JNE berhasil membawa saya ke masa
lalu. Senyum mereka begitu tulus, tawa yang sudah lama tak saya lihat. Sepatu
hitam dengan kaos kaki balapan juga tak luput dari pandangan saya pagi itu. Ingat gak sih kalian saat pertama kali
masuk sekolah dasar? Merasa asing dan ingin sekali hari itu berakhir. Saya
ingat waktu Ibu Guru menyuruh saya saling berkenalan, menemukan sahabat, teman
satu bangku, bahkan dari kalian pasti ada yang bertahan hingga dewasa. Perlu
diketahui, Sekolah Dasar (SD) adalah tempat anak-anak membentuk karakternya,
dan hal itu dimulai dari kebiasaan yang dibangun dan ditularkan oleh orang
sekitarnya. JNE bekerjasama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) sadar akan hal
itu, sehingga lahirlah program yang bernama CERIA. Apa itu?
Setiap anak memiliki HAK untuk memperoleh
kondisi yang layak untuk tumbuh dan berkembang, hal ini tertuang pada UU
Pasal 28 Ayat 2, namun kenyataannya berbanding terbalik! banyak anak-anak yang
belum memperoleh haknya dalam hal kesehatan. Dalam tulisan kali ini, saya tak ingin panjang lebar untuk membahas
masalah gizi yang ‘berat’. Semua dimulai dari pagi hari, bagi saya itu
sebuah kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi, selain itu juga sebuah awal,
dan harus dibangun dengan pondasi yang kuat, mood booster dan sarapan adalah dua hal yang harus saya jaga di
pagi hari. Saya rasa kalian juga demikian!
Saya termasuk orang yang
beruntung! Itu juga yang dirasakan Pak Hendro Utomo, selaku pendiri Foodbak of
Indonesia, lembaga masyarakat yang hingga saat ini fokus membantu dan
mendampingi masyarakat yang kelaparan dan kurang gizi, yang berdiri sejak tahun
2015. Ibu, adalah orang berada di balik keberuntungan saya dan Pak Hendro, kami
sama-sama selalu dibuatkan sarapan sebelum berangkat sekolah dulu, bahkan bagi
saya pribadi kadang harus dipaksa, hehe.
Tapi
paksaan dan sarapan itu ternyata bagus loh, semakin begitu bermanfaat
saya rasakan ketika menghadiri Penandatanganan Nota Kesepahaman atau MOU kerjasama
antara FOI dan JNE. Banyak informasi baru yang saya dapatkan hari itu.
Hendro Utomo - Mohammad Feriadi |
Kenapa saya merasa beruntung? Fyi nih ya, menurut data Riskesdak tahun
2010, sekitar 66 juta anak di sekolah, atau sekitar 20-40 % berangkat ke
sekolah dalam perut kosong. Bayangin deh,
gimana bisa mikir coba kalau lapar? Ini yang diperhatikan JNE dan FOI dalam
upaya mendukung program pemerintah menangani kelaparan di sekolah, serta
meningkatkan gizi pada anak. What, JNE? Bantu
apa? Nah, ini yang harus kalian tahu dan perhatikan! Sarapan tentunya dari
rumah, dan orang tua yang punya kewajiban akan hal ini, tapi tidak untuk
beberapa orang yang kurang mampu? Atau bahkan terlalu mampu sehingga orang
tuanya kerja terus, anak gak dipikirin, hiks.
Dan dalam hal ini tentu bukan
hanya pemerintah saja, tapi harus dari kementrian, aparat kelurahan, kepala
sekolah hingga organisasi yang bersangkutan. Seperti Food Bank contohnya, dan
peran JNE dalam program ini tentunya sesuai lingkup kerjanya, pendistribusian. Secara keseluruhan program ini namanya Program Indonesia Ceria (Cerita Baik
Kita), dan bukti nyatanya saya lihat pada SD Gandaria Utara 11, Kenayoran
yang pada tanggal 8 Maret 2018 mendapatkan bantuan atas program ini.
Selalu terhibur dengan muka polos merekaaaaa |
“Alhamdulillah, anak-anak kita di sini sudah sarapan pagi, sudah
berjalan hampir 3 tahun kerjasa ini, dengan adanya bantuan ini sungguh sangat
terasa sekali manfaatnya” ujar Ibu Sukini selaku Kepala Sekolah. “Memang dalam hal akademis tak mudah, tapi
mulai terasa. Dari segi berat badan juga banyak yang meningkat” tambahnya. Program ini juga dinilai memberikan nilai
positif, rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Bahkan Orang tua murid
lainnya juga membantu dalam perbaikan gizi ini, tidak ada pembuangan makanan,
jadi jika ‘ada sisa’ makanan akan diolah lagi oleh orang tua murid, menjadi
selai misalnya, kemudian dibudidayakan kembali, dan uangnya nanti akan
dikembalikan lagi untuk kebutuhan ana-anak. Waw!
Program Ceria ini akan
berkesinambungan, JNE yang bertanggungjawab dalam hal pengiriman hampir
melakukannya setia hari. Menurut guru yang ada di SD tersebut, pada hari Senin
bantuan yang datang berupa susu dan roti, Selasa buah nanas, kemudian pisang, dan
jambu. 264 anak bisa dibilang sudah terjamin sarapannya minggu itu. Sekitar jam
10, jam istirahat tepatnya, anak-anak siap memulai harinya kembali dengan
dengan asupan gizi yang baru, tentunya bakal banyak yang sehat dan gak gampang
sakit, “Prestasi juga terlihat dibeberapa
perlombaan olahraga” lanjut Sang Guru.
Bagi Mohammad Feriadi, selaku
Direktur Utama JNE. Sebagai perusahaan yang sudah 27 tahun bergerak dibidang
penditribusian, tentu merupakan hal
wajib untuk semakin membuktikan bahwa JNE begitu bermanfaat untuk orang banyak,
tanpa terkecuali. JNE Sebagai bagian dari bangsa ini tentu merasa terpanggil
untuk terlibat dalam program yang tujuan baik, salah satunya Ceria ini, agar
anak-anak Indonesia yang merupakan calon pemimpin bangsa mendapatkan perhatian
dan gizi yang maksimal. JNE juga percaya bahwa semua diawali dari apa yang
mereka makan, Connecting Happines, tepat sekali dengan tagline JNE,
membagikan kebahagiaan, karena akan sayang banget dong jika makanan dengan
jumlah banyak hanya tersimpan di gudang FOI saja? Untuk itu JNE hadir.
Terima kasih JNE dan FOI... oh iya, JNE juga memberikan satu buah mobil loh dalam program ini... |
Bagi saya, yang dilakukan JNE adalah pintar dan terbilang tepat,
mereka melakukan sesuai keahliaan mereka. Saya rasa ini patut dicontoh pihak
maupun perusahaan lainnya, memberikan bantuan kepada yang berhak sesuai bidang
keahlian saja, dijamin misi menjadikan anak-anak lebih sehat dan mampu
berkompetisi dengan anak-anak dari negara lain bisa cepat terwujud. Amin
“Ini sebenarnya salah satu bentuk real, yang nyata
sekali, kerjasama antara pemerintah, lembaga masyarakat dalam hal ini FOI dengan
dunia usaha JNE, yang dibantu oleh pihak sekolah dan pimpinan daerah” tegas Ibu Lenny Rosalina, selaku Deputi Menteri
Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia. Menurutnya juga, program Ceria ini bak virus baik yang
harus ditularkan ke seluruh Indonesia. Mulai dari sekolah dasar, kebiasaan
sarapan dengan rasa kekeluargaan dan kebersamaan dibentuk, kemudian
ditingkatkan seiring tumbuh dewasa. Gak
kebayang deh kalau semakin banyak yang memberikan bantuan, pasti semakin luas juga
kebahagiaan yang tersebar.
No comments