Adaptasi Kebiasaan Baru, Dimulai!

Yang berbeda dari hari ini adalah kehidupan yang semakin berjarak. Kadang saya merasa, impian saya terwujud. Sepi menampakan sisi indahnya untuk dijalani. Di ruang publik, tak ada lagi orang yang berbincang dengan volume maksimal, seakan mencari perhatian. ‘Personal space’ yang saya inginkan sekejap tercipta. Hari itu, dunia seperti berucap “Selamat datang di Adaptasi Kebiasaan Baru”.


   Setelah menerapkan Work From Home selama 3 bulan, di awal bulan Juni kemarin akhirnya kita mulai melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Atau bisa dibilang menghirup udara segar di balik istilah ‘New Normal’. Dan berusaha mempersiapkan diri untuk beraktivitas seperti sedia kala. Kita sudah leuasa untuk keluar rumah, dengan catatan, kita harus tetap mengikuti protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh pemerintah untuk menjalani aktivitas di luar.

Mengapa demikian? Perlu diingat, Covid-19 adalah hal yang serius, virus yang hanya berukuran 125 nanometer ini telah menyebabkan jumlah kematian yang cukup tinggi bukan hanya di Indonesia, melainkan di dunia. Dan yang lebih berbahaya ialah, sulit untuk mengetahui ciri-ciri orang yang terinfeksi virus tersebut, pada tahap awal, atau yang kita kenal dengan istilah OTG (Orang Tanpa Gejala) sehingga kita harus lebih dan terus waspada akan diri sendiri.

Apalagi ketika melihat angka pasien yang terpapar Covid-19 setiap hari kian meningkat, penting banget untuk membangun kesadaran dari diri sendiri. Karena memulai dari diri sendiri adalah salah satu upaya untuk menghindari bertambahnya peningkatan kurva di setiap harinya.

Apasih yang Dimaksud Adaptasi Kebiasaan Baru?

Adaptasi Kebiasaan Baru, yang sebelumnya di sebut New Normal, ialah suatu tindakan atau upaya perilaku yang dilakukan oleh kalangan masyarakat untuk melakukan pola harian atau pola kerja, dan pola hidup baru yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh Serta mengurangi risiko penularan virus agar tidak semakin meluas.

Dan tentunya, tujuan utama dari Adaptasi Kebiasaan Baru ini ialah diharapkannya masyarakat untuk tetap aman dan produktif di masa pandemi. Karena sejatinya kita tidak bisa hidup dengan pembatasan terus menerus. Maka itu, Adaptasi Kebiasaan Baru menjadi upaya untuk tetap beraktivitas di luar rumah dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.


Hal-hal yang Dilakukan Selama Adaptasi Kebiasaan Baru!

Adaptasi Kebiasaan Baru bukan berarti bebas, namun sebuah harapan baru. Harapan untuk kita hidup lebih sehat, lebih peduli akan sesama, lebih produktif, lebih peka dengan keadaan disekitar,. Serta kacamata baru kita dalam menikmati hidup dan mengenal serta mencintai diri sendiri.

Pasti banyak dari kita yang sudah bosan berada di dalam rumah. Terlepas sudah back to office atau sekedar ingin main ke luar. Dan ketika AKB diberlakukan, rasanya pasti senang sekali bisa kembali beraktivitas di luar, dan tentunya jangan lupa untuk selalu menyiapkan starter kit di dalam tas, menggunakan masker saat beraktivitas di luar, menyediakan masker cadangan, membawa handsanitizer, selalu menjaga jarak dan menghindari keramaian hingga mencuci tangan secara teratur.

Bisa karna biasa, kebiasaan untuk tertib dan mengikuti peraturan yang berlaku akan terasa sulit karena kita belum terbiasa. Namun, dengan melakukanya secara rutin, perlahan dan setiap harinya, kita pasti bisa melewati ini bersama. Dibutuhkan kesadaran dari diri sendiri untuk tetap menjaga kesehatan.

Untuk kita yang lebih sering menggunakan transportasi umum pun perlu banyak ‘adaptasi’ yang diingat dan dilakukan. Dan saya pribadi sangat senang karena Kementerian Perhubungan Republik Indonesia tergolong cekatan, ‘gercep’ gerak cepat dalam melakukan dan memberikan banyak persiapan di masa pandemi ini. Dari diberlakukannya jarak bagi penumpang yang duduk, hingga membatasi jumlah penumpang di setiap armada transportasi.


Ketika memasuki stasiun, baik CommuterLine maupun MRT, serta halte TransJakarta, kita sudah disuguhkan dengan banyak protokol kesehatan yang sangat membantu masyarakat dalam menjaga kebersihan diri. Ada tempat cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh, serta penerapan non-tunai pun diberlakukan demi meminimalisir penyebaran virus. Banyak peraturan yang sudah terbentuk dan terus menerus direalisasikan, namun semua kembali pada diri kita masing-masing. Mau peduli atau tidak.

Harapan di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru

Sulit rasanya membayangkan kapan pandemi ini berakhir. Dan Adaptasi Kebiasaan Baru ini ibarat angin segar, yang saya harapkan ialah kita semua lebih sadar untuk menjaga kesehatan diri. Kita semua bisa menjadi penggerak untuk sekitar, mengajarkan, dengan memberi contoh kepada masyarakat luas untuk tetap menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan yang telah diberlakukan di ruang publik. 

Pihak terkait pun saya harapkan lebih tegas lagi dalam menegakan peraturan yang sudah dibuat. Rasanya kesal sekali melihat orang-orang yang masih menganggap enteng masalah korona ini, tidak pakai masker, tidak jaga jarak, dan melakukan kegiatan annoying lainnya di tempat umum. Rasanya saya kesal sekali. Kadang saya berpikir, karena tindakan atau hukuman yang masih kurang tegas ini lah sebagian masyarakat menganggap remeh peraturan tersebut. Hiks


Selain itu, harapan lainnya juga saya yakin tercipta di sektor pengiriman barang agar selalu mengupayakan distribusi pengiriman yang senantiasa terjamin. Karena selama masa pandemi ini, saya melihat banyak sekali orang yang lebih produktif di rumah karena distribusi pengiriman lancar sehingga memberikan dampak positif terhadap perekonomian serta meningkatkan UMKM.

Pentingnya peran infrastruktur dalam distribusi pengiriman dari satu tempat ke tempat lainnya, apalagi di masa PSBB Transisi ini juga menjadi hal yang harus terus ditingkatkan. Dan yang terpenting juga! Sosialisasi harus terus dilakukan agar masyarakat semakin aware dan nempel di otak! Mungkin, ibarat virus yang harus dilawan dengan ‘virus’ juga. Haha.


No comments