Eh, kalian tau gak sih kalau setiap tanggal 25 April diperingati
sebagai Hari Malaria Sedunia? Saya pribadi baru tahu, hehe, kata orang sih saya
kebanyakan jalan-jalan! Jadi gak tau hari-hari ‘penting’, haha. Padahal,
jalannya juga gak jauh. Bahkan justru yang sering jalan-jalan harus tahu nih
kalau merekalah yang berpotensi ‘membawa’ masuk beberapa penyakit. Maksudnya? Iya, jadi, pas pergi sehat
pulangnya sakit. Contoh penyakitnya? Malaria, dan ini sangat mengkhawatirkan.
Boleh berbahagia terlebih dahulu, karena faktanya Ibu Kota sudah
dinyatakan ‘bebas malaria’ saat ini. Beberapa daerah sekitarnya juga, sesuai
data Kemenkes RI yang saya tahu sih hampir 52 % daerah di seluruh Indonesia
bisa tenang akan penyakit ini. Tapi
bukan berarti kita tak boleh waspada atau bahkan melupakannya. FYI nih ya, tak hanya melalui gigitan nyamuk
langusng, malaria juga ditularkan dari manusia yang positif terkena malaria,
jadi gak menutup kemungkinan dong kalau
kalian, keluarga kalian, atau teman kalian abis dari luar negeri/daerah pedalaman
terkena penyakit tersebut.
Mengapa harus waspada? Ya, biar
kita gak tertular. Malaria termasuk
penyakit yang mematikan loh. Lagi pula, di Indonesia sendiri tak ada tuh
yang namanya pemeriksaan saat kembali dari luar kota melalui bandara/gerbang
apapun, lewat imigrasi juga pemeriksaan
standar saja. Tapi bukan berarti
pemerintah diam akan penyakit ini. Ada yang namanya MENGELIMINASI MALARIA. Saya baru tahu sih, saya pikir eliminasi
hanya yang bawa koper saja, hehe.
Eliminasi malaria adalah satu upaya untuk menghentikan penularan
malaria setempat dalam satu wilayah geografi tertentu, dan bukan berarti tidak
ada kasus malaria impor serta sudah tidak ada lagi vektor di wilayah tersebut,
sehingga tetap dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk mencegah penularan kembali.
Menurut saya, untuk pemeriksaan
yang tadi disinggung ‘mungkin’ bisa menjadi solusi tersendiri untuk kota-kota
yang sudah bebas malaria. Lantas
bagaimana dengan kota lainnya yang masih diselimuti ancaman penyakit malaria,
seperti Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Nusa Tenggara, Bangka Belitung?
Kalau jawabannya eliminasi malaria, itu sudah pasti, tapi bentuknya seperti
apa? Itu yang pasti belum terbayang di pikiran kalian!
Mengenal ‘Lebih Dekat’ Penyakit Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan parasit plasmodium yang
hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Gak ngerti? Sama!kalau dibayangkan malah
ngeri.... Intinya, malaria itu
berasal gigitan nyamuk malaria (Anopheles) betina. Kenapa betina? Karena dia butuh darah untuk berkembang bia lagi. Nyamuk
malaria gak menyeleksi target, siapapun bisa digigitnya, makanya untuk
pencegahan awal kesiapan diri sendiri adalah yang paling penting.
Insra Rizon, SKM, M. Kes - dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc |
“Malaria itu penyakit yang ditularkan vektor, diakibatkan kita tak bisa
mengontrol tempat/lingkungan mereka hidup” tegas dr. Elizabeth Jane
Soepardi, MPH, Dsc selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
Vektor & Zoonotik. Tak hanya disebabkan oleh parasit atau gigitan nyamuk, malaria
nyatanya bisa ditularkan kembali dari orang yang tergigit nyamun tersebut. Dengan kata lain, orang yang sakit malaria
bisa menjadi sumber penularan malaria,
cara untuk menghentikan penularannya dengan TEMUKAN KASUS dan OBATI SAMPAI
TUNTAS.
Menemukan kasus penyakit malaria sebenarnya cukup mudah, langkah
awalnya adalah sadar diri. Lihat ke cermin dan pastikan tanda-tanda ini tak ada
pada diri kita. Deman tinggi,
menggigil berkeringat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri
otot atau pegal-pegal. Apakah kalian
mengalami gejala tersebut? Jika tidak, mari berucap alhamdulillah. Tapi
jika ada? Segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk melakukan
pengujian awal. Gak lama kok, 30 menit aja, karena saat ini ada yang namanya RDT (Rapid
Diagnostic Test), pemeriksaan
laboratorium gitu, nanti kita akan diambil darahnya untuk diperiksa. Selanjutnya, silahkan berdoa.
Ciri-Ciri Anopheles, Si Penyebab Malaria
Nyamuk malaria seringnya ada di
genangan air yang sudah lama, air adalah tempat mereka bertelur. Antara lain
ada di muara sungai, laguna, sawah, saluran air, rawa-rawa, genangan sungai, mata
air, hingga kebun salak, tempat yang
sudah jarang diurus dan ada genangan airnya. Perkembang biakan nyamun anopheles ini cepat banget, 100-300an
pada permukaan air, umurnya pun lama, 1 bulan, sehingga kita wajib menjaga
diri, apalagi musim tak menentu seperti saat ini, daya tahan tubuh menurtun dan
nyamun makin banyak.
Anopheles hanya menggigit pada malam hari, tapi bisa di dalam dan
luar ruangan. Ya, nyamuk kan kecil jadi
bisa masuk dari mana saja. Saat
menghisap, nyamuk ini posisi tubuhnya menungging, coba aja kalian
perhatiin. Yaaa, tapi lebih baik pas
nempel langsung ditepok, hehe.
Solusi Untuk Malaria di Indonesia
Malaria merupakan masalah dunia,
untuk itu Hari Malaria Sedunia hadir
sebagai peringatan ini untuk meningkatkan advokasi, edukasi, dan sosialisasi
upaya pengendalian malaria di seluruh negara. Di Indonesia sendiri, sudah
dilakukan penggunaan Teknologi baru sebagai bentuk pencegahannya. Diataranya Kelampu berinsteksisida (Long Lasting Insectidal Nets)
sebagai pelindung gigitan nyamuk saat tidur.
Kemudian RDT (seperti yang saya
sebutkan di atas), alat diagnosa malaria yang mendiagnosa dengan cepat dan
sederhana untuk daerah terpencil dan kejadian luar biasa. Terakhir, penggobatan
Obat Anti Malaria (OAM) gratis, yaitu Artemisinin
– based Combination Theraphy (ACT), kombinasi Dihidroartemisinin dan
Piperakuin ditambah dengan pengobatan radikal primakuin sesuai dengan pedoman
tatalaksana malaria.
Malaria Center juga dihadirkan
oleh pemerintah sebagai wadah pendeteksi malaria. Hingga saat ini sudah ada 20
Malaria Center yang tersebar di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Ternate,
Tidore Kepulauan, Halmahera Barat, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera
Timur, Sula Kepulauan, Morotai, Halmahera Selatan, Timika, Biak, Kabupaten
Teluk Bintuni, Kabupaten Fak-Fak, Kepulauan Bangka Belitung, Mandailing Natal,
Provinsi Aceh, Kalimantan Tengah, dam Lakesmil TNI AD DKI Jakarta.
Program pemberantasan malaria tadi dilakukan secara berkesinambungan di
Indonesia. Bahkan dari zaman Soekarno sudah melakukan pemberantasan malaria
dengan melakukan penyemprotan DPT di kawasan Jogjakarta, pertam kali tanggal 12
November 1959. Dan kalian tahu tidak
kalau tanggal tersebut dijadikan sebagai Hari Kesehatan Nasional. Tapi, seberapa besar dana dan sebanyak
apapun program pemerintah yang dilakukan tentu tak ada berarti apa-apa jika tak
didukung oleh semua pihak, termasuk masyarakat.
Cara Mencegah Penularan Malaria
“Kita harus perang melawan nyamuk”, kata dr Jane. Seperti tema
global Hari Malaria Sedunia tahun ini, Ready to Beat Malaria. Tapi kalau tanpa tanpa aksi nyata, yaa sama
saja. Visi Globalnya adalah bebas malaria 2030, memang terdengar masih
lama, namun kalau gak dimulai dari sekarang pasti jadinya lupa dan gak
terkontrol. Mulainya dari mana? Yaa dari diri kita sendiri dan lingkungan terdekat
saja dulu!
Kalau tidak ada yang mulai, pasti
gak akan jalan. Biasanya sih begitu, hehe. Makanya, coba deh kita jadi agent of change, setidaknya untuk
lingkungan sekitar kita, toh untuk kebaikan kita juga. Caranya simple aja, cukup 3 langkah untuk
mencegar malaria datang dan datang lagi di sekitar kita.
- Lingkungan harus bersih. Kita harus bersihkan lingkungan dari genangan air, lumut-lumut, solokan, agar tak ada yang namanya sarang nyamuk.
- Menebar ikan pemakan jentik atau larvasida (racun jentik) di kolam, empang, kali, atau laguna, jika tak ingin ditutup. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, dan mujaer). Atau hadirkan beberapa tanaman pengusir nyamuk di sekitar rumah, seperti kecombrang, zodia, tahi ayam/marigold, lavender dan sereh.
- Hindari gigitan nyamuk. Bisa menggunakan baju lengan panjang, memakai kelambu saat tidur, atau memakai obat anti nyamuk.
Tips Untuk Traveler Terhadap Malaria!
Untuk seorang traveler, perjalanan ke wilayah timur tanah air pasti
sesuatu yang diidam-idamkan banget. Saya pun pengen, hehe. Tapi kita harus
hati-hati, survei terlebih dahulu apakah daerah tersebut berpotensi tinggi dan
memiliki sejarah penyakit malaria yang menghawatirkan atau tidak (Endemis
malaria). Jika ada, persiapkan diri kita dengan sebaik-baiknya.
Ada yang namanya obat deksisiklin
yang wajib diminum 1 x 1 kapsul/hari sesudah makan, dimulai dari 2 hari sebelum
berangkat dan selama di lokasi, kemudian setelah pulang ke daerah asal selama 4
minggu kedepan. Terbaca menyulitkan
sekali, tapi itu demiki kebaikan kita dan
lingkungan sekitar nantinya. ABC, ini pesan simple untuk para
traveler sebelum menjelajah, melihat kekayaan alam yang tersembunyi di balik
malaria, dan siap pulang dengan keadaan sehat!
Awas dan perhatikan faktor
resiko, cara penularan, cara pencegahan, masa inkubasi dan gejala serta tanda
malaria.
Biasakan untuk hindari gigitan
nyamuk selama di daerah endemis, dengan menggunakan kelambu saat tidur, tidak
keluar malam, atau menggunakan baju tangan panjang dan terang, serta lotion
anti nyamuk jangan lupa.
Malaria berbahaya banget ya gaeeeesss
ReplyDeleteHooh, makanya jalan-jalan jangan lupa bawa lotion anti nyamuk ya gesssss....
Delete