Jatuh Cinta (Lagi) Dengan Ancol - 'Main' Sama Lumba-Lumba

"Selanjutnya, Ancol mungkin akan menjadi hal yang akan selalu saya ingat, meskipun pahit"

Dulu, kalau menonton sinetron atau film berlatar pantai saya selalu berkomentar "itu pasti di Ancol", film berjudul Bukan Cinta Malaikat yang beberapa waktu lalu tayang di bioskop pun juga banyak mengcapture pantai, meskipun bukan di Ancol namun pikiran saya langsung teringat dengan Ancol, tak aneh memang karena faktanya “siapa sih yang gak tahu Ancol?”. Pantai di Ancol bisa dibilang memiliki ‘nyawa’ tersendiri untuk pilihan tempat wisata yang ada di Jabodetabek walaupun saat ini sudah mulai banyak muncul pesaing nya. Tapi mengapa hanya pantai? Padahal kawasan wisata terpadu yang sudah berdiri sejak tahun 1966 ini punya setidaknya 6 tempat yang wajib dikunjungi saat kita memutuskan untuk melewati gerbang masuk Taman Impian Jaya Ancol. Saya pribadi jatuh cinta dengan salah satu nya dan memutuskan untuk kembali ke Ancol, lagi.


   Saya tertipu! Awalnya saya pikir duduk di samping masinis kereta wisata yang bernama sato-sato ini adalah pilihan terbaik karena bisa merasakan sensasi layaknya mengendarai kereta, ternyata kereta berjalan mundur, dan jadilah saya seperti objek dengan fitur rewind yang ada di instagram story, huft. Sato-sato adalah kereta wisata yang baru saja diresmikan tanggal 25 Juli 2017 lalu, saya jatuh cinta dengan transportasi alternatif ini meskipun pengalaman pertama sedikit memusingkan, jajanan yang disuguhkan untuk mata saya amatlah berkesan, bayangkan saja, kita bisa berkeliling Ancol secara gratis sambil menikmati kawasan Ancol yang saat ini sangat lah bersih dan terawat, jarang saya melihat sampah, meskipun keadaan saat itu cukup panas namun suasannya begitu nyaman, hembusan angin nya juara.

Awalnya saya ragu akan keseruan di hari itu, apalagi tempat yang ingin saya tuju bukan lah Dufan yang biasa saya pilih untuk menghilangkan stress dengan berteriak dan menguji adrenalin, kali ini saya akan mencoba ‘sisi lain’ Ancol yang sebenarnya sudah lama hadir tapi saya baru minat yaitu Ocean Dream Samudra (ODS). “Yaelah, itu mah buat anak kecil” sering kali saya berkomentar demikian jika diajak pergi ke ODS, hanya duduk dan nonton lumba-lumba joget, saya pikir itu membosankan, tapi saat menginjakan kaki pertama kali di kawasan ODS saya langsung ‘penasaran’ dengan yang namanya ‘Dolphin Adventure’, ditambah lumba-lumba juga menjadi icon dari tempat yang banyak dicap sebagai wisata edukasi di Jakarta, “seberapa keren dan mengedukasi kah penampilan lumba-lumba itu?”.



Tak bohong, kaki saya langsung bergerak sedikit cepat menuju loket tiket, penasaran berapa sih biaya yang harus saya keluarkan untuk masuk ke Ocean Dream Samudra ini, ternyata 160k dan berlaku setiap hari, dan saya pun tak mau membuang waktu untuk mulai menikmati wisata hari itu. Salah satu hal yang saya sangat suka dari kawasan Ancol adalah ‘semua tempat bisa jadi tempat foto’, sepanjang perjalanan dari loket menuju gate in semua cukup instagramble, apalagi backsound ODS begitu ceria seakan mengajak saya berjoget bersama, tapi yang pasti, tak sedikit orang yang beranggapan musik tersebut seperti pencucian otak karena diputar terus-menerus, hehe.



Sumpah tak ada bayangan apa yang akan saya lakukan saat di ODS selain rasa penasaran tadi yang mungkin akan terjawab beberapa saat lagi ketika duduk dan melihat para hewan pintar tadi beraksi. Semakin menelusuri ODS saya semakin merasa berdosa, cetek sekali pikiran saya tentang tempat wisata ini yang ternyata begitu menyenangkan, di persimpangan jalan saya bertemu dengan tiga burung kakak tua yang merasa diri mereka 'paling cantik', teman saya pun berkata demikian saat kami bersamaan memandangnya, lucu parah. Beruntungnya lagi, untuk yang ingin foto dengan burung tersebut tak perlu menaruh uang di ember setelahnya seperti di Kota Tua, ucapan terima kasih saja cukup untuk sang penjaga, saya rasa. 

Setelah puas menikmati keindahan yang tuhan ciptakan tadi saya langsung menuju ke pertunjukan lumba-lumba yang dari awal membuat saya penasaran, untungnya umur masih panjang, kalau tiba-tiba meninggal kan gak lucu saya jadi hantu penasaran lumba-lumba, lol. Sejujurnya, seingat saya saat dewasa hingga sekarang (dibaca mapan dan menikmati hidup) saya tak pernah melihat lumba-lumba selain di TV, dan hari itu adalah penutup kalimat tadi, bahkan saking gak mau ruginya saya untuk wisata hari itu, terlebih dahulu saya memutuskan untuk mengikuti 'paket main sama lumba-lumba beneran' seharga 570k, mahal memang, tapi pengalamannya amatlah luar biasa.



Semakin dewasa saya semakin mengerti arti sebuah materi jika dibandingkan dengan sebuah pengalaman, banyak orang berpikir "ini mahal, itu mahal, sedangkan mereka tak membandingkan dengan apa yang mereka dapatkan, hanya berfokus pada pengeluarannya saya" dan menurut saya hal itu kurang benar. Okeh, cukup curhatnya ya, sekarang saya lanjut ke pengalaman pertama saya bermain dengan lumba-lumba, bahkan pertama kali saya menggunakan baju seperti foto diatas yang saya tak tahu apa sebutannya, baju diver mungkin, haha. Awalnya saya ragu, deg-degan bahkan tak nyaman karena ketika menggunakan pakaian tersebut saya harus melepas semua pakaian, geli gitu deh. Tapi kalian tahu tidak, atau hanya saya yang baru tahu kalau ternyata baju tersebut bisa membuat saya mengapung dan dipastikan tak perlu jago renang atau bisa berenang saat bermain dengan lumba-lumba di kolam dengan kedalaman 3 meter, tapi kalian harus tahan asin karena air nya asin banget, yaiyalah

Part awal yang menghawatirkan di hari itu sudah saya lewati saat memutuskan untuk menyentuh sang artis, "kita harus menyentuh apanya sih?" tanya saya saat berusaha menyentuh si lumba-lumba, "pokoknya jangan sentuh ini nya (instruktur menunjuk ke bagian dekat hidup dan belakang lumba-lumba), karena dia tidak suka" ujar pawang nya, mulai dari situ lah saya sadar apa yang dimaksud wisata edukasi di Ancol, tak hanya sekedar menikmati tapi kita juga bisa belajar langsung kepada ahlinya, tanya saja yang ingin kita tanyakan. 



Saya semakin menggila, rasanya tak ingin menit saat ini beranjak, jika ingin foto saja kalian cukup bayar 50k saja, tapi seperti yang saya bilang tadi saya lebih memilih bermain bersama, menyelam bersama, bahkan atraksi bersama. Ini part yang horor saat instruktur (senam kali akh) bilang kalau "lumba-lumba itu hewan yang libido nya besar loh", okay! cukup tau, dan saya mulai panik lagi (entah alasan pastinya apa, wkwkwk). Kalau kalian melihat saya saat itu pasti kalian akan iri, apalagi saat saya melakukan beberapa trik yang biasa dipertunjukan di depan umum, pertama sangatlah mudah saat saya hanya berpegangan pada si hewan pintar kemudian dibawa meluncur membelah air kolam yang asin, banget, tapi seru level satu. Dan setelahnya saya di dorong, moncong si lumba-lumba mendorong kaki saya, tugas saya hanya mengarahkan ke kanan atau kiri dengan membelokan badan dan tangan. Kalian wajib coba!

Oh iya, pasti kalian pernah lihatkan atraksi lumba-lumba lompat? standar sih, tapi ternyata itu panik nya kebangetan, saya berkesempatan melakukan hal tersebut, saya dilompati lumba-lumba dengan catatan saya harus pas dalam mengangkat tongkat yang menjadi tanda mereka melompat, jika tidak? diseruduk lah saya, mungkin ya, untungnya saya berhasil dengan aba-aba sang pawang (hujan kali akh) dan melanjutkan ke atraksi selanjutnya, jika berhasil dengan hanya melihat contoh satu kali pastinya saya langsung direkrut untuk menjadi pengisi acara sebenarnya, untungnya saya gagal, sulit banget, saya didorong kemudia nyelam kemudian didorong lagi ke atas, pokonya endingnya saya terbang deh, penasaran? yuk cek keseruan saya di video berikut!


Melanjutkan perjalan, saya wajib melihat pertunjukan yang sesungguhnya, saat di kolam tadi saya gak fokus mendengar betapa 'nyaringnya' si lumba-lumba berbunyi, mereka sebenarnya punya nama tapi saya lupa, maaf ya. Pertunjukan yang sebelumnya saya pikir membosankan karena hanya duduk dan bertepuk tangan ternyata seru maksimal dan sangat berkesan, ada banyak suami-istri yang mengajak anak mereka (dibaca keluarga kecil nan bahagia) bergembira, pemandangan yang berbeda dengan sebuah keluarga yang saya tonton di film Surat Kecil Untuk Tuhan atau pun The Doll meskipun tak bisa disama ratakan. Kalau Dufan fokus pada penerapan ilmu fisika dalam pengadaan wahana nya, ODS justru mengajak orang-orang untuk menerapkan ilmu biologi yang lebih dari lima tahun dipelajari, simple nya mengenal mahluk ciptaan tuhan lainnya, bukan hanya tahu mahluk tuhan yang paling sexy saja, hehe.

Kedepannya, Ancol akan terus melakukan revitalisasi, apalagi untuk kawasan yang pernah dijadikan laboratorium atau tempat penelitian burung-burung berimigrasi ini sudah banyak melakukan tindakan go green yang membuktikan dirinya pantas disebut sebagai paru-paru Jakarta Utara. Oh iya, ada satu tempat lagi yang membuat saya jatuh cinta (lagi) dengan Ancol sebagai tempat edukasi konservasi di Jakarta, namun saya merasa cerita ini kepanjangan dan bisa membuat kalian iri, dosa gak ya kira-kira? tapi mendingan kalian cobain sendiri deh bagaimana serunya satu kolam dengan lumba-lumba, yang pasti sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, apalagi tulisan, makanya jangan lupa komen ya..... sampai jumpa di postingan selanjutnya!


10 comments

  1. Namanya baju diving, atau bisa juga wetsuit. ��

    Ocean dream sekarang 160K, ya. Hmmmmmm.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ohhhh, yawloh, sempet ragu mau ngucap itu, dan bodohnya gak explore wkwkw... Makasih kak wid...

      Delete
  2. Wah jadi kepo pengen kesana lagi nih..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Langsung datengin nda, tinggal ngesotkan dari kantor. Hehehe.

      Delete
    2. Hahahhaa iya bener tinggal ngesot, cuma waktunya itu susyaaah.. Weekend yuk

      Delete
  3. Ajak kita kesana dong ris. Terus melipir deh ke dufan. Nice sharing 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. hayo... kamu sibuk banget tapi kan... padahal akses ke Ancol gampang banget yak

      Delete
  4. Samaa... sempet mikir ini ODS buat anaka kecil doang.. ..ternyata bisa semua usia kok! Seru

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, sedikit menyesal nih baru nyobaik ODS wkwkw

      Delete
  5. Baik Dolphin Bay maupun atraksi lumba-lumba, aku menikmati semuanya. Menghibur dan udah lamaaa banget nggak liat lumba-lumba.

    Yah, buat orang-orang seperti saya yang belum punya cukup duit dan waktu buat liat lumba-lumba secara langsung di habitat alaminya, Ocean Dream Samudra ini sangat membantu. Semoga lumba-lumbanya dirawat dengan baik :)

    ReplyDelete