melihat dan seakan membuat batik, mulai dari proses pembuatan pattern hingga tahap akhir. Seru banget!


Satu lagi aplikasi hadir di acara tersebut, yang membuat saya jatuh hati, dan tak sabar rasanya untuk segera menggunakannya, yaitu Hearo. Aplikasi ini tak hanya mempermudah teman-teman yang mengalami kesulitan dalam pendengaran, tapi juga kita yang ingin berkomunikasi dengan mereka, jadi dua arah, ini yang membuat aplikasi ini keren banget. Hearo memanfaatkan machine learning dan object detection dalam penggunaannya, sehingga mampu men-translate suara dan gerakan menjadi teks.

Saya merasa, aplikasi Hearo bisa menjadi teman dekat kita semua, menjadi perantara ketika bertemu dengan teman-teman tuli, karena sepengalaman saya kadang agak takut untuk menyapa dan membantu mereka, ketakutan yang berasal dari diri saya sendiri, ketakutan tak bisa mengerti dan malah menyusahkan mereka nantinya. Hearo juga membuka mata saya akan permasalahan yang sering kita lupakan, yaitu tolong-menolong dan bersosialisasi.

Pada dasarnya, semua orang pernah menjadi minoritas, dan itu rasanya sungguh tak enak. Begitu pun teman-teman tuli. Saya rasa, kita semua semua punya perasaan yang sama, kadang saya tak enak ingin membantu mereka dan kadang mereka juga tak enak untuk meminta pertolongan kepada kita, perbedaan komunikasi ini yang membuat space siantara kita, dan Hearo seakan ingin menghapus jarak tersebut, atau setidaknya mendekatkan.

Batch kedua telah selesai, dan Apple Developer Academy tak akan berhenti sampai di situ, karena faktanya batch ketiga sudah dibuka, dan telah tercata 2000 pendaftar yang siap megikuti tahap seleksi yang akan dimulai pada Februari hingga Desember. Jadi penasaran dan tak sabar, kira-kira terobosan aplikasi apa saja yang akan akan hadir dan mereka ciptakan?

No comments