Satu Hari Untuk Perubahan.

Saya jamin esok akan berbeda. Sebelum tidur, saya sudah membuat kamar ini terlelap dalam gelap, sangat gelap sampai sulit membedakan saat mata terbuka dan tertutup. Selanjutnya tinggal bagaimana saya menjinakkan pikiran, mempercepat malam di dunia nyata, dan bersiap menyambut pagi sesuai harapan. Aamiin.


Pagi hari.

   Seketika saya tersadar akan fungsi jendela kamar. Posisinya sangat tepat, membiarkan sinar mentari masuk dan langsung menggantikan peran alarm. Gerakan ‘ngulet’ pagi itu juga berkurang, saya tidak perlu lagi mematikan alarm dan mengubah posisi stop kontak. Semua sudah sesuai rencana, salah satu langkah yang saya pilih untuk menciptakan waktu istirahat lebih berkualitas. Kalau kalian cari di Google, manfaat tidur dalam keadaan lampu tidak menyala itu banyak banget, dan tentunya juga menghemat listrik.

Beranjak dari kasur membuat saya harus menambah list baru di ‘catatan sebelum tidur’, yaitu merapihkan charger setelah dicabut. Awalnya saya hanya mencabut charger setelah saya gunakan karena tak ingin kumparan di dalamnya terus bekerja. Karena faktanya, jika charger tak dicabut atau masih terpasang tanpa dihubungkan ke HP, maka 30% dari daya normalnya masih terpakai. Kan sayang banget! boros listrik jadinya.


Siang hari.

Urusan saya dan kamar selesai. Saatnya keluar dan melihat betapa indahnya dunia. Seperti perkiraan, matahari tak 'santai' siang itu, tapi saya suka, hanya butuh berjalan cepat menuju halte bus tanpa harus berlari dan kecewa melihat kerumunan orang neduh saat hujan. Saya bisa duduk dengan santai sambil mendengarkan musik, menunggu bus Transjakarta datang.

Belakangan, saya senang sekali dengan moda transportasi ini, sudah menyebar ke ‘pinggir-pinggir’. Jadi dari Kalibata menuju UI tinggal naik busway sekali saja, cuma 3.500, murah banget. Bicara soal kenyaman juga tak kalah sama mobil pribadi, apalagi kalau sepi, sejuk dan sangat artistik melihat hanger buat tangan bergoyang. Tapi soal hematnya, busway tentu lebih unggul karena selain hemat dari sisi biaya yang kita keluarkan, busway juga membuat kita ikut berpartisipasi dalam penghematan sumber daya energi dan membuat udara lebih bersih di Indonesia.


Saat makan siang tiba. Tapi saya rasa ini juga makan pagi, haha. Waktu di mana saya mencoba menjadi agent of change. Berusaha untuk dicontoh dan menyadarkan orang sekitar. Di saat yang lain sibuk mencari tempat sedotan atau meminta kepada pelayan, saya sudah tahu sedotan saya ada di mana. Sejak tadi malam, barang ini menjadi bawaan wajib yang harus selalu ada di tas, sebuah kado dari teman yang mengajak saya untuk berubah. And i love it.

Saya rasa, akan ada masanya sedotan stainless steel yang saya gunakan memiliki nama di badannya. Seperti pulpen/penghapus di masa sekolah dulu, dan saya menantikan hari itu. Saat ini belum, masih banyak yang belum sadar, masih proses mungkin, dan saya rasa butuh banyak ‘iklan’ untuk mewujudkannya.


Sore hari.

Tak bohong, menjadi freelancer kadang membuat saya tak melakukan apa-apa tapi tetap disebut berkegiatan. Membuka smartphone contohnya. Hal ini bisa menjadi penyelamat sekaligus perusak hubungan sama teman kalau lagi kumpul. Penyelamat karena menemukan topik yang pas untuk dibicarakan, dan perusak karena membuat waktu kumpul bertatap muka menjadi sia-sia. Untungnya hari itu smartphone berpihak ke arah yang positif ketika saya menemukan berita pemanfaatan energi terbarukan di Depok yang menggandeng mahasiswa UI.

Saya berharap bisa langsung ke lokasi, melihat implementasi energi terbarukan di taman-taman yang mungkin menjadi lokasi kumpul selanjutnya. Atau untuk foto ootd instagram, hehe. Berita yang pas untuk menguatkan persepsi saya akan panasnya matahari yang mulai santai.

Malam hari.

Waktu berlalu cepat. Pikiran itu terlalu luas. Daya ingat ini terlalu pendek. Bisa jadi besok saya akan kembali memperkenalkan diri di depan orang yang sama, yang saya temui hari ini.


Saya kembali menuliskan hal apa saja yang harus saya lakukan besok. Dan melakukan apa yang saya tuliskan kemarin. Sambil mengingat, dan berusaha mengerti beberapa coretan dan tanda panah yang saya buat. Saya semakin jatuh cinta dengan kegiatan ini, merasa setiap harinya lebih baik karena saya bisa mengoreksi diri sendiri dari catatan yang saya buat. Saya sadar, saya kurang jahat dengan diri sendiri, dan orang di sekitar saya pun demikian, sehingga saya tak berkembang. Sering terdengar kata “Bagus, kok” hanya untuk membuat senang. Yang pada akhirnya membuat saya percaya kalau banyak orang, saat ini, sulit menerima kenyataan dan sulit mengungkapkan kenyataan.

Malam ini, saya kembali bertekad untuk menjahati diri sendiri. Pikiran saya berkata demikian, bersamaan dengan gerak tangan menuju stop kontak. Dan mari kembali ke bagian awal.

16 comments

  1. Membiasakan melakukan sesuatu yang dianggap sepele, seperti cabut saklar yang selama ini posisi standby juga berpengaruh.
    btw kegiatan para mahasiswa UI thd energi terbarukan ini bikin penasaran Ris. Ceritain d next post ya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu bisa langsung klik teh. Aku sudah tautin. Hehehe

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Mari kita kembali ke bagian awal, mengulang terus kebiasaa. BTW, busway itu jalanan sebenernya, busnya itu transjakarta karena di jakarta. Mestinya ditulis, menunggu bus transjakarta bukan menunggu busway. Busway gak ke mana-mana soalnya. ������

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih kakanya infonyaaaa... Makasih bgt! Nanti aku ganti yakk hehehe...

      Ingat, kembali ke bagian awal, wkwkw

      Delete
  4. Sehari aja bisa jadi banyak banget merusak bumi, tapi bisa juga banyak mencegah kerusakan bumi.

    ReplyDelete
  5. Baru sadar, sehari melakukan pemborosan saja efeknya luar biasa. Bagaimana kalau berhari-hari, bertahun-tahun? Keren ide prubahannya.

    ReplyDelete
  6. Aku suka banget nih, tulisan dan gaya hidupnya sangat menginspirasi. hal2 kecil yg dilakukan dengan konsisten semua membawa perubahan ya!

    ReplyDelete
  7. Kebiasaan sepele tapi dampaknya gede..kalau tiap hari dijalani seperti ini tentu efeknya besar sekali!
    Yuk kembali dari awal lagi...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya. Faktanya kita manusia mmg senang melupakan hal kecil yang justru bisa jadi sangat bermanfaat

      Delete
  8. aku sudah memulai dengan mematikan lampu kamar mandi, dulu sering banget membiarkan lampu kamar mandi menyala sepanjang malam, tapi untuk menghemat energi sekarang lampu dimatikan setelah "urusan" di kamar mandi selesai, begitu juga malam hari, lampu kamar mandi akan segera dimatikan karena biar dia merasakan juga bagaimana rasanya redup dan lelapnya gelap malam!

    ALIAS BIAR IRIT, BAYAR LISTRIK TUH MAHAL T_T

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhhhhhh! Keren! ! Iya. Kalau dimatiin tuh ngerasa lebih teduh gak sih? W jga di kosan gtu.

      Delete
  9. Duuuh, karena gak pernah bayar listrik, jadi gak pernah tau kalo listrik itu mahal huhu

    ReplyDelete
  10. tulisan yg ini bagus ris. :)
    selamat btw ya aris.

    ReplyDelete