Riyardi Goes To Lampung !

Yang pertama saya ucapakan terima kasih kepada Allah SWT ata nikmatnya kali ini,
Tak lupa juga terima kasih saya ucapkan kepada Bunca yang telah mengajak saya menikmati perjalanan kali ini, Mas Fauzi dan Om Frisch yang ganti-gantian jadi driver, Resi, Mba Andini, Mba Dian, Mba Edib, Uwan, Kak Her, Mak Tina, Mba Tari, dan Mak Amel dan anak-anaknya yang nampak tegang kayak mau ujian serta semua yang ikut yang saya tak bisa sebutkan satu per satu atas keseruan hari kemarin. Tak lupa juga Mas Fajrin, Mas Indra yang baik banget menjamu kami saat singgah di tanah Sumatera waktu lalu...


Jika perjalanan kemarin merupakan sebuah penghargaan mungkin seperti itulah speech yang akan saya ucapkan. "I Did It !" bisik saya saat menginjakan kaki pertama kali di kapal laut yang akan menemani saya melintasi selat sunda setelah hampir 3 jam duduk manis melintasi kegelapan malam jalan tol menuju pelabuhan merak. 20 Jan 2017, 4 : 37 : 16 AM details dari foto pertama (hasilnya hanya hitam dan beberapa titik kuning, hanya kegelapan intinya, just it) yang saya ambil menemani langkah pertama saya tadi, sambil sesekali melihat keadaan sekitar dan berkata, "waaaah akhirnya gwa naik kapal laut ". Tak ada yang spesial, hanya saja saya baru tahu kalau tikar dan bangku pantai di atas kapal tersebut di sewakan, 10 ribu/buah. Dengan terpaksa (saya yakin) dan muka bantal yang tak bisa disembunyikan beberapa dari kamu pun menyewanya.

Baru keluar kapal, ada lampu, cekrek !
Beberapa orang sudah terlihat siap melintasi laut dengan santainya...
Keadaan mulai berubah ketika sang fajar mulai mengintip, sinarnya itu loh, cantik. Beberapa orang tak hentinya untuk memfoto, perlu digaris bawahi ini adalah kali pertama saya berada di tengah laut, wajar kah jika saya norak ?, saya pun mulai berkeliling bak satpam komplek sedang patroli. Setelah mengintip, sang fajar mulai memanggil, pinggir kapan semakin penih dengan orang dengan kameranya masing-masing, ditambah angin laut yang cukup kencang membuat saya yakin pasti diantara orang-orang yang berada di pinggir kapal tersebut membayangkan diri mereka sedang beradegan layaknya film titanic, tentu yang punya pasangan, kalau jomblo...yasudahlah, toh cuma bayangan.

Saat fajar mulai terlihat, angin laut semakin asik buat menghayal..wkwkwkw

Masih bersantai, semakin siang semakin panas padahal tuh..
Setelah hampir 2 jam lebih pemandangan hanya laut dan pulau-pulau kecil diujung dan sang fajatr tentunya, akhirnya pelabuhan Bakauheni terlihat, makin ramai orang jeprat-jepret, sayang bepikir, mungkin itu yang dinamakan natural beauty, muka bantal. Kemudian kami turun, masuk mobil, dan siap menjelajah lampung ! yeay !

Dan, rombongan cihuy masih terlelap...


GAK DRAMA GAK ASIK !

   Saya tak bisa bilang pijakan kaki pertama saya di tanah Lampung tepat di pelabuhan, toh saya langsung naik mobil dan melaju kencang melintasi jalan yang sayang pikir dekat, kami berhenti, dan pijakan pertama di tanah yang sebenarnya (bahkan saya lupa itu tanah apa peluran semen) terjadi di Indomart pinggir jalan, roti pertama yang saya beli di Lampung dengan rasa yang sama seperti di Jakarta (yaiyalah), kelamaan, intinya saya belum merasakan sesuatu yang lampung banget hingga perjalanan hampir 1 jam menemukan saya dengan tulisan "Selamat datang di Bandar Lampung". Drama perut ini pun dimulai, kebiasaan pagi hari, namanya juga kebiasaan yang mengharuskan saya mencari toilet, akhirnya kami berhenti disebuah parkiran, terminal, pol, atau apalah itu, pokonya ada tukang jualan dan toilet 'tersembunyi' yang menyerupai rumah warga. Apa yang anda pilih ketika kebelet dan dihadapkan dengan dua toilet, satu pintunya gak ada kuncinya, satu pintunya lepas dari engsel nya ? ...

"Kita nyasar?" ucap saya menghapus khayalan bahwa jarak dekat hostel (sesuai yang saya lihat di map) ternyata tipu, dan jahat saat bertuliskan 10 menit lagi akan membuat kita sampai, yang saya bayangkan akhirnya sekujur tubuh ini terkena air Lampung di hotel,haha. Okay, stay positive, mungkin sembari melihat jalan-jalan yang akan kita lintasi nantinya. Dan akhirnya, hostel minimalis bertuliskan FlipFlop yang menggandeng kedai kopi Flamboyan menyapa kami dengan parkiran penuh. Drama parkiran yang kami hindari, hostel sebrangnya yang terlihat lebih besar dan megah namun parkiran sepi pun kami masuki, katanya sih satu owner, tapi, who care.

Ini dia penampakan Hostel FlipFlop
Memasuki hostel, "Anjrit, beneran instagramable banget", sayang lagi gak nafsu foto, pengen cepet-cepet masuk kamar, mandi, tidur secara normal. Tapi ternyata saya gak bisa tidur ! jadi abis mandi langsung bersiap buat lanjut. sayang donk udah di Lampung cuma tidur wkwkwkw. Dan sekarang saya ucapkan "Let's go !" Meskipun saya baru tahu kalau saya dan #BloggerCihuy (oh iya belum perkenalan) lainnya akan ke mana saat bertemu dengan Mas Indra, Bunca selaku ketua rombongan sudah tahu, tapi saya rasa sebuah kejutan jika kami mengetahuinya nanti, dan benar, Muncak, Resto yang saya belum tahu apa namanya namun katanya baru dan lagi 'hits' di Lampung, menjadi tujuan kami di hari pertama 'main' di Lampung, penasaran ? 

Tampilan depan hostel, kayak barber shop sih menurut gwa.wkwkwk, tapi dalemnya keren !

Ini ruang tunggunya, tapi bisa juga dibikin tempat nyantai minum kopi loh
Oh iya, sekedar ngasih tau nih.. kalau kamu main ke Lampung, Hostel FlipFlop ini cukup saya rekomendasikan loh, cukup murah hanya 89k / orang (terakhir saya lihat), ada family room, tapi ada juga yang seperti kasur asrama, jujur seru, enak kok, nyaman tidurnya, kamar mandinya juga bagus, disebelahnya ada tempat makan (lupa namanya) enak makanannya, kedai kopi Flamboyan (baru inget) enak dan cukup terjangkau, dan kalau pagi, disebelahnya ada yang jual nasi uduk, lumayan buat ganjel perut karena salah satu kekurangan hostel ini belum menyediakan sarapan, huhu.

4 comments

  1. Terima kasih sharingnya Mas Arisman Riyardi

    ReplyDelete
  2. cie aris,, aku dong masih susah move on dari #LampungCihuy

    ReplyDelete