Mengenal Gejala dan Cara Mencegah Hipoglikemia Saat Berpuasa

Kalian pernah dengar istilah HIPOGLIKEMIA? Belum? Sama! Dan semakin dekat dengan bulan Ramadhan, saya rasa kita semua harus tahu dengan istilah kesehatan yang satu ini. Apalagi, ternyata Hipoglikemia memiliki gejala yang sering menimpa kita tapi selalu kita sepelekan. Dan jika Hipoglikemia terjadi saat puasa, mengganggu banget!



Apa Itu Hipoglikemia?

Tentunya, ini akan menjadi pertanyaan awal. Dan pembuka yang tepat. Hipoglikemia adalah suatu gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula dalam darah berada di bawah normal, yaitu kurang dari 70 mg/dL. Jika keadaan tersebut didiamkan saja, penderita Hipoglikemia akan kehilangan kesadaran, kejang-kejang, koma, terjadi gangguan di fungsi pembulu darah, hingga kontraksi detak jantung yang pada akhirnya meninggal dunia.

Awalnya saya tak tahu, dan agak kurang peduli tentang kondisi kesehatan yang satu ini, tapi ketika tahu hasil studi dari Epidemiology of Diabetes and Ramadhan 1422/2001 (EPIDIAR) menyebutkan kalau di bulan puasa Hipoglikemia lebih rentan terjadi. Ada 3 kategori siapa saja yang beresiko tinggi berada pada kondisi gula darah di bawah normal, diantaranya orang yang sudah lanjut usia, orang yang memiliki penyakit penyerta seperti ginjal, malnutrisi, hati, saraf, dll. Dan yang terakhir jelas sasarannya ke mana, yaitu mereka yang pola makannya tidak teratur, aktivitas fisik yang minim, dan alcoholic. Kalian kah itu?

Gejala Hipoglikemia?

Saya sempat deg-degan ketika tahu orang yang pola makannya tidak teratur dapat terkena Hipoglikemia. Ya, kalian bayangkan saja, bangun jam 11 siang, tidur jam 2 pagi, makan pagi di gabung makan siang, makan malam kalau inget. Kurang tidak teratur apa coba! Tapi tentunya saya (atau kita) enggak boleh langsung ngejudge, Hipoglikemia juga punya beberapa gejala, yang jika itu terjadi, barulah kita wajib melakukan penanganan lanjutan.

Gejalan pertama adalah KERINGET BERLEBIH, yang mungkin hal ini terjadi tiba-tiba, enggak panas tapi muka terlihat lelah dengan keringet yang terus bercucuran. Selanjutnya GEMETAR, biasanya hal tersebut terjadi ketika kita belum makan, tapi jika terus-terusan gemetar setelah makan bisa jadi kalian terkena Hipoglikemia, atau juga salah makan, hehe. SAKIT KEPALA dan JANTUNG BERDEBAR juga merupakan gejala terkena Hipoglikemia, ditambah sering MENGANTUK, BINGUNG & PUSING, hingga keadaan emosional yang tak terkontrol, alias CEPAT MARAH. Jika belakangan kalian merasakan gejala di atas, segera curhat ke dokter deh!

Cara Mengatasi Hipoglikemia?

Kurangnya kadar gula adalah penyebab utama terjadinya Hipoglikemia pada seseorang, mudahnya sih, ya tinggal makan permen atas jus aja sebagai pengganti kadar gula. Tapi tidak semudah itu Furgoso! Haha.

Saat hadir di acara talkshow bersama Merck Sharp & Dohme (MSD), sebuah perusahaan biofarmasi global terkemuka yang hingga saat ini sudah menghadirkan obat-obatan dan vaksin untuk berbagai penyakit di dunia, beberapa waktu lalu. Saya semakin tahu kalau menstabilkan kadar gula dalam tubuh tak segambang menggantinya saja, terlebih saat bulan puasa. Enggak mungkin dong, siang-siang kita ngemut permen karena tiba-tiba Hipoglikemia kambuh. Perlu ada cara pencegahan khusus untuk Hipoglikemia di bulan ramadhan ini, dan itu semua dimulai saat sahur.

Sahur, adalah kesempatan awal kita mengisi energi dan asupan gizi lainnya, termasuk kadar gula ke dalam tubuh. Pola makan sehat harus dimulai jika ingin puasanya tetap mendapatkan unsur sehat secara fisik. Saat sahur cobalah untuk makan makanan yang melepaskan energi secara lambat seperti roti cokelat, semolina, dan kacang-kacangan. Dan saat berbuka puasa, pilihan makanannya juga harus diperhatikan. Konsumsi buah-buahan yang diikuti dengan karbohidrat kerja lambat, seperti beras merah, gandung dan sayuran adalah pilihan yang tepat. Dan jangan lupa, minum yang cukup juga.

Aktivitas fisik juga harus diperhatikan. Ketika sudah mengkonsumsi makanan yang benar tentu kita akan memiliki tenaga, tapi buka untuk lari-larian, aktivitas fisik di sini maksudnya bergerak, misalnya memilih tangga dibandingkan lift. Selanjutnya, rutin melakukan cek gula darah. Sebenarnya hal ini bisa dilakukan di awal, untuk mengetahui kadar gula darah kita, setidaknya untuk memastikan sebelum kita terkena gejala-gejala tadi.

Oh iya, Hipoglikemia biasanya lebih meyerang pasien Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2), dan untuk hal ini, ketika pasien tersebut memutuskan untuk berpuasa, dianjurkan untuk konsultasi kepada dokter terlebih dahulu, yang kemudian bisa mengikuti sarannya dan mengkonsumsi obat-obatan yang dianjurkan

No comments