Banyak cara memberikan sebuah apresiasi untuk para perintis usaha kecil menengah atau yang biasa kita sebut UKM, salah satunya ialah memberikan sebuah award untuk mereka yang bisa memberikan pengaruh cukup besar terhadap lingkungan sekitar melalui UKM tersebut, mungkin ini yang telah dilihat oleh Citi Foundation 12 tahun yang lalu, 2005 tepatnya ajang apresiasi yang diberi nama Citi Microentrepreneurship Awards disingkat menjadi CMA sukses diselenggarakan di 30 Negara termasuk Indonesia. Dan tahun ini CMA kembali digelar, awal November 2016 lalu pendaftaran resmi dibuka dan akan ditutup pada 15 Januari 2017. Are you ready ?
Warung Pasta, Depok, telah dipenuhi para pemilik UKM hingga berbagai komunitas pendukung usaha mikro pagi itu, tepat hari ini tanggal 12 Januari 2017 saya berkesempatan untuk hadir diacara yang bertajuk 'Road to CMA, Menciptakan iklim keuangan yang inklusif untuk kewirausahaan yang progresif ' bersama Citibank dan Mercy Corps Indonesia. CMA Business Talks, seperti itulah para peserta menyebutnya, dengan menghadirkan beberapa pembicara yang ahli dibidangnya seperti Hasanuddin Ali selaku CEO dari Alvara Research dan Yuli Widyatama dari Mercy Corps Indonesia, seminar wirausaha kali ini berhasil menarik perhatian lebih dari 100 orang pendaftar saat itu.
"Potensi konsumen saat ini akan terus diisi oleh generasi muda" ujar Pak Hasanuddin Ali membuka seminar sesi pertama pagi itu, pada kesempatan kali ini beliau akan memberikan ulasan menarik tentang tren konsumen kelas menengah tahun 2017. Selaku CEO Alvara Strategic Research beliau telah melihat bahwa perkembangan zaman membuat Indonesia mulai memasuki masa transisi dari masyarakat desa ke kota, hal tersebut membuat tren konsumen tahun ini semakin sempit dan hanya meninggalkan tiga golongan, diantaranya penduduk kota / urban, middle - class dan millenials. Namun demikian, ketiga golongan tersebut memiliki tiga sifat utama yang sama, amat khas dan sulit untuk dihilangkan, yaitu confidence artinya sangat berani mengemukakan pendapat dan sangat percaya diri, kreatif yang menuntut mereka untuk terus berpikir out of the box dalam menciptakan sesuatu yang baru serta connected yang membuat mereka sangat mudah bersosialisasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi, golongan millenial lah yang sepertinya harus diperhatikan, peranan mereka saat ini menjadi alasan banyaknya star-up yang berjamur membuat sebuah aplikasi yang memudahkan dalam berbagai hal, golongan millenial atau generasi millenial adalah mereka yang dekat sekali dengan dunia digital, penggunaan smartphone yang seperti sudah tak terkendali namun memiliki banyak sisi positif dalam penggunaannya. Bisa dibilang mereka adalah generasi "kepo" yang selalu mencari informasi sebelum membeli sebuah produk, untuk itu kreatifitas dalam dunia UKM sangat diperlukan sebagai "pemanjang umur", caranya? go digital ! buat perencanaan yang matang, terutama dari sisi pengelolaan keuangan agar semua terkontrol dan jelas untung dan ruginya.
Sangat tepat bila saya ingin berpendapat tentang acara ini, sesi yang mereka lakukan terstruktur, memasuki sesi berikutnya ialah Pak Yuli Widyatama selaku perwakilan dari Mercy Corps Indonesia yang akan memberikan pendidikan literasi keuangan untuk usaha mikro, sangat berhubungankan dengan yang sebelumnya.
LITERASI KEUANGAN
Apa sih Literasi Keuangan itu ? ialah Pengetahuan atau kemampuan untuk mengelola keuangan.
Tujuannya ? Dalam seminar kali ini, Pak Yuli menjelaskan bahwa literasi keuangan bertujuan untuk meningkatkan keahlian yang nantinya akan berujung pada tahap evaluasi dan kemudian mencapai tahap menentukan target jangka panjang.
Literasi keuangan memiliki 4 hal penting, diantaranya :
- Pengelolaan keuangan
- Perencanaan keuangan
- Pencatatan keuangan
- Intitusi keuangan dan produk
"Dalam pengelolaan keuangan perlu adanya pemisahan antara keuangan pribadi dan usaha" ujar Pak Yuli, mengapa demikian? untuk kalian yang memiliki usaha, pernah tidak merasa uang hasil usaha kalian 'hilang' entah kemana, padahal setelah dipikir-pikir uang tersebut tercampur dengan uang pribadi, pasti pernah bukan ! hal tersebutlah yang membuat pemisahan antara uang usaha dengan uang pribadi harus dilakukan agar semua terlihat jelas anatar untung dan rugi. selain hal tersebut, manfaat pemisahan lainnya adalah sebagai berikut :
- Laporan usaha menjadi efisien dan efektif
- Menghindari salah posting
- Memudahkan penyusunan laporan (arus, kas, laba-rugi)
- Memudahkan perencanaan keuangan
- Kebijakan dalam mengambil keputusan terkait pinjaman karena hutang pribadi harus diminimalkan sementara hutang usaha harus bisa mendukung pengembangan usaha kita.
Bagaimana jika hal diatas tak dilakukan...?
"Kemungkinan besar akan terjadi dampak yang cukup serius dalam usaha anda" kata Pak Yuli. Usaha tak berkembang, aset pribadi tak terproteksi, menimbulkan kebingungan dalam pencatatan akuntansi sehingga tak memiliki gambaran yang jelas terhadap keuangan usaha, kesulitan perhitungan pajak serta laporan menjadi tidak efisien dan efektif, tegasnya.
Pak Yuli Widyatama saat menyampaian materi tentang literasi keuangan |
Nah ! Pak Yuli juga memberikan tips loh untuk para peserta yang hadir tadi agar keuangan dalam usahanya lancar, apa saja ?
- Buat rekening bank yang terpisah, antara pribadi dan usaha.
- Berpikirlah bahwa kita memiliki rekan bisnis meskipun pada kenyataanya tidak.
- Menentukan berapa besar pendapatan dari usaha yang boleh diambil.
- Pencatatan transaksi dan evaluasi (tercatat keuntungan yang riil).
Problema bisnis muncul bukanlah karena bisnisnya, tapi pelakunya - Pak Azhari (Ketua DEKADE)
CITI MICROPROENTREPRENEURSHIP AWARDS
Seperti saya sebutkan diawal bahwa seminar Businnes Talk adalah rangkaian dari Road to CMA, lantas bagaimana cara mengikuti CMA sendiri ?
"Ajang CMA ini kami buat untuk memberikan apresiasi kepada para pengusaha mikro berprestasi yang memberikan dampak positf pada lingkungan sekitar" kata Ibu Anita Dwi Puspita. Ada beberapa kategori dalam awards ini, antaralain :
Green Microentrepreneur, ialah usahawan yang menerapkan pendekatan yang ramah lingkungan dalam bisnisnya, seperti penggunaan daur ulang atau organik, energi terbarukan, sistem managemen limbah, serta mengurangi emisi karbon.
Agriculture Microentrepreneur, ialah usahawan yang bergerak di sektor agrikultur, seperti pembibitan, agro-kimia, agro-teknologi, pertanian, peternakan, kultivasi, penanaman, pengelolaan produk akhir, pemasaran, dll.
Service Microentrepreneur, ialah usahawan berbasis layanan, seperti perhotelan, kecantikan, bimbingan belajar, transportasi, event organizer, keuangan, kuliner, kesenian, design kreatif, desain interior, design komunikasi visual, fashion, film, fotografi, musik, penerbitan, dll.
Fishery Microentrepreneur, ialah usahawan yang bergerak di sektor perikanan, seperti budidaya organisme air, penangkapan ikan, penanganan dan produksi serta pemasarannya.
Innovative Microentrepreneur, ialah usahawan yang memperkenalkan ide atau nilai tambah dalam alur kerja, metodologi, teknologi, jasa dan produk mereka seperti aplikasi digital, design produk, kriya, dll.
Penghargaan khusus juga disediakan oleh Citibank untuk mereka yang memiliki kriteria khusus dalam ajang ini, Young Microentrepreneur untuk mereka usahawan berprestasi dibawah umur 30 tahun, Microentrepreneur Of The Year untuk usahawan yang sukses mengaplikasikan praktes bisnisnya ke lingkungan sekitar, dan Best Woman Microentrepreneur untuk usahawan wanita yang berhasil memperbaiki kesejahteraan keluarga, dan menyediakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan aktivitas ekonomi di area lokalnya.
Dengan mengikuti ajang apresiasi CMA ini, peraih awards nantinya akan mendapatkan hadiah uang tunai, sertifikat, komputer notebook, smartphone, dan satu hal lagi yang membuat wards ini berbeda dari yang lain yaitu training dan mentoring dengan total keseluruhan Rp. 200.000.000,00-
Suasana seminar business CMA |
Untuk formulir pendaftaran bisa kalian download DISINI, info lebih lanjut bisa kalian cek di Facebook CMA.id, Twitter @CMA_Indonesia, dan Instagram @cma_indonesia.
No comments