Kenapa Kita Wajib Telibat Aktif Dalam Perlindungan Coral Triangle? Ini Alasannya!

Mungkin ini yang dirasakan Jamaliah saat menuliskan surat nya, bingung, sebuah pertanyaan yang sama hadir secara tiba-tiba saat mata saya berkeliling melihat keadaan sekitar pantai yang kosong, “dari mana datangnya sampah ini padahal keadaan pantai jauh dari rumah penduduk?”. Saat berada di Malang saya memutuskan untuk mengunjungi pantainya, cukup jauh dan melelahkan, hampir dua jam menggunakan mobil meninggalkan pusat kota Malang dan jalan kaki sekitarbsatu jam akhirnya saya sampai di pantai BEI, begitulah yang saya baca di papan petunjuk, biru banget dan saya suka pantai ini meskipun masih menjadi misteri dari mana datangnya beberapa sampah plastik yang juga menyapa saya kala itu?


   Lagu Indonesia Raya menggema sore itu, Jum’at (16/6) di Gothe Institute, Jakarta, sebuah acara yang digagas oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) selaku Focal Point Sekertariat Komite Nasional (Setkonas) Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) Indonesia bekerjasama dengan GIZ Indonesia, WWF Indonesia dan RARE Indonesia akhirnya sukses menggelar acara yang merupakan bagian dari perayaan CORAL TRIANGLE DAY 2017 yang bertemakan “Curbing Marine Debris – Reduce Your Plastic Waste!”. Dan sebuah keberuntungan bagi saya untuk menjadi satu dari hampir 250 orang yang hadir kala itu, selain blogger, vlogger dan media acara ini juga turut mengundang public figure yang memiliki visi yang sama saat berhadapan dengan laut seperti Dayu Hatmanti, Hamis Daud, Marissa Nasution dan penulis buku Trinity.

Lantas apa sebenarnya yang dimaksud Coral Triangle? Pasti beberapa dari kalian masih bingung akan istilah ini. Saya akan menjelaskan, tapi sebelum itu bersiaplah kalian untuk semakin cinta pada tanah air kita ini, karena coral triangle adalah sebuah fakta yang benar-benar istimewa. CORAL TRIANGLE atau segitiga karang adalah sebutan untuk wilayah geografis perairan yang merupakan lokasi dengan keanekaragaman hayati paling kaya di dunia, waw! dan Indonesia adalah negara yang paling luas wilayahnya, jika membuka peta kalian akan melihat betapa mudahnya menarik sebuah garis yang mengelilingi tanah air kita yang memang sudah dari dulu terkenal dengan laut nya yang luar biasa, so proud!. Tak hanya Indonesia, kawasan ekosistem laut yang dicap paling subur di dunia ini juga meliputi Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Timor Leste dan Kepulauan Salomon.


9 Juni adalah tanggal yang ditetapkan untuk memperingati Coral Triangle Day (CT-Day) atau Hari Terumbu Karang Dunia, begitu dekat dengan Hari Kelautan Dunia yang jatuh satu hari sebelumnya. Indonesia sendiri mengangkat tema “SELAMATKAN LAUT KITA, STOP SAMPAH PLASTIKMU!” dalam perayaannya tahun ini, sayang anggap tepat mengingat kejadian di pantai yang saya alamai beberapa waktu lalu saat menjumpai sampah plastik di bibir pantai padahal keadaannya sepi dan jauh dari rumah warga. “Hari yang ditetapkan untuk meningkat kesadaran kita terhadap coral triangle day, yang merupakan kawasan paling berharga dari kerajaan dan keanekaragaman hayati laut dunia” kata Direktur GIZ Indonesia tentang CT-Day tahun ini, saya mengerti bagaimana kata ‘kesadaran’ hadir dalam kalimat tersebut, pasalnya memang saat ini banyak sekali masyarakat kita yang kurang peduli akan kebersihan dan kelestarian laut, banyak yang tak mengerti bahwa yang kita lakukan di darat juga akan berimbah ke laut.

Stop plastic pollution! tulisan itu nampak jelas saat saya mmemasuki Gothe Institute, bahan plastik yang menjadi bagian hidup manusia saat ini memang cukup memiliki dampak buruk jika kita melihat limbah nya, amat disayangkan sebenarnya masih banyak produk yang kita konsumsi saat ini tetap menggunakan bungkus plastik padahal bisa diganti dengan bahan lainnya yang lebih ramah lingkungan, juga masih banyak orang yang tak membawa kantung belanja nya sendiri, padahal itu bisa lebih praktis dan murah, juga lebih ‘kekinian’ loh saat ini. Permasalahan lingkungan sebenarnya adalah permasalah yang solusinya ada pada mindset masing-masing orang, pemerintah bisa saja mengeluarkan berbagai campain atau pun cara untuk mengajak berbuat sesuatu yang benar tapi kembali lagi, kita yang harus memutuskan, dan jika kalian berpikir sehat maka kalian akan melakukan perubahan kecil yang berdampak sangat besar terhadap lingkungan, itu faktanya.


“Penting bagi kita untuk bekerjasama dalam melindungi coral triangle ini, sangat luas daerah ini” ujar Pak Agung Darmawan selaku Sekertaris Eksekutif Komite Nasional CTI-CFF, tak perlu saya gambarkan bagaimana luas nya laut Indonesia, pasti kalian semua tahu mengapa negara kita ini disebut sebagai negara maritim, tempat tumbuh lebih dari 3.000 spesies ikan serta 600 spesies terumbu karang (keseluruhan coral triangle). Tapi saat ini, statusnya sudah menjadi ‘gawat’ saat banyak spesies ikan mati akibat memakan sampah plastik dan terumbu karang rusak akibat tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, seorang anak dari Pulau Bawean yang bernama Jamaliah pun sadar akan hal ini, melalui suratnya ia bertanya “kenapa ya orang-orang buang sampah ke laut?”.

Mungkin kalian pernah membaca berita seorang anak yang membuat Ibu Susi Pudjiastuti menangis, dialah Jamaliah yang sempat hadir juga di acara Coral Triangle Day waktu itu, suratnya yang berjudul “Surat Untuk Masa Depan” dan dipastikan bukan plagiat, ehh, benar-benar ia curahkan dari hati seakan ia bertanya pada tuhan melalui doa, saya ingat bagaimana intonasi anak kecil itu berkata “saya menulis surat ini untuk masa depan saya sendiri”, sungguh penggambaran rasa bingung karena ia tak tahu bagaimana surat nya akan berbalas, tak salah jika ia memenangkan lomba menulis surat kementrian KKP tahun 2015 lalu. Dan dibagian akhir, ia menuliskan sedikit harapannya “di masa depan, saya ingin melihat pantai yang lebih cantik” just it.



CTI-CFF sendiri memiliki beberapa goals yang ingin dicapai dalam tiap campain yang mereka lakukan, yang salah satunya adalah memprioritaskan pemandangan laut (seascape) yang dirancang dan dikelola secara aktif serta membentuk kawasan perlindungan laut, tentunya ini juga melibatkan banyak pihak, dan salah satunya adalah para traveler dan pecinta laut seperti diver hingga measyarakat sekitar pesisir laut. Saya sendiri berpikir kalau traveler adalah pilihan tepat untuk membantu dalam campain ini, semua orang bisa jadi traveler, apalagi jika memang cinta dengan laut, suka diving, snorkling ataupun berkunjung ke pantai, tentunya para traveler wajib memberikan virus positif untuk para 'pengunjung' laut lainnya yang kadang kurang smart, membuang sampah sembarangan bahkan melanggar aturan yang kadang sudah jelas tertulis.

Bahkan saat ini sudah ada loh aplikasi yang keren banget, namanaya MARINE BUDDIES, yang bisa memberikan kita pengenalan lebih luas lagi tentang kawasan konservasi bahari, aplikasi ini mengajak kita untuk terlibat aktif dalam menjaga, melestarikan hingga melaporkan suatu hal yang bisa merusak laut kita, sudah tersedia di appstore dan playstore yang bisa klaian unduh sekarang juga. Aplikasi ini juga memberikan kita banyak tips tentang bagaimana menjadi traveler/masyarakat yang ramah lingkungan laut atau pun terumbu karang, bagaimana cara kita membersihkan laut yang baik dan benar serta cara kita menikmati keindahan dan keanekaragaman hayati tanpa merusaknya. Melalui hastag #TemanTamanLaut, aplikasi ini juga mengajak kita melakukan 3 hal simple menjaga warisan laut Indonesia yang tak ternilai ini, cukup kunjungi dan memberikan dukungan, awasi pengelolaannya dan laporkan aktivitasnya jika menurut kalian itu tak bertanggung jawab.


Tak akan ada habisnya jika membicarakan laut kita, tapi untuk persoalan sampah plastik yang sekarang sudah mulai meningkat wajib kita selesaikan mulai dari diri kita, stop buang sampah plastik ke kali yang pasti akan berujung ke laut, atau bahkan tersendat dan membuat lingkungan kita banjir. Berhenti untuk melakukan tidakan foto-foto yang menginjak terumbu karang hanya untuk eksis di sosmed, dan berhenti berpikir kalau ini adalah tugas pemerintah saja.


2 comments

  1. Plastik oh plastik, menjadi masalah yg memang harus dipecahkan bersama

    ReplyDelete
  2. Sangat wajib banget Mas untuk menjaga kelestarian coral..

    ReplyDelete