Sepertinya semakin larut. Lampu
sorot terbilang sukses menjadi lead
malam itu. Mungkin annoying banget
saya malam itu, yang tak henti ikut
bernyanyi dan menghentakan kaki, bagi beberapa orang yang berada di sekitar
saya. Tapi coba kalian bayangkan, justru aneh enggak sih jika kita tak ikut
bernyanyi atau setidaknya ikut ‘bergoyang’ ketika lagu-lagu ABBA yang semakin
hits lewat film Mamma Mia (2016) terdengar? Apalagi langsung dibawakan dengan
teatrikal yang indah!
I have a deram. Ya, saya
punya mimpi yang seketika terukir saat tergila-gila dengan karakter Rachel
Berry di serial Glee, yang diperankan oleh Lea Michele. Saya ingin menjadi bagian dari keriuhan
ketika lampu dipadamkan, ketika semua mata seakan fokus mencari di tengah
keheningan, dan menjadi bagian yang utuh digemuruh tepuk tangan terakhir, saat
Rachel dan teman-temannya bernyanyi di atas panggung. Saya yakin dan
merasakan bagaimana musik merubah segalanya, selayaknya mood booster pagi hari, yang membuat hidup lebih bahagia.
Rasa yang sama ketika melihat Amanda Sayfried di
layar lebar. Lewat karakter bernama Sophie di film Mamma Mia! yang rilis 2008
silam, ia terbilang berhasil mengajak saya menikmati indahnya Pulau Kalokairi
di Yunani. Lautnya yang biru dan
hangatnya kehidupan yang sukses mencuri perhatian. Dan tahun ini keduanya seakan hadir di pikiran saya. Sekilas saya merasakan Rachel tampil di
depan saya dan seketika pula saya melihat Sophie bercerita meskipun orangnya
berbeda, lewat Pertunjukan Musikal
Mamma Mia! yang saya saksikan beberapa waktu lalu.
Para pemain Pertunjukan Musikal Mamma Mia! Jakarta
Pengalaman Nonton Mamma Mia di Jakarta!
Menjadi negara pertama di Asia
Tenggara yang disambangi Tur Internasional MAMMA MIA! adalah kabar lain
yang membahagiakan. Tentunya selain prestasi
atlet kita di Asian Games 2018, hehe. Rasa bangga yang semakin meningkat, bisa
dibilang semakin tebal apalagi untuk saya yang habis merasakan euforia langsung
pertunjukan Opening
Ceremony Asian Games 2018.
Perasaan yang sama kalau main ke
Taman Ismail Marzuki (TIM), pengen banget
jadi mahasiswa seni, dan pandangan yang sama pula kalau berada di sekitar
Teater Jakarta, arsitekturnya keren
dengan balutan kaca nan instagrammable. Di sinilah Tur Internasional Mamma Mia dimulai. Pertunjukan pertama
tanggal 28 Agustus 2018, dan akan berakhir di tanggal 9 September 2018 dengan
harga tiket yang beragam, mulai dari 850k sampai 2.650k, bisa dicek di www.mammamiajkt.com
sekarang juga.
Hanya 16 kali pertunjukan! Adalah salah satu alasan mengapa kita
wajib menyaksikan pertunjukan musikal yang satu ini. Dan saya beruntung menjadi bagian dari pertunjukan tersebut dengan
menjadi penonton di hari pertama, yeay. Pukul 8 malam sisi dalam Teater Jakarta
sudah penuh, semua duduk manis dengan raut muka tak sabar dan ‘mungkin’
kedinginan, yang kemudian pecah dengan teriakan yang bersautan saat lampu mulai
dipadamkan. Dan Pertunjukan
Musikal Mamma Mia! The Smash Hit Musical Based On The Song Of ABBA
resmi dimulai!
Sama seperti di film, lagu
berjudul I Have a Dream membuka pertunjukan dengan sangat mulus, bahkan ketika
lirik “if u see the wonder of a fairy
tale....” Sophie yang dalam pertunjukan diperankan oleh Lucy May Barker seakan punya backing vocal, penonton ikut bernyanyi
mengiringi. Saat itu mata saya mungkin belum sepenuhnya fokus pada akting
Sophie, mata ini masih menjelajah panggung
yang nampak didesain dengan sangat minimalis namun tak kekurangan ‘warna’
khas di film. Terbilang sangat sederhana untuk sebuah pertunjukan yang sudah ada
sejak tahun 1999, saya pikir akan
‘grande’ banget, tapi saya salah
sekaligus tertipu.
Melihat kesederhanaan tata
panggung dalam Pertunjukan Musikal Mamma Mia! saat itu membuat saya semakin takjub
akan sebuah pertunjukan teater di luar negeri. “Penampilan yang sama persis
seperti di West End, London”, kalimat itu masih terngiang dan rasanya
masih tak percaya saat pertunjukan tersebut hadir di Indonesia. Kesedehanaan yang ditampilkan ‘kena’ banget
ketika para penonton disuguhkan cara pergantian set lokasi yang sangat rapih
dan cepat. Saya merasa itu bagian
dari pertunjukan, dan saya sangat menikmatinya. Banyak yang ada di stage,
tapi sedikit yang mungkin kita lihat.
Semakin memasuki alur cerita, semakin saya lupa dengan dunia nyata saat
itu. Mulai merasa suara ini bagus, berpijak
ditempat yang berbeda dengan orang lain, berada di deretan bangku yang berbeda,
dan tak sadar kalau bisa saja saya mengganggu sekitar. Tapi saya rasa sudah
sewajarnya saya melakukan hal itu. Musik
pertunjukan ini terlalu bernyawa. Sekali lagi, sama banget seperti di film,
bahkan urutan lagu dan ceritanya juga sama seingat saya, tapi dalam pertunjukan
kali ini semua lebih real terasa.
Jangan bilang, "Cuma begitu..." ya.... Konsep panggungnya keren banget pas pertunjukan sudah dimulai |
Sudah saya prediksi bagaimana
peran musik dalam pertunjukan ini. Sangat
berpengaruh, sesuai jenis pertunjukannya. Orang yang mungkin saya pilih jika diberi kesempatan untuk foto bareng
adalah si pengatur tata musik dalam pertunjukan ini, orang yang berada tepat di
depan panggung persis, berdiri dengan keyboardnya seolah dunia milik mereka
saja padahal ada beberapa orang di bawahnya. Saya kurang tahu dari mana
asal sound sistem di Teater Jakarta
berasal, yang jelas suara yang dikeluarkan di pertunjukan malam itu jernih dan
keren banget, membuktikan teater TIM yang satu itu cocok dan pas untuk acara
berskala internasional.
“SGE Live bertujuan
mempersembahkan pertunjukan kelas dunia di Indonesia, dan Mamma Mia adalah
pilihan yang tepat”, menurut Mervi Sumali, selaku Marketing Director
Sorak Gemilang Entertainment (SGE). Dan
saya setuju banget akan hal itu. Pertunjukan full of music kelas internasional sehingga semua perangkat kerjanya
harus mumpuni.
Tarian dan kostum dalam pertunjukan ini membuat cerita utuh banget! |
Bahkan, tiap ending lagu membuat kita wajib bertepuk tangan dengan koreografinya, dan tampang mereka enggak kelelahan, pintar atur pernafasannya dan tata rias yang juga pintar |
Shona White menunjukan betapa dirinya mampu memimpin jalannya cerita,
bersanding dengan Lucy May Barker yang membuat cerita tetap pada porsi dan
grafik kesenangan yang sama. Keduanya punya power yang mumpuni, dan jika salah
akan membuat cerita meredup, untungnya
tidak sepenglihatan mata saya yang semakin malam. Pada intinya, semua
pemain dalam Pertunjukan Musikal Mamma Mia ini adalah penting, yang berbeda
adalah porsi mereka, dan bagaimana mereka konsisten memberikan kesan
penampilannya. Dalam hal ini saya sangat
mengapresiasi karakter Donna, selain porsi tampilnya banyak namun dia tak
terlihat lelah, juga bagaimana dia berhasil membangun atmosfer ketika beradu
akting dengan para pemain lainnya. Good job Shona White!
Best part! Menurut saya,
yang sebelumnya saya pikir akan hadir ketika lagu Mamma Mia muncul, ternyata
meleset. Perasaan benar-benar ‘terjerumus’
dalam pertunjukan ini adalah saat lagu Dancing Queen. Entah kenapa, mungkin
karena umur kali ya, haha. Tapi menurut saya, saat part lagu Dancing Queen
pertunjukan ini mencapai puncak kehangatannya, bagaimana sebuah pertunjukan memberikan energi positif dan membekas,
syahdu, dan rasanya ingin kembali pada masa-masa tertentu dalam kehidupan.
Kalau mereka udah tampil, Donna (tengah) dan kedua temannya sudah on stage, bener-bener bikin ingat sama sahabat |
Aspek lainnya yang wajib
diperhatikan adalah bagaimana balutan busana yang digunakan para pemain begitu
menarik perhatian. Satu cara yang pintar
dari pertunjukan ini, selain memang
sebagai unsur pendukung, bagaimana membuat pertunjukan selama 2 jam lebih
tak membosankan. Desain konstum dengan pemilihan warna yang dijamin membuat
hati semakin ceria dan membuat suasanan semakin ‘panas’. Sumpah! Hot banget, haha,
penuh inspirasi buat summer nanti.... Oh iya, detail pencahayaan dalam pertunjukan ini juga juara banget! Terlihat dan sangat terasa profesional ketika kita memperhatikan dinding buatan yang semakin cantik dengan bayangan nan artistik. Pastikan tak luput dari penglihatan!
Pertunjukan Musikal Mamma Mia
yang hadir di Jakarta saat ini adalah peristiwa langka, seperti Asian Games,
yang mungkin masih lama lagi singgah di Indonesia. Sulit untuk dilewatkan! Terlebih
pertunjukan yang sudah disaksikan lebih dari 9 juta orang di London ini hanya 2
minggu di Indonesia, hanya 16 pertunjukan! Penampilan yang mirip dengan yang
disuguhkan di West End, London. Waw! Jangan
sampai nyesel deh pokoknya, buruan cek jadwal dan beli tiketnya sekarang juga!
Bener-bener keren! Pertunjukan yang sulit saya lupakan!!! |
Lebih seru lagi! bisa deh tonton video ini....
No comments