Masih terkagum, mata saya seakan tak ingin melepas pandangan dari rak kaca itu, tepat di atasnya ada sederetan piala tersusun rapih seakan mengatur dirinya sendiri, di dalamnya nampak berpesta para warna, saling bersatu membentuk pola lucu, seketika saya senyum, malu rasanya saya yang dikatakan orang-orang 'normal' tak bisa membuat seperti yang mereka lakukan, bagaimana bisa saya berpikir saya 'normal' saat itu. Jika kalian bingung apa yang saya bicarakan, mungkin sesekali kalian bisa 'main-main' ke Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan atau yang biasa orang sebut RSJ Grogol, melihat betapa cantik dan indahnya hal yang saya lihat, memicu diri saya untuk selalu bersyukur dan tak mengeluh tentang keadilan di dunia ini.
Bisa dikatakan ini adalah sebuah keberuntungan bagi saya bisa berkunjung ke sebuah tempat yang biasanya hanya lewat di telinga, Rumah Sakit Jiwa (RSJ), mau apa saya kesana? macetnya Jakarta memang terkadang membuat 'gila' namun bagi saya hal itu hanya sekedar kiasan saja, untungnya, tapi mungkin beberapa orang memang benar-benar gila menghadapi ibu kota ini, so, siapa suruh dihadapai, ibu kota hanya butuh dinikmati, iyakan?
Acara siang itu diawali dengan Hospital tour, i'm so excited! yeayyy, bisa berkeliling melihat aktivitas para 'klien-klien' RSJ DR. Soeharto Heerjan yang sudah masuk tahap rehabilitasi, atau yang disebut Rehabilitan
(pasien-pasien). Perlu kalian ketahui bahwa tak semua pasien di RSJ bisa disebut rehabilitan, hanya yang sudah sudah tenang dan bisa diajak komunikasi serta hanya mereka yang memiliki gejala minimal saja, pada tahap rehabilitas mereka diajarkan berbagai keterampilan keterampilan dan juga cara mengatasi bagaimana gejala sisa dan bagaimana
mengenal alur terapi yang mereka terima melalui kegiatan musik, tata boga, kerajinan
tangan dan berbagai kegiatan bermanfaat lainnya.
DAYCARE, begitulah para Tim Instalasi Rehabilitasi Medik Psikiatri menyebut kegiatan bermakna ini, saat melewati lorong rumah sakit menuju ruang instalagi jantung saya berdebar entah kenapa, ini bukan rumah sakit yang biasa saya kunjungi, jujur, sempat terlintas kalimat itu dipikiran saya. saya jadi teringat tata nilai dari rumah sakit ini, RSJSH yang berarti Responsibility (Bertanggung Jawab), Sincerely (Ketulusan), Justice (Berkeadilan), Social (Sosial) dan Humanity (Manusiawi), tepat di lorong tadilah Humanity saya di uji, bukan bermaksud sombong tapi kalian pasti memikirkan hal yang sama seperti yang saya pikirkan bagaimana 'mereka' yang disebut ODMK (Orang Dengan Masalah Kejiwaan) berperilaku dengan batas wajar mereka seperti tentu berbeda dengan orang normal.
Tujuan dari rehabilitasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup serta kemandirian ODMK dalam lingkungan sosialnya, dan saya pribadi bangga sekali dengan adanya instalasi ini, bayangkan saja bagaimana ODMK butuh orang-orang yang peduli, obat memang membuat mereka sembuh dari penyakitnya, tapi bagaimana mereka selanjutnya di masyarakat? bagaiman mereka bisa kembali menjadi mahluk sosial kalau tak ada orang yang peduli dan membentuk mereka menjadi sosial? bagaiaman mereka survive jika tak memiliki keterampilan?
Tujuan dari rehabilitasi ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup serta kemandirian ODMK dalam lingkungan sosialnya, dan saya pribadi bangga sekali dengan adanya instalasi ini, bayangkan saja bagaimana ODMK butuh orang-orang yang peduli, obat memang membuat mereka sembuh dari penyakitnya, tapi bagaimana mereka selanjutnya di masyarakat? bagaiman mereka bisa kembali menjadi mahluk sosial kalau tak ada orang yang peduli dan membentuk mereka menjadi sosial? bagaiaman mereka survive jika tak memiliki keterampilan?
Dan kembali saya merasa takjub dengan apa yang saya lihat. Saat menapaki satu persatu anak tangga saya disapa oleh beberapa lukisan indah hasil karya para rehabilitan, bahkan ada satu ruangan khusus bak ruang pameran yang berisi hampir semua lukisan dengan perpaduan warna yang beragam, saya iri bagaimana mereka bisa mengajak imajinasi berjalan bersamaan sehingga menghasiklan karya-karya yang cukup bisa dinikmati. Saat berusaha menikmati lukisan-lukisan itu saya tak memikirkan sedikit pun kalau 'mereka' terkena gangguang jiwa, orang normal saja belum tentu bisa membuat seperti yang kalian lihat dibawah ini...
Instalasi Rehabilitasi Medik Psikiatri RSJ Soeharto Heerdjan memiliki banyak kegiatan diantaranya Kelas Bahasa, Kelas Komputer, Tata Boga, Salon, Organ Tunggal, Band Musik, Latihan Kerja Mandiri, Olahraga, Seni Tari, dan Seni Lukis dengan sarana yang mendukung seperti Perpustakaan, Gym dan Senam di luar rumah sakit. Rehabilitan juga harus tertib dalam menjalani daycare, semua sudah diatur dan harus dilaksanakan agar tujuan utama program ini tercapai, hingga pada akhirnya para rehabilitan bisa mengerti bagaimana cara berinteraksi kembali di masyarakat luas, hingga mendapatkan pekerjaan atau memulai wirausaha. Daycare juga tak sembarangan memasukan rehabilitan, hanya yang sesuai dengan kriteria para tim profesi rehabilitas dan juga mengikuti peraturan yang berlaku, selayaknya sekolah daycare juga memiliki waktu kegiatan yaitu setiap hari senin hingga jumat mulai puku 08.00-14.00 WIB.
Oh iya, masih ingat rak kaca tadi? tenyata tak hanya satu, saat menemui rak kaca lainnya saya semakin senang melihat hasil karya para rehabilitan, jujur, saya pribadi sepertinya akan menyerah jika disuruh membuatnya, ribet, bukan saya banget, tapi yang mereka ciptakan ini membuat saya pasti mengacungkan keempat jempol saya, hehehe. Penasaran seperti apa karya mereka? cekidot!
Selain Instalasi Rehabilitasi Medik Psikiatri, RSJ ini juga memiliki Instalasi lainnya seperti Instalasi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja yang melayani rawat jalan dan rawat inap. Untuk rawat jalan, instalasi ini memberikan beberapa teori diantaranya integrasi sensorik, okupasional, remedial, wicara, fisioterapi, terapi musik dan jenis lainnya. Sedangkan rawat inap akan difokuskan pada terapi aktivitas anak kelompok (TAK) kekhususan anak dalam pengenalan orientasi realitas dan diri sendiri, juga ada terapi seni, seperti menggambar, story telling, senam otak, latihan relaksasi, menyanyi bersama, pembuatan prakarya hingga penggung boneka.
APA KAITANNYA BLOGGER DAN KESEHATAN JIWA ?
Lantas, apa yang saya lakukan disana?Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini blogger memiliki peranan penting dalam menyebarkan informasi dengan cepat, dan untuk memperingati hari jadinya yang ke 150, Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan mengundang kami untuk hadir dalam acara meet & greet dengan tema "150 Tahun Setia Memberikan Pelayanan Kesehatan Jiwa Terus Menjawab Tantangan Kesehatan Jiwa Perkotaan" yang turut mengundang para narasumber yang 'ahli banget' dibidangnya, seperti Pak Budi Putra yang ternyata adalah seorang blogger senior, bahkan pernah dinobatkan sebagai profesional blogger pertama di Indonesia, kemudian dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ selaku Ketua Umum PDSKJI DKI Jakarta dan Dr. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) seorang Psikiatri Anak & Remaja.
Dr Isa Multazam Noor selaku moderator mengambil alih acara. “Masalah konten adalah masalah yang serius menurut saya” kata Pak Budi Putra yang mendapat jatah lebih dulu memberikan ilmunya pada kami kala itu, menurtnya, perkembangan sosial media/dunia digital saat ini telah berkembang menjadi social network dan sayangnya belum sebanding dengan value SDM nya yang nampak belum siap, jadi ada masalah serius tentang kualitas konten yang menurun saat itu. Tak perlu mengambil contoh ribet, penyebaran berita hoax adalah salah satunya, banyak orang yang saat ini langsung menyebarkan tanpa mengecek terlebih dahulu benar/salahnya, dan disinilah peran blogger membuat semua kembali terkendali, begitulah harapannya.
Tapi kalian tahu tidak, ternyata Kesehatan Jiwa sudah ada Undang-Undangnya loh, bahkan sang pejuang UU ini pernah mandi di kolam gedung DPR, waw, ialah dr Nova Riyanti Yusuf yang meluapkan kegembiraannya dengan rela menyeburkan dirinya. Sesuai UU No 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa bahwa kesehatan jiwa adalah kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu itu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya, dan faktanya, di Jakarta sendiri masih sekitar 14,1 % cemas dan depresi serta 2,03% psikotik, miris ya.
Padahal sesuai UU tadi, setiap kegiatan untuk mewujudkan derajat kesehatan jiwa yang optimal adalah upaya untuk yang harus dilakukan. Selain pemerintah tentunya lingkungan keluarga, lembaga pendidikan, tempat kerja, hingga berbagai lapisan masyarakat harus bergotong royong untuk mengaplikasikan UU ini. Dan juga jangan lupakan bagaimana media massa memilki peran penting saat ini, penyebarluasan informasi bagi masyarakat mengenai kesehatan jiwa, pencegahan, dan penanganan gangguan jiwa di masyarakat harus dioptimalkan dengan pemahaman yang positif dengan tidak membuat program penberitaan, penyiaran, artikel dan/atau materi yang mengarah pada stigmatisasi dan sikriminasi terhadap ODGJ.
dr. Nova Riyanti Yusuf , SpKJ - DR. dr. Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K) - DR Isa Multazam Noor |
For more info bisa kalian cek di
website : www.rsjsh.com
Twitter : @Humas_RSJSH
Melihat sendiri para penderita gangguan kejiwaan dr dekat pasti akan membuat speechles.Hrs lebih banyak bersyukur pastinya
ReplyDeleteiya, sebuah pengalaman yang luar biasa....
DeleteIh, sudah lama tidak ke sana! Pergi ke RSJ adalah salah satu cara terbaik untuk bersyukur heheh.. sayang sekali saya tidak mendapat kesempatan untuk berkunjung.. omong-omong, tulisannya apik sekali!
ReplyDeletePengalaman berharga banget bisa melihat kondisi di sana ya. Kalau ga diadakan acara ini, mungkin selamanya terjebak dlm paradigma yg salah.
ReplyDeletesemoga dengan penyampaian semacam ini, asumsi masyrakat memgenai rumah sakit jiwa lebih terarah
ReplyDeleteBangga dgn para psikiaternya yg ekstra sabar dan setia mberikan pelayanan terbaik...
ReplyDeleteJujur nggak habis pikir kalo bekeeja di sana musti extra sabar
ReplyDelete