REVOLUSI MUDIK – Peduli Keselamatan di Lebaran 2018

Hanya satu setengah jam perjalanan saya menuju Pelabuhan Merak dari Jakarta, titik awal Monas lebih tepatnya. Waw, gak nyangka banget, karena tahun lalu macetnya cukup membuat saya ragu untuk kembali ke sana. Untungnya ada google maps, lintasan biru membuat saya melaju dan bahagia. Merak beda banget siang itu, terbilang masih sepi padahal sudah H-3 lebaran. “Nanti malam kemungkinan besar puncak mudiknya”, info yang saya dengar. Tapi tetap saja, biasanya sudah ramai pembelian tiket dan atrian kendaraan di mana-mana. Mungkinkah ini efek revolusi mudik?


   “Tahun ini sangat kentara adanya revolusi mudik”, kalimat itu masih jelas di telinga saya. Ucapan dari Pak Darmawan Prasodjo selaku Deputi 1 Kepala Staf Kepresidenan di acara Forum Merdeka Barat 9 beberapa waktu lalu, bisa dibilang itu pertama kalinya saya kenal dengan istilah ‘Revolusi Mudik’. Jujur, terdengar sangat menyenangkan yang dipertegas dengan gambar google maps dari Cawang (Jakarta) ke Semarang yang hanya memakan waktu kurang dari 6 jam, 5 hr 51 untuk 429 km dengan mobil. Waw! Membuat saya ingin tancap gas langsung ke Lawang Sewu, haha.

Mudik tahun ini beda! Kata beberapa teman saya yang sudah menikmati indahnya kampung halaman. Bahkan ada yang bilang tak seperti mudik, mungkin karena libur yang panjang sehingga banyak pilihan waktu untuk mudik, hehe. Tapi yang pasti, hal ini jelas merupakan dampak dari beroperasinya Jalan Tol Trans Jawa sepanjang 760 KM, yang ditambah 237 KM tol fungsional, sehingga arus mudik terbilang lancar. Duh, nyesel gak ngerasain mudik tahun ini, gak nyobain aset baru Indonesia deh, hiks.


Jadi apa itu Revolusi Mudik? Ya, yang saat ini sedang terjadi, perubahan ke arah yang positif dari proses pulang kampung yang diwarnai dengan pembangunan infrastruktur, koordinasi dan kontribusi dari berbagai pihak antara lain penyedia transportasi yang mulai banyak melakukan perombakan pelayanan ke arah online, penyedia BBM yang mengerti kebutuhan pemudik dengan menghardirkan BBM kantongan, Pengatur Lalu lintas, Kepolisian, hingga Puskesmas dan Balai Kesehatan yang beroperasi 24 jam di jalur mudik, dan jangan lupakan juga Jasa Raharja yang melaksanakan tugasnya dalam hal asuransi kecelakaan sehingga mudik semakin aman dan nyaman.

Revolusi mudik juga tak akan terlaksana dengan sempurna jika pemudik tak melakukan perubahan. Kembali, semua keputusan ada ditangan kita. Dari segi pembangunan, penyedia peraturan, dan tata kelola, pemerintah sudah melakukannya dengan baik, sekarang saatnya kita sebagai pemudik harus sadar dan peduli keselamatan diri sendiri dan keluarga saat mudik. Caranya?

1. Pastikan Tubuh Dalam Kondisi Prima
   Fisik kita harus diperhatikan sebelum perjalanan mudik yang panjang. Pastikan dalam keadaan sehat, sudah tidur yang cukup, dan jangan ragu untuk minta gantian nyetir jika lelah. Atau jika tidak ada pengganti, jangan memaksakan dan langsung melimpir ke rest area terdekat untuk beristirahat sejenak, mengisi tenaga, dan beribadah. Sedia obat-obatan dan makanan juga jangan lupa, pastikan semua keperluan pribadi sudah masuk ke dalam kendaraan atau tas kita.

2. Periksa Kendaraan
   Untuk kendaraan, pastikan sudah diperiksa dengan baik dan benar perihal mesih, spion, ban, lampu, rem, dll. Atau jika ragu, bawalah ke bengkel atau rekanan yang terpercaya untuk memastikan semuanya aman terkendali. Namun, dari segi pemudik yang harus diperhatikan adalah penggunaan helm untuk pemudik yang menggunakan motor, dan penggunaan seat belt untuk pengguna mobil, yang keduanya kadang kurang diperhatikan. Dan jangan lupa untuk tidak berlebihan dalam membawa barang bawaan. Ingat! safety first, jangan sampai kejadian seperti video di bawah ini ya...

 

3. Eksekusi Mudik Yang Cerdas!
   Revolusi mudik juga mengajak pemudik menjadi cerdas, artinya paham info terkini tentang mudik seperti pembelian tiket yang sebenarnya sudah bisa dengan online sehingga meminimalisir antrian dan kepadatan. Pembayaran jalan tol dengan non tonai yang suduah diberlakukan, dan memastikan pengemudi harus memiliki saldo yang cukup. Dan pengemudi juga harus tahu rute yang dilewatinya, bisa menggunakan google maps, waze, atau aplikasi lainnya.

Ingat! kecepatan sampai tujuan bukan segalanya, yang diinginkan kampung halaman adalah kita hadir dengan selamat. Lebaran 2018 bisa menjadi permulaan indah untuk lebaran-lebaran berikutnya. Fasilitas membaik, sistem online mempermudah, liburan semakin panjang, dan masih banyak lagi faktor yang sebenarnya para pemudik rasakan, yang saya lihat proses mudiknya jauh lebih baik dari tahun lalu. Berangkat lancar, pulang juga lancar, hehe. So, bagaimana? Sudah siap jadi bagian dari revolusi mudik?

No comments