Hanya satu setengah jam perjalanan saya menuju Pelabuhan Merak dari
Jakarta, titik awal Monas lebih tepatnya. Waw, gak nyangka banget, karena tahun lalu macetnya cukup membuat saya
ragu untuk kembali ke sana. Untungnya
ada google maps, lintasan biru membuat saya melaju dan bahagia. Merak beda
banget siang itu, terbilang masih sepi padahal sudah H-3 lebaran. “Nanti
malam kemungkinan besar puncak mudiknya”, info yang saya dengar. Tapi
tetap saja, biasanya sudah ramai pembelian tiket dan atrian kendaraan di
mana-mana. Mungkinkah ini efek revolusi mudik?
“Tahun ini sangat kentara adanya
revolusi mudik”, kalimat itu masih jelas di telinga saya. Ucapan dari Pak
Darmawan Prasodjo selaku Deputi 1 Kepala Staf Kepresidenan di acara Forum
Merdeka Barat 9 beberapa waktu lalu, bisa dibilang itu pertama kalinya saya
kenal dengan istilah ‘Revolusi Mudik’.
Jujur, terdengar sangat menyenangkan yang
dipertegas dengan gambar google maps dari Cawang (Jakarta) ke Semarang yang
hanya memakan waktu kurang dari 6 jam, 5 hr 51 untuk 429 km dengan mobil. Waw! Membuat saya ingin tancap gas langsung
ke Lawang Sewu, haha.
Mudik tahun ini beda! Kata beberapa teman saya yang sudah menikmati
indahnya kampung halaman. Bahkan ada yang
bilang tak seperti mudik, mungkin karena libur yang panjang sehingga banyak
pilihan waktu untuk mudik, hehe. Tapi yang pasti, hal ini jelas merupakan
dampak dari beroperasinya Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 760 KM, yang ditambah
237 KM tol fungsional, sehingga arus mudik terbilang lancar. Duh, nyesel gak ngerasain mudik tahun ini,
gak nyobain aset baru Indonesia deh, hiks.
Jadi apa itu Revolusi Mudik? Ya,
yang saat ini sedang terjadi, perubahan ke arah yang positif dari proses
pulang kampung yang diwarnai dengan pembangunan infrastruktur, koordinasi dan
kontribusi dari berbagai pihak antara lain penyedia transportasi yang mulai
banyak melakukan perombakan pelayanan ke arah online, penyedia BBM yang
mengerti kebutuhan pemudik dengan menghardirkan BBM kantongan, Pengatur Lalu
lintas, Kepolisian, hingga Puskesmas dan Balai Kesehatan yang beroperasi 24 jam
di jalur mudik, dan jangan lupakan juga Jasa Raharja yang melaksanakan
tugasnya dalam hal asuransi kecelakaan sehingga mudik semakin aman dan nyaman.
Revolusi mudik juga tak akan terlaksana dengan sempurna jika pemudik
tak melakukan perubahan. Kembali,
semua keputusan ada ditangan kita. Dari segi pembangunan, penyedia
peraturan, dan tata kelola, pemerintah sudah melakukannya dengan baik, sekarang
saatnya kita sebagai pemudik harus sadar dan peduli keselamatan diri sendiri dan keluarga saat mudik. Caranya?
1. Pastikan Tubuh Dalam Kondisi Prima
Fisik kita harus diperhatikan sebelum perjalanan mudik yang panjang. Pastikan dalam keadaan sehat, sudah tidur
yang cukup, dan jangan ragu untuk minta gantian nyetir jika lelah. Atau jika tidak
ada pengganti, jangan memaksakan dan langsung melimpir ke rest area terdekat
untuk beristirahat sejenak, mengisi tenaga, dan beribadah. Sedia
obat-obatan dan makanan juga jangan lupa, pastikan semua keperluan pribadi
sudah masuk ke dalam kendaraan atau tas kita.
2. Periksa Kendaraan
Untuk kendaraan, pastikan sudah diperiksa dengan baik dan benar perihal
mesih, spion, ban, lampu, rem, dll. Atau jika ragu, bawalah ke bengkel atau
rekanan yang terpercaya untuk memastikan semuanya aman terkendali. Namun, dari
segi pemudik yang harus diperhatikan adalah penggunaan helm untuk pemudik yang
menggunakan motor, dan penggunaan seat
belt untuk pengguna mobil, yang keduanya kadang kurang diperhatikan. Dan
jangan lupa untuk tidak berlebihan dalam membawa barang bawaan. Ingat! safety first, jangan sampai kejadian
seperti video di bawah ini ya...
3. Eksekusi Mudik Yang Cerdas!
Revolusi mudik juga mengajak pemudik menjadi cerdas, artinya paham info
terkini tentang mudik seperti pembelian tiket yang sebenarnya sudah bisa dengan
online sehingga meminimalisir antrian
dan kepadatan. Pembayaran jalan tol dengan non tonai yang suduah diberlakukan,
dan memastikan pengemudi harus memiliki saldo yang cukup. Dan pengemudi juga
harus tahu rute yang dilewatinya, bisa menggunakan google maps, waze, atau
aplikasi lainnya.
Ingat! kecepatan sampai tujuan bukan
segalanya, yang diinginkan kampung halaman adalah kita hadir dengan selamat.
Lebaran 2018 bisa menjadi permulaan
indah untuk lebaran-lebaran berikutnya. Fasilitas membaik, sistem online
mempermudah, liburan semakin panjang, dan masih banyak lagi faktor yang
sebenarnya para pemudik rasakan, yang saya lihat proses mudiknya jauh lebih
baik dari tahun lalu. Berangkat lancar,
pulang juga lancar, hehe. So,
bagaimana? Sudah siap jadi bagian dari revolusi mudik?
No comments