Ada yang beda. Bukan lagi ‘Always Listening, Always Understanding’
tapi ‘Listening, Understanding, Delivering’.
Hal baru yang saya tahu dari tagline perusahaan
asuransi, Prudential Indonesia. Saya
yakin, akan ada inovasi baru yang ingin dihadirkan oleh perusahaan yang saat
ini berusia 23 tahun di tanah air. Dan benar adanya, Jumat (1/2) kemarin,
Prudential Indonesia secara resmi meluncurkan produk terbarunya yaitu Prudential Wakaf dari Pru Syariah.
Buat kalian yang belum tahu, sejak 2007 Prudential Indonesia sudah
memiliki unit syriah yang bisa dibilang memimpin pasar asuransi syariah di Indonesia,
saat ini. Dan ketika program wakaf ini hadir, saya baru mengerti mengapa
Prudential Indonesia menambahkan kata ‘Delivering’ dalam taglinenya.
“Dengan komitmen yang lebih kuat
ditambah action impact yang nyata kepada nasabah”, Kata Jens Reisch,
Presiden Direktur Prudential Indonesia. Kalimat
itu masih terngiang di telinga. Melalui dirinya juga, saya semakin tahu
kalau saat ini Prudential Indonesia punya 4 fokus utama di tahun 2019. Pertama
soal financial planning kepada
nasabahnya yang mereka sebut ‘Do Wealth’, kedua soal kesehatan
nasabah yang semakin diperhatikan dalam ‘Do Health’, ketiga ‘Do
Tech’ yang mewajibkan Prudential untuk beradaptasi dengan perkembangan
teknologi masa kini dalam memberikan pelayanan secara simpel, cepat, dan mudah.
Dan yang terakhir ‘Do Good’, yang erat kaitannya dengan kata ‘Delivering’ karena komitmen Prudential dalam hal ini adalah
menyampaikan dan mewujudkan kebajikan. Jalanin bareng bersama Prudential.
Sebenarnya, Prudential Indonesia sudah memiliki jalan untuk berbagi
kebajikan melalui program CSR-nya, atau yang mereka sebut Community Investment, yang saat ini sudah menyebar hingga Indonesia
bagian timur. Tapi itu buka alasan untuk Prudential berpuas diri, ada alasan
yang membuat mereka yakin memiliki wakaf sebagai inovasi terbarunya.
Kenapa Harus Wakaf?
Pada postingan blog sebelumnya,
saya sudah sedikit bercerita tentang alasan mengapa kita harus mengenal wakaf
saat ini. Kalian bisa langsung baca di
sini. Tapi mari kita kembali ke pertanyaan awal, “mengapa
Prudential memilih wakaf?”
Listening! Itu kunci jawab pertama. “Banyak yang bilang, kapan Prudential
mengeluarkan produk wakaf”, kata Ibu Nini Sumohandoyo. Prudential mendengarkan apa kata
para nasabahnya. Karena faktanya, tak mudah loh untuk menghadirkan produk wakaf
seperti ini, kenapa? baca sampai habis yaaa. Kemudian Prudential juga
membuat survey, di mana hasilnya banyak yang belum tahu akan cara kerja wakaf.
Ini yang semakin membuat Unit Syariah Prudential yakin kalau wakaf bisa menjadi
jalan baru untuk mereka berbagi kebajikan melalui peningkatan literasi.
“Banyak nasabah yang ingin
berwakaf, tapi bingung, tak tahu”, lanjut Ibu Nini. Saya pun demikian, sebatas yang saya tahu
hanya wakaf dengan tanah, itu pun belajar dari apa yang saya lihat. Faktanya wakaf tak hanya benda mati saja
seperti tanah, tapi juga benda bergerak. Untuk itu perlu adanya literasi,
dan berbagi pemahaman dari pihak yang mengerti, dan Prudential mengambil
langkah yang sangat cerdas dengan memberikan agentnya pemahaman terlebih dahulu
yang kemudian menyalurkannya, sehingga tak salah jika Prudential Indonesia
mendapatkan penghargaan ‘Sosialisasi
Wakaf Asuransi Kepada Peserta Terbanyak’ dari Museum Rekor Dunia Indonesia.
Enggak
salah sih kalau kita bilang Prudential sebagai pelopor literasi wakaf saat ini,
kerja keras banget selama 10 hari di 37 kota dengan melibatkan 9520 peserta. Waw!
Alasan selanjutnya adalah fakta
yang menyebutkan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara paling dermawan
dalam urusan donasi cash di antara
146 negara di dunia. Potensi ini yang dilihat sebagai peluang, apalagi jumlah
muslim di Indonesia sangat mendominasi. Program
wakaf yang dibuat Prudential juga sangat sederhana. Pertama cukup membeli
produk dasarnya saja, yaitu Pru Syariah Generasi Baru. Tapi kalau sudah menjadi
peserta, kita tinggal rubah saja manfaatnya, dan memilih mewakafkan sebagian manfaat
(santunan kematian untuk nasabah baru 45%, kalau nasabah lama lebih dari satu
polis 95%), atau keduanya mewakafkan nilai tunainya (yang diwakafkan 1/3 saja,
sesuai fatwa).
Potensi wakaf di Indonesia begitu
besar. Sebagai bagian dari pilar filantropi, sebuah bentuk nyata kedermawanan
dalam islam, wakaf memberikan manfaat berkelanjutan sehingga menjanjikan pahala
yang tidak terputus. Tapi jangan salah, tantangan berwakaf di Indonesia juga
jelas, salah satunya tingkat literasi wakaf masih rendah, secara umum hanya 8%,
dan pemahamannya masih sebatas dengan adanya praktek yang terlihat di masyrakat.
Seperti yang saya bilang tadi, hanya
wakaf tanah yang terkenal. Makanya wajib Prudential Pru Syariah
mengeluarkan program wakaf ini.
Tantangan selanjutnya adalah
bagaimana Indonesia menghadirkan Institusi Nazhir yang bisa menghadirkan
ekspektasi kita dalam pengembangan wakaf, melakukan sinergi, yang di dalamnya
termasuk daya menguatkan sisi hukum dan management resikonya. Dan selanjutnya
soal regulasi, yang harus kita selesaikan, karena berpotensi menjadi aktor
penghambat, bukan lagi tantangan.
Kalian Tahu KNKS?
Dalam menjalankan program wakafnya,
Pru Syariah Prudential menggandeng 3 Nazhir diantaranya: Lembaga Wakaf MUI,
iWakaf, dan Dompet Dhuafa. Serta dalam program ini, kita juga akan
kenal dengan peran Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang tak boleh
dilupakan. Kalian tahu KNKS? Tidak? Sama! Saya pun demikian, baru tahu
saat mendengarkan penjelasan dari Pak Afdal Aliasar, Directur Bidang Promosi
& Hubungan Eksternal KNKS.
KNKS merupakan komite dari
pemerintah yang diketuai langsung oleh pak presiden yang bertugas mendorong
bagaimana keuangan dan perekonomian syariah dapat tumbuh dengan cepat. “Dan
wakaf asuransi ini salah satu langkah inisiatif yang luar biasa untuk
memperkuat keuangan dan ekonomi syariah”, kata Pak Afdal.
“Dalam 5 tahun ke depan, kami
ingin Indonesia menjadi pusat keuangan syriah dunia. Ini merupakan satu impian,
Indonesia punya potensi”, beliau melanjutkan. Dan program Wakaf
Prudential ini bisa dibilang salah satu jalannya, Prudential menggabungkan
asuransi dan wakaf di mana tak hanya meningkatkan market share asuransi syriah, tapi
juga menyentuh peran wakaf dalam menumbuhkan aset-aset yang produktif. Ini menarik!
No comments