Family Man Adalah Keniscayaan

Karakter "Family Man" memang selayaknya hadir di lingkungan keluarga, sosok lelaki yang melihat sang istri sebagai mitra dalam berumah tangga bukan hanya sekedar tukang masak ataupun penjaga anak saja ini sejatinya tak terlepas dari sebuah komunikasi yang baik antara istri dan suami, namun bagaimana dengan "single parent" ? apakah sosok Family Man juga akan tercipta ketika seorang lelaki harus berperan menjadi Ayah dan Ibu diwaktu yang bersamaan?

***

   Single Parent adalah salah satu hal yang sedang marak belakangan ini, berbagai faktor penyebabnya terus mencuat dan berkembang dipermukaan hingga akhirnya menghilang tanpa memberikan jawaban yang pasti. Meskipun demikian, fokus dari single parent adalah "proses" sesudahnya yang akan membutuhkan perjuangan yang cukup berat mengingat sosok Ayah ataupun Ibu harus menjadi keduanya diwaktu yang bersamaan. Lalu, apakah single parent bisa menghadirkan sosok family man dari sisi sang ayah? jawabanya pasti "ya", konon, Ayah adalah pahlawan pertama bagi anak laki-laki dan cinta pertama bagi anak perempuan, hal ini menjadi modal awal sang ayah menjadi family man meskipun nantinya berpengaruh pada pola asuh yang berbeda.

Ironinya, single parent terkadang sering lupa bahwa hulu dari semua kekecewaan adalah diri sendiri sehingga masa kecil anak terpaksa diikutsertakan dan berdampak buruk. Perlu diketahui bahwa masa kecil anak adalah waktu pemahaman, bukan pembelajaran, pengenalan akan hal-hal yang ada disekitarnya akan menjadi objek yang mereka tangkap, dan disinilah peran sang ayah yang memiliki sikap family man untuk selalu hadir dan mementingkan sang buah hati di atas kebutuhan lainnya. Wajibnya, sang ayah berperilaku layaknya orang tua lengkap yang tangguh dan berperan aktif di hadapan sang anak.

Menurut pandangan saya, sikap family man adalah mutlak, tidak boleh untuk tidak hadir dalam setiap pemikiran orang tua, dengan mementingkan anak dan mengutamakan keluarga diatas urusan lainnya namun masih dalam satu line kekeluargaan dengan membedakan hak dan kewajiban saya yakin semua ayah meskipun single parent siap untuk menjadi family man. DAN sebuah pilihan yang tepat pada masa kini jika seorang wanita memiliki pandangan untuk menemukan pria yang memiliki jiwa family man sebagai pendamping hidupnya, seiring dengan berjalannya waktu pria dengan karakter ini akan lebih memikat dibandingkan pria "keren" yang hanya sibuk dengan hobi dan goal nya sendiri.

Sosok inilah yang saya lihat dari Ir. Fachrul Muchsen (Arul Arista), atau yang biasa disapa "Kak Al". Founder Kabarindo dan Cinema Blogger ini rela mengurangi masa kerja demi menghadirkan sosok nya dihadapan ketiga anaknya, bahkan ia rela tidak menyelesaikan sebuah acara yang telah direncanakan sejak lama untuk memenuhi panggilan sang buah hatinya. Single parent memang sulit baginya, namun family man adalah hal mutlak yang dimilikinya.

"kalau dari kacamata saya, Kak Al itu ideal sebagai ayah. Kapan waktunya buat anak-anak, kapan waktunya kerja. Bahkan sering ketika acara nobar dengan KOPI beliau sering izin pulang lebih dulu karena harus jemput anak, dsb. Beliau juga sabar menghadapi anaknya yang aktif. nggak mudah loh mengurus tiga anak sekaligus bekerja buat seorang laki-laki" ujar Kak Kiki salah satu Blogger dan orang yang cukup dekat dengan sosok inspiratif ini.

Pengalaman saya kenal beliaulah yang membuat saya ingin menuliskan sedikit tentang nya, kerap terlihat ia membungkukan dirinya dan mensejajarkan tubuhnya hanya untuk menyapa anak-anak, bahkan sampai melakukan tos dan kenalan, hal kecil, simple namun humanis sekali bukan. Terlebih ketika saya berbincang dengan salah satu sahabatnya yang sudah dekat dengan dirinya hampir satu dasawarsa, Reza Indragiri namanya, biasa dipanggil Mas Reza ujarnya. "Arul sudah punya anak-anak, dengan demikian pemikiran dan tindakannya tentang anak adalah OTENTIK, langsung dari pengalaman aktual dari yang bersangkutan, dia juga rajin memprakarsai kegiatan-kegiatan terkait perlindungan anak, dia masuk dan mengajak orang lain untuk juga terlibat dalam dunia anak" tegas Mas Reza kepada saya.

Kak Al juga sering mengajak anak-anak "ngobrol", mendengarkan cerita mereka, hingga menuruti permintaan mereka akan corak, bentuk ataupun warna yang berbeda, prinsipnya orangtua tidak harus memaksa kehendaknya terhadap anak tapi fokusnya orang tua harus bisa menjadi sahabat anak. Baginya, panggilan telpon yang bertuliskan nama buah hatinya adalah panggilan wajib yang harus ia terima selain azan sholat, dalam keadaan meeting sekalipun ia rela menundanya demi menyapa anaknya. Karena, dari hal kecil inilah akan berdampak sesuatu yang besar pada perkembangan karakter anak, dalam hal ini family man tahu benar penggunaan telpon genggam yang semestinya, yaitu mendekatkan yang jauh, dan perlu digaris bawahi bahwa family man sekaligus single parent adalah sosok yang membuka dirinya dengan esensi yang sama saat ia berkeluarga,

Saya dengan Kak Al bersama dengan yang lain saat upacara di Istana minggu lalu, expresi dan gerak tangan di foto ini menjelaskan betapa cerianya beliau, sosok yang dekat dengan anak dan mampu menjadi sahabat anak.


2 comments

  1. Kak Al adalah sosok super daddy, sy sll salut dan bangga dgn beliau. Ditengah keterbatasan beliau sbg manusia tp beliau sll berusaha menjadi ayah yg baik utk ketiga anaknya. Tdk semua ayah mampu bersikap spt kak Al. Menjadi single parent tdklah mudah apalagi utk seorang laki-laki dg ke3 buah hatinya. Pokoknya kereeen beut ayah yg satu inj

    ReplyDelete