‘Curhat’ Soal Kesehatan Semakin Mudah Dengan SehatQ.com

Pada akhirnya, saya semakin tahu apa yang dibutuhkan tubuh ini. Seakan meminta hak dari kewajiban yang telah ia lakukan. Sungguh ironis, saya hampir mengibarkan bendera putih di saat banyak orang mengibarkan bendera merah putih. Saya menyerah, dengan banyak pertanyaan dan pernyataan di pikiran ini. Ini adalah kali ketiga saya merasa ‘agak’ depresi, dan kali ini sulit sekali menutupinya.


   Sudah lebih dari tiga kali saya refresh laman pengumuman di layar. Hasilnya sama, saya dinyatakan tidak lulus. Seketika saya ingin sekali menonjok layar komputer, tapi untungnya saya masih sadar kalau komputer itu bukan punya saya, hanya menyewa di warnet dekat rumah. Hari itu saya merasa bodoh, sangat bodoh, dengan kaki lemas yang terus dipaksakan menuju rumah. Dan Nenek saya bertanya, “Bagaimana pengumumannya?”

Saya bukanlah manusia satu-satunya ciptaan Tuhan, dan tentunya ia punya ketetapan, tak mungkin ia kabulkan doa seorang remaja yang ingin mengulang waktu hanya karena merasa kurang giat belajar. Sangat kacau jika hidup benar-benar seperti kita menonton film, yang dengan mudah menekan tombol previous dan seenaknya mengulang seperti film Click (2006).

“Enggak lulus”, saya menjawab dengan kepala tertunduk dan langsung masuk kamar. Bantal menjadi topeng yang saya pilih untuk meredam teriakan, jika kasur bisa berbicara mungkin ia akan meringkih kesakitan karena saya pukul terus-menerus. Tangisan saya pecah di pangkuan Nenek, entah berapa kali saya meminta maaf, dan beliau hanya berkata “Sudah, sudah, kerja dulu saja, nanti baru kuliah” sambil memberikan contoh anak tetangga yang sukses tanpa menjadi mahasiswa di UI. Dan saya menolak pernyataan itu dengan menaikan volume tangisan.

Titik Terendah Riyardiarisman?


Hari itu saya berjanji untuk tak menagis lagi. Sambil menyeka mata, saya menaikan kepala, dan ternyata bukan hanya saya yang menagis, wajah beliau lebih lepek dengan kerutan yang menampah sempurna tangisan bak aktris di film-film. “Kalau Ardi sedih, Emak juga sedih”, ucapnya sambil mengarahkan tangannya ke wajah saya, menghapus tangisan saya. Seperti menekan tombol off pada radio.

Sejak kecil saya sudah diurus oleh Nenek, sejak Ayah saya meninggal saat masuk SD dan Ibu sibuk menjadi kepala keluarga. Beliau adalah orang yang selalu hadir di rapat orang tua mulai dari SD hingga SMA, bahkan ketika saya dipanggil ke ruang BP karena berkelahi, ia juga yang datang dan bertanggung jawab akan hal itu, makanya saya memanggil beliau ‘Emak’, dan banyak orang beranggapan kalau ia adalah Ibu saya.

Saya merasa aman, saya merasa bahagia, dan saya merasa ada orang yang selalu mendukung saya yaitu Nenek saya. Setidaknya sebelum hari itu datang, ketika beliau benar-benar pergi tanpa mengucapkan saran perpisahan karena cucu kesayangan beliau sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Ini lebih sakit, bahkan saya langsung berpikir untuk ikut beliau. Ketiak sampai rumah, ia sudah terbungkus dengan kain kafan dan siang dimakamkan, hanya tinggal menunggu anak-anaknya yang belum sepenuhnya hadir karena alasan pekerjaan. Saat itu saya hanya berpikir, “Mengapa bunuh diri itu dilarang? Ketika orang ingin sekali bunuh diri”

thank you for coming
Saya bukan hanya menagis dan sedih selepas kepergian beliau, ada juga rasa menyesal tak menemani beliau di akhir hidupnya. Satu hal yang saya coba mengerti, apakah ini alasan mengapa beliau tak pernah mengeluh karena saya jarang di rumah seperti dulu, saya sibuk dengan pekerjaan dan bertemu teman-teman. Apakah beliau ingin saya punya teman agar ketika saya berada di titik terendah dan beliau sudah tak ada, saya tak melakukan hal-hal yang melampaui batas?

Solusi Baru?

Teman datang dan pergi dengan kesibukannya masing-masing, padahal semakin dewasa saya semakin ingin membuka rahasia yang semakin menjadi toxic di hidup saya. Kalian pasti bertanya, kenapa enggak cerita kepada keluarga? Karena ketika nenek saya meninggal, saya sudah merasa tak punya keluarga. Awal tahun 2019 saya memfokuskan diri untuk lebih bahagia dengan membuat rencana setidaknya sebulan 1 kali traveling,, sambil mencari teman ngobrol baru tentunya, hehe.


Akhirnya saya berani bercerita, sebelum di postingan ini, saya sudah lebih dulu cerita ke beberapa teman dekat dengan saran yang beragam. Meskipun sejujurnya saya enggak perlu saran, saya hanya perlu didengarkan. Hingga akhirnya, di bulan ini saya coba memberanikan diri untuk lebih terbuka. Dan langkah pertama adalah soal kesehatan yang semakin lama menjadi kebiasaan buruk yang saya lakukan. Susah sekali untuk tidur di malam hari, seperti insomnia tapi bukan.

Kurangnya istirahat. Pernyataan tersebut saya dapat ketika curhat di jasa layanan digital SehatQ.com yang saya temui di instagram. Saya langsung kepo, dan membuka webnya, kemudian curhat dengan dokter yang ada di situs tersebut, via online, sehingga bisa di manapun dan kapan pun. Kembali, saya merasa menggunakan internet dengan sangat tepat.

Saat mendaftar, SehatQ.com mengajak saya untuk mengenal diri sendiri dulu, dan mengetahui apa permasalahannya. Proses pendaftarannya pun sangat mudah dan bisa langsung konek ke facebook. Saat membuka web tersebut melalui smartphone saya takjub karena loadingnya gak pakai lama, cepat sekali, mungkin karena tampilannya yang memang user friendly banget dan bacgroundnya pun putih.


Hal pertama yang saat itu saya cari adalah soal gangguan tidur, dan bisa dibilang SehatQ adalah web kesehatan yang terpercaya karena setiap artikel akan ditinjau terlebih dahulu oleh dokter yang bersangkutan. Jadi informasi yang kita baca/dapatkan enggak asal. Info soal penyakit pun lengkap banget di web ini, dan teratur mulai dari A-Z, seperti kamus khusus kesehatan. Tips kesehatan juga ada di web ini, bahkan promo-promo menarik juga tak boleh dilewatkan.

Saya memberanikan diri untuk memulainya. Karena saya tahu, pada akhirnya saya sendiri yang harus bertindak. Percakapan kami dimulai dan mulai terlihat arahnya. Fase pertama saya pikir akan lebih banyak mengenai kesehatan diri sendiri, yang kemudian timbulah celah, Pak Dokter nampaknya bisa melihat masa lalu yang berpengaruh dengan kehidupan saya saat ini, dan menyarankan saya untuk lebih banyak peduli dan memberikan hak kepada tubuh untuk beristirahat. Biarkan tubuh pulih terlebih dahulu untuk memasuki tahap berikutnya.


Masa lalu yang dipendam adalah trauma. Akan semakin menjadi ‘racun’ ketika kita tak ingin membahaskan, bahkan dengan teman terdekat. Saya mencoba melepaskan itu semua, setelah ke teman, kemudian ke orang yang lebih ahli melalui SehatQ, selanjutnya ke kalian melalui blog ini. Saya merasa semua menjadi lebih mudah, lebih enteng untuk saya move on.

Oh iya, buat kalian yang mau tahu lebih banyak tentang SehatQ.com bisa cek sosmednya ya, Instagram @sehatq_id, twitter @sehatq, dan Facebook SehatQ sekarang juga....

No comments