Karena Mata Begitu Berharga ! Yuk Kita Sadar & Jaga Sejak Dini.

Banyak cara yang bisa kita lakukan dalam memperingati Hari Penglihatan Sedunia yang jatuh pada hari Kamis minggu kedua bulan Oktober setiap tahunnya, Tepat tanggal 13 Oktober 2016 lalu saya berkesempatan hadir bersama #BloggerCihuy untuk ikut belajar tentang betapa pentingnya mata kita serta bagaimana cara pemeliharaannya. Dengan mengangkat tema "Solid dan Sinergi Mencegah Kebutaan" acara yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ini turut mengundang para pembicara ahli, diantaranaya Dr Gitalisa Andayani Adriono, SpM(K) selaku perwakilan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) dan seorang Psikolog dra. Ratih Ibrahim, M.M.


   Ruang Siwabessy Kementrian Kesehatan mulai dipenuhi oleh para pelajar pagi itu, dihiasi para foto pemenang lomba yang sebelumnya telah diadakan oleh Kemenkes saya pun mulai menempati kursi yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara. Seminar kesehatan indera penglihatan kali ini akan lebih fokus membicarakan betapa berharganya mata kita, mulai dari pemeliharaan, jenis penyakit hingga hal apa saja yang harus kita jauhkan agar mata tetap sehat akan dibahas dalam seminar kali ini. Pengenalan mata sehat sangatlah mudah, cukup dengan bercermin kita dipastikan bisa tahu apakah mata kita sehat atau tidak. Bulu mata teratur dan mengarah keluar serta kelopak mata yang dapat membuka dan menutup dengan baik adalah salah satu tandanya. Kornea mata atau selaput bening yang jernih, pupil yang berwarna hitam dan bergerak mengikuti intensitas cahaya juga membuktikan betapa sehat mata kita, dan tak lupa pula dengan mengkur fokus serta penglihatan yang jelas juga merupakan hal simple yang bisa kita lakukan untuk menguji kesehatan mata kita. 

Dr. Lili S Sulistyowati selaku Direktur Penanggulangan Penyakit Tidak Menular membuka dengan resmi acara ini, "Seminar ini bertujuan untuk memperluas lintas sektoral dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mata" tegasnya. Meningkatnya penggunaan kacamata pada usia remaja atau usia sekolah membuktikan banyaknya gangguan mata pada usia dini, Ganguan penglihatan itu bisa kita sadari ketika mata merah, nyeri, bengkak serta terjadi penurunan pada penglihatan kita. Bahkan terkadang rasa sakit dikepala juga mulai terasa.
Suasana panggung utama lokasi acara sebelum seminar dimulai
   Memasuki fokus pembicaraan yang pertama, kita akan membahas tentang "Pencegahan Gangguan Penglihatan dan Kebutaan di Indonesia" oleh Dr Gitalisa Andyani Andriono, SpM(K) yang juga merupakan dokter spesialis mata di RSCM FK UI. "Faktor utama kebutaan di Indonesia adalah katarak" ujar wanita yang biasa disapa Dr Gita, tak bisa dipungkiri bahwa umurlah yang membuat katarak menjadi begitu bagian terbesar dari kebutaan. 90 % gangguan penglihatan memang terjadi diwilayah berpenghasilan rendah, bukan termasuk indonesia untuk saat ini namun 80% gangguan tersebut bisa diatasi dengan pola hidup teratur dan kesadaran akan kesehatanmata mulai dari diri sendiri. Permasalahan yang dihadapi di Tnah Air hanyalah tidak adanya program terpadu serta koordinator dalam penanganan kebutaan, namun dalam hal ini para penggiat kesehatan tak tinggal dia, sudah berbagai cara mereka lakukan untuk meningkatkan pelayanan, seperti Deklarasi nasional, Gerakan Sejuta Kacamata,Gerakan Mataku Indonesiaku serta melibatkan 6 Institusi Pemerintah.
Para pemenang lomba foto oleh Kemenkes, acara ini melibatkan para pelajar yang merupakan target utama dalam kesadaran pentingnya mata sejak usia dini
Sesi tanya jawab membuat seminar kali ini lebih interaktif, berbagai pertanyaan seputar kesehatan mata bisa kita tanyakan langsung dengan ahlinya. "Lalu, bagaimana sih cara agar kita jauh dari gangguan penglihatan mata selain katarak yang memang karena umur?" hal ini pasti semua orang ingin tahu bukan? nah ! seperti ini caranya :

  • Biasakan berusaha untuk menghindari membaca dan menonton TV, bermain HP atau Laptop dari jarak yang terlalu dekat, pikirkan dampak yang akan kita terima jika kitaterlalu malas untuk menghindarinya.
  • Carilah tempat terang dengan intensitas cahaya yang cukup, tentunya dengan udara yang segar, dipastikan mata dan pikiran akan tetap sehat.
  • Olah raga lah yang teratur, dengan menggerakan mata ke berbagai arah agar mata menjadi lebih kuat dan elastis (namun tidak berlebihan).
  • Mengkonsumsi makanan yang baik untuk mata, seperti Wortel, Ikan salmon, Telur, Bayam, Alpukat, Brokoli, dan Bawang putih. Bisa dikatakan makanan yang mengandung Vitamin A (Biasanya terkandung dalam buah dan sayur yang berwarna orange) serta Coklat hitam juga loh bagus untuk mata karena mengandung flavonoid yang berfungsi untuk memperkuat pembulu darah pada mata sehingga memperkuat kornea dan retina mata kita.
  • Dan hal simple lainnya seperti Istirahat yang cukup serta hindari asap rokok.

Salah satu penanya dalam acara seminar kali ini
Untuk sesi selanjutnya, kita akan semakin dibawa lebih aktif oleh sang narasumber yang juga merupakan seorang Psikolog serta founder dari Counseling and Development Center Personal Growth, ialah dra. Ratih Ibrahim, M.M yang akan membahas tentang "Perilaku Sehat Mnecegah Gangguan Penglihatan dan Kebutaan". Dengan mengambil subjek yang tepat dra. Ratih membawakan materi yang cukup segar siang itu, dimulai dengan pembahasan perkembangan remaja yang pasti terjadi oleh hampir seluruh peserta seminar, memahami dan menerima peran dalam sosialnya, membina hubungan baik dengan teman sebayanya serta mengembangkan bilai diri sendiri dan kemampuan, potensi yang dimiliki para pelajar adalah hal mutlak dalam perkembangan di usia remaja.
dra Ratih saat memberikan sedikit ilmunya
Tanpa panjang lebar dra. Ratih langsung memberikan contoh fisik, mata belor dan postur tubuh yang jelek (bungkuk) adalah contoh dampak perilaku jelek yang akan berpengaruh pada mata kita, dan hal ini biasanya terjadi pada anak yang sering bermain gedget sehingga mengakibatkan anak sering menunduk seakan membawa beban hampir 27 kg. Untuk dampak sosial? anak yang terlalu sering bermain gedget akan mengacuhkan teman bicaranya, tidak memahami bahkan terisolasi dari lingkungannya. Nah ! untuk itu perlu adanya kesadaran dari diri sendiri dan orang tua dalam menyikapi masalah ini, cobalah untuk membagi waktu dengan membuat skala prioritas, penggunaan gedget memang amat diperlukan di era digital saat ini namun kita harus pikirkan dampak negatif nya. Kemudian kita harus disiplin untuk membuat sebuah batasan, dan jika anda orang tua, cobalah untuk menjadi role model bagi anak anda, tidak selalu berkutat dengan gedget anda, luangkan waktu dengan anak, ajak ngobrol serta beri perhatian yang sebenarnya masih mereka butuhkan diusia menginjak remaja. Dan yang pasti, gunakanlah gedget "secukupnya" sesuaikan dengan umur dan kebutuhan.

Hingga acara selelsai, para pelajar serta tamu undangan lainnya sangat antusias dengan acara ini, terlihat ruang seminar full

1 comment

  1. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih diberi indera penglihatan yang cukup baik, memang terkadang kita suka lupa atau kurang mengkonsumsi Vitamin A sehingga lambat laun akan berdampak pada mata kita. :-)

    ReplyDelete