gTunes, Panggung Digitalnya Musisi Indie

Seperti bercermin. Bisa dibilang saya tahu bagaimana sulitnya melebarkan sayap di tengah dunia yang mereka jalani. “Sadar enggak sih, kita memiliki kesamaan”. Kadang penolakkan sudah dulu terlihat dibandingkan harapan, dan kadang berharap, mimpi saja sudah cukup untuk jadi alasan kita bahagia. Ketika membicarakan musik indie, saya berpikir demikian. Ketika mereka berhadapan dengan label rekaman, sama seperti ketika tulisan saya diedit sana-sini karena typo dan ejaan yang tak sesuai EYD, kemudian menunggu tayang, plus dijudge abis-abisan. Dan pada akhirnya saya menemukan panggung saya sendiri, terciptalah riyardiarisman.com.

Kira-kira nama trio yang cocok apa ya?
   Rapat Osis untuk PENSI akhirnya dimulai. 10 tahun lalu, atau mungkin lebih, saya masih sibuk dengan daftar band-band yang mencalonkan dirinya untuk tampil di acara tahunan sekolah. “Ini band apa? Lagunya yang mana sih?”, pertanyaan yang tak pernah absen dari mulut saya. Yaa, kalau zaman now sih, mungkin kalimatnya, “apa cuma gwa yang gak tau dia siapa?”, haha. Sebagai bagian yang hanya pura-pura aktif agar bisa bolos pelajaran fisika, saya setuju saja siapa yang akan tampil, asal dananya cukup dan tak membuat panitia nombok.

Wa, oh, waw. Tak bisa saya bayangkan betapa sepinya panggung jika mereka tak tampil hari itu. Jujur, saya tak kenal siapa mereka, lupa nama bandnya apa, tapi saya suka musiknya, liriknya renyah dan ngeselin, keseharian kita banget. Meskipun kadang saya harus menutup telinga atau menjauh dari panggung untuk menyelamatkan telinga dan otak ini. Screaming, atau apa gitu penyebutanya. Belum lagi ritual wajib jorok-jorokan yang nampaknya seru tapi saya yakin menyakitkan. Saya pernah ikutan mosink, besoknya saya izin gak masuk sekolah dua hari, huft.

Sejak saat itu saya kenal musik indie sebagai hiburan. Dan kemudian sebatas tahu kalau musik indie masih ada, kadang saya melihatnya, bisa dibilang seperti menonton film-film indie atau film-film pendek yang bisa disaksikan di beberapa acara. Ada kesulitan tersendiri ketika kita memang tak meniatkan untuk menyaksikan musik-musik indie, kecuali kita tipe orang yang selalu datang duluan sebelum band utama tampil, biasanya ada musik-musik indie yang menjadi ‘pembuka’ dan ‘penggembira’.

gTunes for Indie Music

Sampai di hari ini saya cukup mengerti perjuangan musik indie di tanah air. Setidaknya merasakan apa yang mereka rasakan. Untuk saat ini, menurut saya loh yaaa, musiknya lebih soft di telinga dengan lirik yang masih sama, enggak berat, enggak perlu mikir untuk tahu maksudnya. Itupun saya rasakan ketika mendengar Junior Soemantri tampil beberapa waktu lalu, di acara gTunes Festival.

Kalian wajib dengar lagunya yang merindu
Kalau kata Mas Sopal dari Asosiasi Komunitas Musik Indie Indonesia (Askomindo), musik indie adalah wujud nyata dari keluh kesah anak-anak band yang sulit untuk masuk label rekaman. Alasannya?, “ini masalah selera. Selera produser yang tak bisa dipaksakan ke anak band indie yang memang berkarya kebanyakan enggak mau diatur,  berkarya sesuai pasarnya,  mereka berkreasi apa adanya, baik dari segi musikalitas, dan syair”, kata Mas Sopal.

Askomindo sangat berperan dalam memberikan wadah untuk para musisi indie, memberikan panggung untuk berkreasi hingga promosi. “Kami buat acara di cafe,  taman,  bahkan di rumah tahanan,  kami menghibur para napi,  terutama yang kena narkoba, Bahkan di rutan saat ini berdiri band indie, namanya Salemba Band", lanjut Mas Sopal. Baginya, penciptaan karya yang bergerak ke arah yang positif harus sangat didukung, dan kemudian lahirlah gTunes yang semakin tepat untuk para musisi indie dan lokal membranding. gTunes bak pangggung digital, yang dapat menggaet pasar lebih luas, tanpa mengeluarkan biaya, alias gratis.

Ara Dita - Sopal - David Seprian - Arsha
Apa sih bedanya gTunes dengan aplikasi streaming musik lainnya?, tentu gTunes berfokus pada musik lokal, indie, dan independet artis, yang sejauh ini sudah ada sekitar 70an artis yang terlibat. Dan akan terus bertambah seiring berkembang aplikasi ini. Hadirnya gTunes juga dinilai sebagai pelengkap, terutama musik indie yang semakin memberi warna musik di Indonesia. Saat ini, gTunes sudah bisa didownload, dan langsung dinikmati dengan biaya berlangganan mulai dari seribu rupiah saja. Serta berbagai fitur menarik pun hadir di dalamnya selain musik and video streaming, ada live chat, karaoke, serta exclusive jam seassion live yang bisa segera dirasakan.


Oh iya, bahkan saat ini gTunes juga mengajak para penggunanya untuk ikut berkreasi dan berkesempatan nonton DWP gratis loh! Pasti mau kan? DWP kali ini di Bali! Jadi bisa lanjut buat liburan.... Mau? Caranya bisa langsung kalian cek di instagramnya gTunes, @gtunes_id sekarang jugaaaaaa....

No comments