Malang, Dan Semuanya Yang Berlalu Terlalu Cepat

Saya memutuskan untuk ikut dalam trip kali ini, Kota Malang adalah tujuan kami mengisi waktu luang, tak sepenuhnya sih, pasalnya beberapa tugas juga ikut bersama kami di laptop masing-masing, saya sudah biasa beberapa kali menuntaskan tugas di kursi kereta, namun ada satu ganggaun, terkadang tugas itu harus dikirim dengan email secepatnya, bayangkan, saat kereta melaju cepat apakah sinyal internet kita stabil? Putus nyambung gak kayak lagunya BBB ?


   Kereta melaju semakin cepat menuju Malang dari Stasiun Pasar Senen, hari semakin malam membuat saya justru bersiap mengeluarkan laptop, sambil menyelam minum air, gerbong kereta yang semakin sepi karena  sebagian besar manusianya mulai terlelap membuat saya khusyuk mengerjakan tugas yang saya bawa. Beberapa mungkin terganggu dengan suara ketikan keyboard yang saya keluarkan, haruskah saya meminta maaf?, okay lupakan. ‘sent’ klik terakhir sebelum saya menutup laptop dan membuat tenang sekitar, tanpa disadari tak ada kendala saat saya mengirim email tugas tersebut dan mencari beberapa referensi via mbah google, how? Ini jarang sekali terjadi, biasanya saya harus menunggu kereta di salah satu stasiun besar terlebih dahulu barulah ada sinyal. Dan saya pun tersadar, hospot sinyal XL dari smartphone yang saya gunakan membuktikan janji manisnya.

‘Kecepatan internet dan koneksi yang stabil’ adalah salah satu janji yang XL suguhkan kepada pengguna smartphone, saya pribadi berpikir, “wajar dong saya beralih provider karena koneksi internet sangat saya butuhkan untuk pekerjaan saya yang erat dengan dunia maya, rasanya kesel kalau sinyal internet hilang, iyakan?” untuk itu saya memutuskan mencoba provider lain saat berlibur di kota Malang, dan terbukti, saat kereta membelah kegelapan malam yang saya tak tahu itu dimana, sinyal internet XL tetap kenceng dan stabil. Hingga sampailah saya di pemberhentian terakhir Stasiun Kotabaru Malang.

Saya tak ingin membuang waktu, kalau mau istirahat ya di rumah saja ngapain jauh-jauh ke Malang, setelah sampai di hotel kami pun langsung melaju ke Kota Wisata Batu yang cukup sering dibicarakan kalau berlibur di Malang, ini pertama kalinya saya berkunjung dan saya suka sekali bagaimana keramahan dan ‘kemurahan’ yang kota ini tawarkan
BATU, TAK SELAMANYA KERAS, right?
   Saya seperti ada di salah satu adegan film Harry Potter and The Goblet of Fire, dedaunan yang dibentuk menyerupai labirin menjadi salah satu daya tarik wisata Batu, wisata alam air terjun coban rondo lebih tepatnya. Taman sesaat beberapa orang menyebutnya, saat saya mencoba memasuki dan menemukan jalan buntu, saya panik seketika, bahkan terkadang saya sampai bersandar di tanaman hijau yang tingginya sekita 2 meter itu, dan kalian tahu apa yang saya rasakan, empuk, nyaman dan sebaiknya kalian berteriak jika sudah putus asa agar ada yang memberikan arahan menuju jalan keluar. Cukup menikmati dan berfoto saya dan kelima teman saya memutuskan menuju tempat wisata selanjutnya, yaitu air terjun  coban rondo.

Perhatikan baik-baik.....

Mentok, tersendat di pojokan
Saya tak suka dengan monyet-monyet yang terlalu bebas berkeliaran, namun apa boleh buat, saya tamu di rumah mereka, yang terpenting saya datang dengan tangan kosong sehingga tak ada yang mendatangi saya, titik.

Suara air terjun mulai terdengar, semakin mendekat semakin basah karena cipratan air terjun semakin terasa, akan tetapi kami ‘batu’, mungkin ini pengganti mandi yang tadi tak sempat kami lakukan, hingga akhirnya ada tamu yang tak diundang, rasa lapar mengetuk perut kami, dan sebagai penunda lapar cilok, bakwan malang, baso, siomay dalam satu kantong plastik kiloan seharga 5k kami menjadi makanan ‘khas’ daerah Malang yang kami makan, saya lupa namnya apa, hehehe, yang jelas murah menurut saya.
Abaikan muka lelah dan lepek kami ya.... pisss
Ada satu hal diperjalanan pulang menuju hotel yang membuat saya kembali berpikir, atau hanya saya saja yang merasa demikian? Di kota ini semua serba cepat saat lampu merah berubah menjadi hijau, mobil, motor semua membunyikan klakson saat kendaraan di depannya tak langsung jalan, meskipun itu ‘sedetik’ setelah lampu hijau muncul, hebat, sisi positifnya semua sangat menghargai waktu. Sisi negatifnya, cerita ini berakhir sampai disini dulu ya, penasaran apa saja yang berlalu terlalu cepat di Malang kemarin? stay tuned!

15 comments

  1. Seru bangat Ris jalan-jalan ke Malang, itu labirinnya seru ya, penasaran pengen cobain juga deh :)

    ReplyDelete
  2. Keren cerita travelingnya

    Untungnya sinyal internet lancar yah jadi tugas pun lancar mengerjakannya.

    ReplyDelete
  3. Awh awh Malang,baca ini jadi pengen pulang kampung dan cepet lebaran. Kangen sama cilok dan bakso Malang ihh. Satu lagi hawanya itu lho ngangenin kan dan orang2 nya ramah pula,termasuk eikeh hahaha

    ReplyDelete
  4. Batu tak selamanya keras. Njir. 😅

    ReplyDelete
  5. Aku pengen ke Malang belum kesampaian terus nih. Penasaran sama destinasi wisata hits yang ada di Malang :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bakal saya ulas semua nih kayaknya... Seru semua...

      Delete
  6. Wihhh keren ya tempatnya jadi pengen Jalan-jalan ke Malang^^

    ReplyDelete
  7. Anjis lagu BBB. Jadul amat. :)

    Oh, berarti gak jauh beda yak sama Jakarta. Masih kuning aja kadang udah klakson. Wahaha.

    ReplyDelete
  8. Itu disatu area ya tempat wisata yang ada curug sama ada labirin?

    ReplyDelete
  9. Ah jd kalau naik kereta jadi ingat waktu ke Surabaya Mas. Apa lg internetan nya pakai XL lancar banget..

    ReplyDelete