Wisata Singkat, Hemat & Bermanfaat Bersama KRL Commuterline


JAKARTA
Kota dengan sejuta harapan,
Kota dengan hiruk pikuk yang selalu sibuk,
Latar seseorang membuat drama kehidupan,
Hingga berakhir dengan kekaguman.

JAKARTA
Bisakah kita sedikit berdialog?
Kau ceritakan sebuah rahasia,
Dan aku ceritakan milik ku.
Namun, hanya kita yang tahu.

***

Sebagai sebuah kota yang penuh dengan gedung – gedung pencakar langit, Jakarta selalu menawarkan sebuah tampilan cityscape yang sangat indah untuk dinikmati, faktanya, saat matahari terbit maupun saat senja, banyak orang yang kagum dan merasa mendapatkan sapaan dari ibu kota Indonesia ini. Namun sayang, terkadang waktu tidak mengizinkan hal tersebut terjadi.
Untuk sebagian orang, melihat matahari terbit dan terbenam saja merupakan sebuah wisata, tapi tidak cukup untuk saya, sebagian orang berfikir tinggal disebuah kota harus mengeluarkan lebih untuk mendapatkan sebuah kesenangan, namun faktanya, Jakarta memiliki yang lebih dari sekedar “Kesenangan Berwisata” namun juga menawarkan “Hemat dan Bermanfaatnya Berwisata”.

Sebuah kesempatan besar bagi saya untuk dapat bergabung menjadi salah satu perserta #BloggerWisataKRL bersama dengan Komunitas Bloger Indonesia TDB (TaudariBlogger), karena komunitas Bloger ini selalu aktif dalam membuat tulisan – tulisan dalam setia pengalaman, dan juga kegiatan – kegiatan yang sering mereka buat. Dan kali ini, saya dan para member Komunitas Blogger Indonesia TDB bersiap untuk menjelajah beberapa tempat bersejarah di Jakarta dengan KRL Commuterline dan berjalan kaki.

KRL Commuterline yang siap menemani perjalanan #BloggerWisataKRL
(Dokpri)

  

Stasiun Manggarai

Karena bertajuk #BloggerWisataKRL, Stasiun Manggarai dipilih menjadi tempat pertemuan pertama untuk para peserta, karena tempatnya yang strategis dan disinilah tempat pertemuan serta transit beberapa arah KRL Commuterline.
Sabtu pagi (30/4), suasana cukup cerah dan ramai saat itu, namun nampak jelas para peserta wisata KRL sudah berkumpul dan siap dengan kamera, tongsis, dan perlengkapan lainnya. Tidak perlu menunggu lama, absensi telah dilakukan dan kami siap untuk menuju tempat wisata pertama sesuai dengan rute yang telah ditentukan yaitu “Patung Pahlawan”.

   Dengan menggunakan KRL Commuterline dari stasiun Manggarai menuju stasiun Gondangdia, kami pun telah resmi menjadi wisata KRL Commuterline, tidak hanya itu, bahkan kami diberikan secara gratis Kartu Multi Trip (KMT) edisi khusus yang terdapat logo Komunitas Blogger Indonesia TDB di sisi kanan kartu tersebut. Lalu, apasih KMT itu? KMT atau kepanjangan dari Kartu Multi Trip adalah Tiket Berlanggan yang bersifat fleksible, namun memiliki ketentuan tertentu, dan yang terpenting banyak kemudahan yang didapat jika menggunakan KMT saat anda menggunakan KRL Commuterline, diantaranya kalian tidak perlu antri untuk di loket setia hari untuk melakukan isi ulang, dengan catatan saldo KMT mencukupi pada batas minimal, yaitu Rp. 11.000,-. Selain tidak perlu antri, kartu yang memiliki tagline Cepat, Praktis, dan Efisien ini juga tidak mudah kadaluarsa, tidak seperti kartu lainnya yaitu THB atau Tiket Harian Berjamin yang hanya memiliki masa aktif selama satu minggu. KMT pun menjadi salah satu nilai positf yang ditawarkan oleh PT KCJ selaku pengelola dalam memberikan bentuk peningkatan pelayanan publik.


Tampilan KMT edisi khusus Tau Dari Blogger
(Dokpri)

Selain KMT, suasana didalam KRL Commuterline juga merupakan hal yang membuat perjalan kali ini begitu nyaman, suasana yang bersih karena selalu rutin dibersihkan oleh petugas kebersihan yang sengaja disediakan pihak PT KCJ, udara sejuk dan dingin, petugas keamanan yang disediakan didalam KRL yang membuat prngguna merasa aman, hingga fasilitas lainya seperti bangku prioritas dan berbagai macam petunjuk penggunaan didalam KRL tersebut merupakan bentuk nyata keseriusan PT KCJ dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap penggunaan KRL Commuetrline.

Suasana stasiun Gondangdia yang sangat nyaman dan bersih.
(Dokpri)

Sesampainya di Stasiun Gondangdia, kami peserta wisata KRL dibuat takjub sekali lagi dengan suasanan stasiun yang sangat bersih dan ramah, mulai dari kursi tunggu yang cukup banyak disediakan, tempat sampah, toilet, musholah, dan eskalator yang beroperasi.
Selesai sudah perjalanan kami dengan menggunakan KRL Commuetrline, namun bukan berarti wisata kami selesai, karena selanjutnya kami akan berjalan kaki menuju tempat selanjutnya yaitu “Patung Pahlawan”, cukup dekat dengan stasiun, selain menyehatkan, berjalan kaki juga membuat saya dan peserta lainnya melihat banyak tempat disepanjang perjalanan yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. 

Selfie sebelum melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki... semangat !
Dengan berjalan kaki membuat kami jadi bisa melihat suasana sekitar stasiun yang cukup asri dan banyak bangunan - banguna bergaya tempu dulu.
(Dokpri)

Patung Pahlawan

   Tidak sampai 10 menit, kami pun sampai di sekitar patung pahlawan, nampak tidak asing jika kami lihat wujud patung tersebut, karena jelas selama ini kami mengenalnya dengan sebutan patung “Pak Tani”. Mas Anggra, selaku ketua acara ini sedikit menjelaskan tentang sejarah patung tersebut, konon patung pak tani ini adalah seorang pria bercaping dan seorang wanita, digambarkan sosok ibu  yang melepas kepergian anaknya ke medan pertempuran. Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan si pembuat patung yang berkebangsaan Rusia, yaitu Matvey Manizer dan Ossip Manizer yang mendapatkan inspirasi dari cerita rakyat yang berasal dari Jawa Barat saat seorang ibu membekali makanan dan harapan untuk anaknya yang akan berjuang di medan perang.

Nampak antusiasme para peserta mendengarkan sejarah tentang patung pahlawan oleh Mas Anggara.

Meskipun telah dikelilingi oleh banyaknya gedung - gedung tinggi, patung "Pak Tani" ini tetap berdiri sebagai icon diwilayah sekitar.
(Dokpri)

Perjalanan dilanjutkan, cukup jauh, namun seperti yang saya bilang diawal, Jakarta memiliki “rahasia” yang tak ingin diceritakan, pemandangan jalan beserta bangunan – bangunan khas tempo dulu membuat kita seakan berdialog dengan jakarta untuk membicarakan rahasia yang tidak ingin diceritakan, perjalananpun tidak terasa dan kami telah sampai di tempat selanjutnya yaitu “Museum Kebangkitan Nasional”


Museum Kebangkitan Nasional

   Berada di dalam kompleks Gedung Kebangkitan Nasional, yakni salah satu gedung – gedung bersejarah di wilayah DKI Jakarta yang dilindungi oleh UU RI No. 5, Tahun 1992 tentang “Benda Cagar Budaya” menjadikan Museum Kebangkita Nasional ini sangat rapih dan terjaga dari segala aspek, mulai darii kebersihan, ketertiban hingga pengelolahan gedung yang mendukung berbagai acara yang bersifat positif, contohnya pada saat rekan blogger berkunjung pada hari itu juga sedang berlangsung acara “Pameran Sisi Lain Kartini” yang menampilkan segala sesuatu tentang Ibu Kartini hingga acara fashion show anak – anak yang menggunakan baju tradisional, lucu dan menggemaskan tingkah anak – anak tersebut membuat antusiasme para pengunjung lain bertambah besar untuk datang ke sebuah acara di museum pastinya.

Tampak depan Museum Kebangkitan Nasional yang cukup ramaisaat itu.

Pintu masuk museum yang sangat artistik dengan berbagai informasi, disini kita akan diminta untuk registrasi nama, namun free untuk biaya masuknya.

Museum yang terletak di Jalan Abdul Rachman Saleh No. 26, RT 4 RW 5, Senen, Jakarta Pusat ini dulunya merupakan gedung Sekolah Kedonteran untuk orang – orang bumiputera yang berasa dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia, dulu memiliki sebutan STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) yang juga digunakan untuk asrama hingga sekolah selesai.
Memulai masuk kedalam bangunan gedung, nampak asri seperti yang saya tulis diatas, lorong yang bersih hingga keadaan gedung yang dijaga keasliannya, patung – patung tertata rapi berdampingan dengan banyaknya koleksi museum lainnya seperti perlengkapan kesehatan pada masa itu, diorama, peta, sketsa dan beberapa miniatur.

Salah satu lorong di Museum, keadaan yang masih asli dan sangat bersih.
Koleksi museum tentang gambaran pengajaran pada saat itu.

Koleksi di museum ini, di buat semirip mungkin dengan gambaran saat itu agar terlihat nyata.

Salah satu patung koleksi yang terdapat di ruang dalam, museum ini juga banyak memiliki ruangan dengan koleksi yang berbeda-beda.

Beberapa koleksi Museum Kebangkitan Nasional yang dapat anda lihat jika berkunjung.
(Dokpri)
Sungguh pilihan yang sangat tepat sekali jika meluangkan waktu sejenak ke museum ini, tempat duduk yang juga asyik dibuat untuk berbincang bahkan mengajak anak anda untuk dapat berwisata, belajar hingga bermain, dan yang lebih menjanjikan lagi, anda tidak perlu mngeluarkan uang sepeserpun untuk masuk ke museum ini.

Selain menyimpan benda-benda bersejarah, museum ini juga bisa dijadikan arena bermain, namun tetap harus sesuai peraturan yang berlaku.

Ice Cream Baltic

Ini kali pertama saya datang ke tempat ini, sebelum mencoba, selfie dulu ya.... 

Rute selanjutnya yang akan kami kunjungi adalah wisata kuliner, kali ini kami akan mencoba betapa nikmatnya ice cream yang sudah ada sejak tahun 1939, bertempat di Jalan Kramat Raya No. 10 – 11, senen yang bernama “ Ice Cream Baltic”, jam buka nya mulai dari pukul 11.00 – 23.00 setiap hari senin – minggu karena ini merupakan bisnis rumahan ternyata, harganya juga tidak mahal, hanya berkisar dari Rp. 5.500,- hingga Rp. 50.000,-.

Harga yang sangat bersahabat dan sejarah dibalik kesuksesannya membuat saya ingin mencoba Ice Cream yang satu ini.

Ice Cream ini memiliki rasa yang khas, tekstur yang lembut juga saya rasakan karena ternyata bahan yang digunakan dalam pembuatannya seluruhnya alami. Variasi nya juga banyak, mulai dari cup, cone, stick maupun dalam bentuk kue tart, varian rasanya pun cukup beragam, ada cokelat, vanilla, stroberi, kopyor, durian, nangka, hingga pepermint dan green tea.

Kami tidak lupa untuk berfoto bersama saat menikmati Ice cream Baltic

Setelah cukup lama beristirahat di Ice Cream Baltic, beberapa dari kami melanjutkan perjalanan ke Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) yang tidak jauh dari lokasi ice cream baltic tersebut, cukup dengan berjalan kaki kembali, kami pun sampai di lokasi untuk ishoma. Keramahan semakin terjadi saat santap siang, obrolan- obrolan kecil mulai kami lakukan untuk menjaga hubungan antar sesama blogger, hingga akhirnya waktu kembali yang memisahkan.

Saya dan peserta wisata lainnya berfoto saat selesai berbincang-bincang di kantor PMI

Acara telah selesai, saya pun berniat untuk pulang menggunakan KRL Commuterline kembali, cukup membingungkan akan menggunakan apa, namun metromini bertuliskan stasiun manggarai menjadi pilihan saya untuk kembali.
Meskipun singkat, wisata menggunakan KRL merupakan langkah yang tepat untuk melakukan wisata singkat di Jakarta, bagaimana tidak banyak orang yang berfikir bahwa wisata harus jauh dan mahal, namun dengan KRL Commuter line dan beberapa informasi tempat bersejarah di jakarta dan niat tentunya kita bisa langsung mengeksekusinya.

Untuk acara kali ini, saya ucapkan banyak terima kasih kepada Komunitas Blogger Indonesia TDB yang berkenan mengajak saya, PT KCJ - KRL Commuterline untuk fasilitas pengalamannya, pengelola Museum Kebangkitan Nasional, Pelayanan di Ice Cream Baltic, hingga PMI Jakarta dan juga Lem FOX yang memberikan kisah menarik, menyenangkan dan bermanfaat pada hari ini. Saya berharap acara ini dapat terulang kembali dengan konsep yang lebih menarik dan lebih banyak tempat yang akan saya dan peserta lain kunjungi.

Bingkisan dari Lem FOX untuk kegiatan Wisata KRL


*** For more info bisa kita cek di twitter @riyardiarisman atau @taudariblogger dengan hastag #BloggerWisataKRL, sampai jumpa di cerita berikutnya.....***

No comments